Iklan

banner image
banner image

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KONSUMEN, PERSEPSI KUALITAS, DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI  KONSUMEN PERSEPSI KUALITAS DAN  SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN  PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI 
KONSUMEN, PERSEPSI KUALITAS, DAN 
SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN 
PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA
 (Studi pada Konsumen Sepeda Motor Honda di Semarang) 
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro
Disusun oleh :
YAN JANUAR AKBAR
NIM. C2A 006 146
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2010ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Nama Penyusun : Yan Januar Akbar
Nomor Induk Mahasiswa : C2A006146
Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Manajemen
Judul Penelitian Skripsi : ANALISIS PENGARUH MOTIVASI
KONSUMEN, PERSEPSI KUALITAS,
DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA
MOTOR HONDA (Studi pada
Konsumen Sepeda Motor Honda di
Semarang)
Dosen Pembimbing : Ismi Darmastuti, SE., MSi
 Semarang, 27 April 2010
 Dosen Pembimbing,
 Ismi Darmastuti, SE., MSi
 NIP. 197 508 062 000 032 001 iii
PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN
Nama Penyusun : Yan Januar Akbar
Nomor Induk Mahasiswa : C2A006146
Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Manajemen
Judul Penelitian Skripsi : ANALISIS PENGARUH MOTIVASI
KONSUMEN, PERSEPSI KUALITAS,
DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA
MOTOR HONDA (Studi pada
Konsumen Sepeda Motor Honda di
Semarang)
Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal 10 Mei 2010
Tim Penguji :
1. Ismi Darmastuti, SE., MSi ( ………………………….)
2. Drs. Suryono Budi Santoso, MM ( ………………………….)
3. I Made Bayu Dirgantara, SE., MM ( ………………………….) iv
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Yan Januar Akbar, menyatakan
bahwa skripsi dengan judul: Analisis Pengaruh Motivasi Konsumen, Persepsi
Kualitas, dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda
Motor Honda (Studi pada Konsumen Sepeda Motor Honda di Semarang),
adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini saya menyatakan dengan
sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian
tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam
bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat
atau pemikiran dari penulis lain, yang saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya
sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin,
tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan
penulis aslinya.
Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut
di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi
yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa
saya melakukan tidakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil
pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh
universitas batal saya terima.
Semarang, 27 April 2010
Yang membuat pernyataan,
YAN JANUAR AKBAR
NIM. C2A 006 146 v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila
kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan
sesungguhnya (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah
hendaknya kamu berharap.”
(Al-insyiroh: 6-8)
Sebuah persembahan bagi kedua orang tuaku tercinta
“Bapak Imam Suyanto dan Ibu Ely Septiyani”
Atas keringat dan doa yang engkau curahkan selama ini vi
ABSTRACT
This research was based a decrease in sales of Honda motorcycles in the
period 2005-2008. This sales decline shows a decrease in consumer buying
decisions on Honda motorcycle products that can be formulated in this research
that how consumers buying decision in the midst of motorcycle competition
phenomenon becoming more strictly based on the consumer motivation, perceived
quality, and consumer attitudes. The aim of the research is to analyze the
influence of consumer motivation, perceived quality, and consumer attitudes
toward buying decision of the Honda motorcycles.
This research uses quantitative and qualitative methods. Data collected by
questionnaire and interview techniques. The respondents in this research are 100
people who fulfill in one of five criteria; initiating, influencing, decision making,
buying, and using Honda motorcycles in the city of Semarang. Three hypotheses
are formulated and tested using Regression Analysis. Then qualitative analyze
taken from interpretation of data by giving information and explanation The
result shows that consumers motivation, perceived quality, and consumer
attitudes have significant relationship with buying decision. Consumer motivation
has higher influences for buying decisions than perceived quality and consumer
attitudes.
Keywords: Buying Decision, Consumer Motivation, Perceived Quality, Consumer
Attitudes. vii
ABSTRAKSI
Penelitian ini dilatarbelakangi adanya penurunan penjualan sepeda motor
Honda dalam kurun waktu 2005-2008. Penurunan penjualan ini menunjukkan
adanya penurunan keputusan pembelian konsumen pada produk sepeda motor
Honda sehingga dapat dirumuskan dalam penelitian ini bahwa bagaimana
konsumen mengambil keputusan pembelian sepeda motor di tengah fenomena
persaingan yang semakin ketat yang berdasarkan pada motivasi konsumen,
persepsi kualitas, dan sikap konsumen. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis pengaruh motivasi konsumen, persepsi kualitas, dan sikap konsumen
terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda.
 Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Data
dikumpulkan dengan teknik kuesioner dan wawancara. Responden dalam
penelitian ini sebanyak 100 orang yang memenuhi satu dari lima kriteria;
pemrakarsa (initiator), pemberi pengaruh (influencer), pengambilan keputusan
(decider), pembeli (buyer), pemakai (user) sepeda motor Honda di Kota
Semarang. Tiga hipotesis diformulasikan dan diuji menggunakan Analisis
Regresi. Sementara analisis kualitatif diambil dari interpretasi data dengan
memberikan keterangan dan penjelasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
motivasi konsumen, persepsi kualitas, dan sikap konsumen mempunyai hubungan
signifikan dengan keputusan pembelian. Motivasi konsumen juga berpengaruh
lebih tinggi terhadap keputusan pembelian daripada persepsi kualitas dan sikap
konsumen.
Kata Kunci: Keputusan Pembelian, Motivasi Konsumen, Persepsi Kualitas,
Sikap Konsumen. viii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Pengaruh Motivasi
Konsumen, Persepsi Kualitas, dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan
Pembelian Sepeda Motor Honda (Studi pada Konsumen Sepeda Motor
Honda di Semarang)”, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program
Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa
adanya dukungan, bantuan, bimbingan, dan nasehat dari berbagai pihak selama
penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih
setulus-tulusnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Moch. Chabachib, Msi, Akt, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro Semarang.
2. Ibu Ismi Darmastuti, SE., MSi, selaku dosen pembimbing skripsi atas segala
bimbingan, arahan serta saran yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan dengan baik.
3. Bapak Drs. R. Djoko Sampurno, selaku dosen wali yang telah membantu
penulis dalam mengikuti dan menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro.
4. Seluruh staff pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro yang telah
memberikan ilmu pengetahuan yang tak ternilai selama penulis menempuh
pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
5. Kedua orang tua penulis, Imam Suyanto dan Ely Septiyani, yang selalu
memberikan kasih sayang, doa, nasehat, serta atas kesabarannya yang luar
biasa dalam setiap langkah hidup penulis, yang merupakan anugrah terbesar
dalam hidup. Penulis berharap dapat menjadi anak yang dapat dibanggakan.
6. Adik penulis tercinta, Yan Febrauti Auliya, terima kasih atas doa dan segala
dukungan. ix
7. My Lovely, Cici Endah Nurshanty, yang selalu memotivasi, mendukung, dan
menemani penulis. Terimakasih atas kesabaran dan kasih sayang yang
diberikan.
8. Joksun, Ucup, Rifki, Susandi, Faiz, Ismail, Angga, Agung yang menjadi
sahabat penulis dengan ketulusan hati selalu mendukung, berbagi suka dan
duka, dan melewati 4 tahun bersama-sama penulis.
9. Teman-teman penulis selama berada di Fakultas Ekonomi UNDIP. Adhitya
Pradana, Alga, Arif, Astri, Asnia, Ci’Mel, Fajar, Harvied, Hilmi, Iis, Ikhsan,
Miun, Nina, Rully, Sasa, Sufi, Satria, Unggul, Widdi, Wira, Wuri, dan Yere.
Terima kasih atas bantuan, saran, diskusi, serta kerja samanya.
10. Seluruh teman-teman penulis di FE UNDIP angkatan 2006 yang tidak dapat
disebutkan namanya satu per satu. Terimakasih atas pertemanan selama ini.
11. Teman-teman Kos Abu-abu. Adi, Akbar, Ambon, Dodi, Dolop, Erwin, Iqbal,
Whay, Panjul, Pak Lik, Rudi, Temi, Tri, Yoyon. Terima kasih atas
kesenangan, canda tawa yang membahagiakan dan menjadi keluarga baru
bagi penulis. Special thanks to Jiteng and Kalipoh.
12. Seluruh responden yang telah memberikan waktu dan informasi untuk
membantu penyelesaian skripsi ini.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah dengan
tulus ikhlas memberikan doa dan motivasi sehingga dapat terselesaikannya
skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,
karena itu segala kritik dan saran yang membangun akan menyempurnakan
penulisan skripsi ini serta bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
Semarang, 27 April 2010
 Penulis,
 Yan Januar Akbar x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN ....................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ..................................................... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................. v
ABSTRACT .......................................................................................................... vi
ABSTRAKSI ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 14
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................. 15
1.3.1 Tujuan Penelitian ......................................................... 15
1.3.2 Kegunaan Penelitian..................................................... 15
1.4 Sistematika Penulisan .............................................................. 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu ............................... 18
2.1.1 Landasan Teori ............................................................. 18
2.1.1.1 Pemasaran ..................................................... 18
2.1.1.2 Perilaku Konsumen ....................................... 19
2.1.2 Motivasi Konsumen ..................................................... 21
2.1.2.1 Teori Motivasi .............................................. 24
2.1.2.2 Hubungan Motivasi Konsumen dengan
Keputusan Pembelian ................................... 27
2.1.3 Persepsi Kualitas .......................................................... 28
2.1.3.1 Proses Pembentukan Persepsi ....................... 36
2.1.3.2 Hubungan Persepsi Kualitas dengan
Keputusan Pembelian ................................... 36
2.1.4 Sikap Konsumen .......................................................... 38
2.1.4.1 Komponen Sikap .......................................... 39
2.1.4.2 Ciri-ciri Sikap ............................................... 39
2.1.4.3 Fungsi Sikap ................................................. 40
2.1.4.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap ..... 41 xi
2.1.4.5 Cara Pengukuran Sikap ................................. 43
2.1.4.6 Model Sikap .................................................. 43
2.1.4.7 Hubungan Sikap Konsumen dengan
Keputusan Pembelian ................................... 46
2.1.5 Keputusan Pembelian ................................................... 47
2.1.5.1 Konsep Keputusan Pembelian....................... 48
2.1.5.2 Perananan-peranan dalam Proses
 Pengambilan Keputusan Pembelian .............. 53
2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................ 54
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................... 56
2.4 Hipotesis ................................................................................... 56
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional ......................... 58
3.2 Penentuan Populasi dan Sampel............................................... 59
3.2.1 Populasi ........................................................................ 59
3.2.2 Sampel .......................................................................... 60
3.3 Jenis dan Sumber Data ............................................................. 62
3.4 Metode Pengumpulan Data ...................................................... 63
3.4.1 Kuesioner ..................................................................... 63
3.4.2 Wawancara ................................................................... 64
3.5 Metode Analisis Data ............................................................... 64
3.5.1 Analisis Data Kualitatif ................................................ 64
3.5.2 Analisis Data Kuantitatif .............................................. 65
3.5.2.1 Uji Validitas .................................................. 65
3.5.2.2 Uji Reliabilitas .............................................. 66
3.5.3 Analisis Angka Indeks ................................................. 66
3.5.4 Uji Asumsi Klasik ........................................................ 68
3.5.4.1 Uji Multikolinearitas ..................................... 68
3.5.4.2 Uji Heteroskedastisitas ................................. 68
3.5.4.3 Uji Normalitas .............................................. 69
3.5.5 Analisis Regresi Berganda ........................................... 70
3.5.6 Uji Goodness of Fit ...................................................... 71
3.5.6.1 Uji F (Uji Simultan) ...................................... 71
3.5.6.2 Uji t (Uji Parsial) .......................................... 73
3.5.7 Koefisien Determinasi (R2
) .......................................... 73
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ....................................................... 75
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ...................................... 75
4.2 Gambaran Umum Responden .................................................. 77
4.2.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis xii
Kelamin ........................................................................ 78
4.2.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Umur ....... 78
4.2.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis
Pekerjaan ...................................................................... 79
4.2.4 Gambaran Umum Responden Berdasarkan
Pengeluaran Per Bulan ................................................. 80
4.3 Analisis Data ............................................................................ 81
4.3.1 Uji Validitas ................................................................. 81
4.3.2 Uji Reliabilitas ............................................................. 84
4.4 Analisis Indeks Jawaban Responden Per Variabel .................. 84
4.4.1 Analisis Indeks Jawaban Responden Tentang
Motivasi Konsumen ..................................................... 86
4.4.2 Analisis Indeks Jawaban Responden Tentang
Persepsi Kualitas .......................................................... 90
4.4.3 Analisis Indeks Jawaban Responden Tentang Sikap
Konsumen .................................................................... 94
4.4.4 Analisis Indeks Jawaban Responden Tentang
Keputusan Pembelian ................................................... 98
4.5 Uji Asumsi Klasik .................................................................... 102
4.5.1 Uji Multikolinearitas .................................................... 102
4.5.2 Uji Heteroskedastisitas ................................................. 103
4.5.3 Uji Normalitas .............................................................. 104
4.6 Analisa Regresi Berganda ........................................................ 105
4.7 Uji Goodness of Fit .................................................................. 107
4.7.1 Uji F (Uji Simultan) ..................................................... 107
4.7.2 Uji t (Uji Parsial) .......................................................... 108
4.8 Koefisien Determinasi (R2
) ...................................................... 109
4.9 Pembahasan .............................................................................. 110
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 115
5.2 Keterbatasan ............................................................................. 117
5.3 Saran ......................................................................................... 118
5.3.1 Implikasi Kebijakan ..................................................... 118
5.3.2 Saran Penelitian yang Akan Datang ............................. 121
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 122
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................. 125 xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 : Top Brand Index Kategori Otomotif (Sepeda Motor) Tahun
2008-2009 ............................................................................ 9
Tabel 3.1 : Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional ...................... 58
Tabel 3.2 : Skala Likert pada Pertanyaan Tertutup ................................. 64
Tabel 4.1 : Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................ 78
Tabel 4.2 : Responden Berdasarkan Umur .............................................. 79
Tabel 4.3 : Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan .............................. 80
Tabel 4.4 : Responden Berdasarkan Pengeluaran Per Bulan .................. 81
Tabel 4.5 : Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Konsumen ................ 82
Tabel 4.6 : Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Kualitas ..................... 82
Tabel 4.7 : Hasil Uji Validitas Variabel Sikap Konsumen...................... 83
Tabel 4.8 : Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian .............. 83
Tabel 4.9 : Hasil Uji Reliabilitas ............................................................. 84
Tabel 4.10 : Frekuensi Jawaban Variabel Motivasi Konsumen ................ 86
Tabel 4.11 : Deskripsi Indeks Motivasi Konsumen .................................. 88
Tabel 4.12 : Frekuensi Jawaban Variabel Persepsi Kualitas ..................... 90
Tabel 4.13 : Deskripsi Indeks Persepsi Kualitas ....................................... 92
Tabel 4.14 : Frekuensi Jawaban Variabel Sikap Konsumen ..................... 94
Tabel 4.15 : Deskripsi Indeks Sikap Konsumen ....................................... 96
Tabel 4.16 : Frekuensi Jawaban Variabel Keputusan Pembelian ............. 98
Tabel 4.17 : Deskripsi Indeks Keputusan Pembelian ................................ 100
Tabel 4.18 : Nilai Tolerance dan FIV ....................................................... 102
Tabel 4.19 : Matrik Korelasi Variabel Independen ................................... 103
Tabel 4.20 : Hasil Uji Regresi Berganda ................................................... 106
Tabel 4.21 : Hasil Uji F ............................................................................. 107
Tabel 4.22 : Hasil Uji t .............................................................................. 108
Tabel 4.23 : Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................... 110 xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 : Grafik Penjualan Sepeda Motor di Indonesia (dalam Unit) .. 5
Gambar 1.2 : Grafik Penjualan Sepeda Motor di Indonesia (dalam %) ...... 6
Gambar 2.1 : Model Perilaku Konsumen .................................................... 20
Gambar 2.2 : Model Proses Keputusan Pembelian ..................................... 48
Gambar 2.3 : Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................ 56
Gambar 4.1 : Hasil Uji Heteroskedastisitas (Grafik Scatter Plot) .............. 104
Gambar 4.2 : Hasil Uji Normalitas (Grafik Normal Probabilty Plot) ........ 105 xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A : Kuesioner
Lampiran B : Data Mentah Kuesioner
Lampiran C : Tabel Frekuensi
Lampiran D : Hasil Uji Validitas
Lampiran E : Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran F : Hasil Uji Asumsi Klasik
Lampiran G : Hasil Uji Goodness of Fit1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan usaha dewasa ini telah diwarnai dengan berbagai macam
persaingan di segala bidang. Salah satunya adalah persaingan bisnis yang semakin
ketat yang mengakibatkan perubahan perilaku konsumen di dalam mengambil
keputusan untuk membeli suatu produk. Mengingat perkembangan teknologi yang
makin dinamis, manusia dituntut dengan cepat dan tepat untuk bertindak agar
tidak kalah bersaing. Melihat kondisi tersebut menyebabkan pebisnis semakin
dituntut untuk mempunyai strategi yang tepat dalam memenuhi target volume
penjualan (Wahyuni, 2008). Dengan demikian, setiap perusahaan harus
memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya karena kelangsungan hidup
perusahaan tersebut sebagai organisasi yang berusaha memenuhi kebutuhan dan
keinginan para konsumen sangat tergantung pada perilaku konsumennya
(Tjiptono, 2001).
Kondisi yang selalu berubah mengakibatkan para pemasok mengalami
kesulitan di dalam membentuk dan menciptakan pelanggan yang loyal. Perubahan
dari kondisi ini juga mengakibatkan terjadinya pergeseran dari perekonomian
diantaranya, seperti: (1). Dari produksi yang mengandalkan kemajuan teknologi
beralih pada kepuasan konsumen yang mengutamakan pelayanan, (2). Dari
konsumsi yang menekankan pada kepuasan beralih ke konsumsi yang
menekankan pada pelestarian lingkungan, pemanfaatan sumber daya secara 2
efisien, pencegahan polusi, dan pendaur ulangan, (3). Menurunnya data beli
konsumen sejak terjadinya krisis ekonomi tahun 1997, dimana semua perusahaan
tersebut mengakibatkan persaingan bisnis yang semakain ketat, sehingga akan
mempengaruhi perilaku konsumen yang meliputi 3 hal yaitu: (1). Konsumen
mempunyai perhatian yang lebih besar terhadap kualitas dan nilai, (2). Waktu
akan sangat berharga bagi konsumen, (3). Kesadaran konsumen terhadap harga
semakain besar (Dharmmesta, 1999).
Dalam meningkatkan persaingan masing-masing perusahaan harus dapat
memenangkan persaingan tersebut dengan menampilkan produk yang terbaik dan
dapat memenuhi selera konsumen yang selalu berkembang dan berubah-ubah
(Kotler, 2000). Seiring dengan perkembangan jaman dan semakin meningkatnya
kebutuhan alat transpotasi membawa angin segar bagi perusahaan otomotif
terutama di bidang sepeda motor, yang mana sangat dibutuhkan oleh banyak
orang selain harganya terjangkau dan mudah perawatannya. Persaingan yang
semakin ketat terjadi di dalam dunia otomotif khususnya produk sepeda motor
karena produk ini merupakan alat transportasi darat yang paling dominan banyak
dimiliki dan dibutuhkan oleh masyarakat. Memang tidak mudah menjadi yang
terbaik selain harus menyediakan kualitas terbaik juga ada faktor pola perilaku
konsumen yang tidak mudah ditebak apalagi di Indonesia yang terdiri dari banyak
pulau, sehingga memiliki ragam pola perilaku yang berbeda pula.
Perilaku konsumen (consumer behavior) merupakan tindakan-tindakan
individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan
menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang 3
mendahului dan mengikuti tindakan-tindakan tersebut (Engel, et al., 1994). Dari
pengertian tersebut dapat diketahui bahwa pemahaman terhadap perilaku
konsumen bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi cukup sulit dan kompleks,
khususnya disebabkan oleh banyaknya variabel yang mempengaruhi dan variabelvariabel tersebut saling berinteraksi. Meskipun demikian, bila hal tersebut dapat
dilakukan, maka perusahaan yang bersangkutan akan dapat meraih keuntungan
yang jauh lebih besar dari pada pesaingnya, karena dengan dipahaminya perilaku
konsumen, perusahaan dapat memberikan kepuasan secara lebih baik kepada
konsumen (Kotler, 2005).
Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari dua
pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya. Umumnya ada
lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang. Ada kalanya kelima peran
ini dipegang oleh satu orang. Namun, seringkali peranan tersebut dilakukan oleh
beberapa orang. Pemahaman mengenai masing-masing peranan ini sangat berguna
dalam rangka memuaskan kebutuhan kebutuhan konsumen dan keinginan
konsumen. Kelima peran tersebut meliputi, pemrakarsa (initiator), pemberi
pengaruh (influencer), pengambilan keputusan (decider), pembeli (buyer),
pemakai (user) (Kotler, 2005).
Perilaku konsumen lain yang mesti dicatat adalah masalah pengambilan
keputusan dalam pembelian. Pengambilan keputusan konsumen dalam pembelian
motor bebek diwarnai oleh pertimbangan rasional yang sangat bertumpu pada
functional benefit. Sisi ekonomis menjadi pertimbangan utama sebagai pembentuk 4
loyalitas. Reseller market sangat menentukan loyalitas ini. Mereka dapat
mengabaikan kenyaman, demi nilai ekonomis ini (Susanto, 2006).
Saat ini banyak sekali bermunculan merek sepeda motor dengan berbagai
model, desain, memberikan kualitas yang bagus, dan harga yang cukup bersaing.
Hal ini ditunjukkan pada semakin maraknya bisnis ini dengan perkembangan yang
spektakuler. Bagi perusahaan yang bergerak di bidang otomotif hal ini merupakan
suatu peluang untuk menguasai pangsa pasar.
Persaingan yang sangat ketat juga dapat dilihat dari jumlah perusahaan
yang ada dalam industri sepeda motor di Indonesia yang menurut Asosiasi
Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), saat ini terdapat 77 perusahaan
assembling, manufaktur dan importir sepeda motor di Indonesia yang tercatat di
Departemen Perindustrian dan Perdagangan (Deperindag). Dari jumlah tersebut, 6
diantaranya anggota AISI yaitu Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, Kymco, dan
Piaggio, serta 71 perusahaan lainnya di luar keanggotaan AISI. Dilihat dari
banyaknya perusahaan yang berada dalam industri sepeda motor yang
menawarkan hasil produksinya dalam keunggulan masing-masing menunjukkan
bahwa persaingan pada industri sepeda motor saat ini sangatlah ketat (Miranti,
2004).
Dyonisius Beti (2009) menyatakan bahwa pertumbuhan pasar sepeda
motor akan lebih panjang mengingat populasi sepeda motor dibanding jumlah
penduduk relatif kecil. Kalau di Thailand 1:4, artinya 4 orang per 1 motor, di
Jakarta rasionya belum mencapai 1:5. Bahkan untuk rata-rata wilayah di Indonesia
baru mencapai 1:7,8. Selain itu tingkat PDB Indonesia yang relatif rendah menunjukkan indikasi sepeda motor masih menjadi sarana transportasi yang dapat
dijangkau dibanding mobil.
Grafik Penjualan Sepeda
 Sumber : http://www.aisi.or.id
 Grafik penjualan s
sepeda motor Honda men
meruntuhkan dominasi sepeda motor Honda sebagai
terlihat dalam periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2007
tiga tahun tersebut penjualan sepeda motor Honda berangsur
Pada tahun 2006 penjualan sepeda motor Honda mengalami
308.022 unit dibandingkan dengan tahun 2005. Pada tahun berikutnya, yaitu tahun
2007, penjualan sepeda motor Honda juga mengalami
0.00
500,000.00
1,000,000.00
1,500,000.00
2,000,000.00
2,500,000.00
3,000,000.00
Honda
Yamaha
Suzuki
Kawazaki
Lainnya
Jumlah Penjualan (dalam Unit)
menunjukkan indikasi sepeda motor masih menjadi sarana transportasi yang dapat
dijangkau dibanding mobil.
Gambar 1.1
Penjualan Sepeda Motor di Indonesia (dalam Unit)
//www.aisi.or.id dan Majalah “INVESTOR” edisi Oktober 2009
penjualan sepeda motor di Indonesia di atas menunjukkan bahwa
sepeda motor Honda mengalami penurunan penjualan secara bertahap
meruntuhkan dominasi sepeda motor Honda sebagai market leader
terlihat dalam periode tahun 2005 sampai dengan tahun 2007, pada kurun waktu
tahun tersebut penjualan sepeda motor Honda berangsur-angsur menurun.
Pada tahun 2006 penjualan sepeda motor Honda mengalami penurunan sebesar
308.022 unit dibandingkan dengan tahun 2005. Pada tahun berikutnya, yaitu tahun
2007, penjualan sepeda motor Honda juga mengalami penurunan sebesar
2005 2006 2007 2008
2,648,190 2,340,168 2,141,015 2,874,576
1,224,595 1,458,561 1,833,506 2,465,546
1,091,962 569,041 637,031 793,742
74,128 33,686 38,314 44,690
35,329 26,379 38,397 37,295
5
menunjukkan indikasi sepeda motor masih menjadi sarana transportasi yang dapat
Motor di Indonesia (dalam Unit)
Majalah “INVESTOR” edisi Oktober 2009
menunjukkan bahwa
secara bertahap yang dapat
market leader. Hal ini dapat
, pada kurun waktu
angsur menurun.
penurunan sebesar
308.022 unit dibandingkan dengan tahun 2005. Pada tahun berikutnya, yaitu tahun
penurunan sebesar 199.153
2009
(JanAgust)
1,698,558
1,683,778
293,439
39,521
2,754 6
unit dibandingkan dengan tahun 2006 dan mengalami peningkatan penjualan
sebesar 733.561 unit ditahun 2008 yang sedikit memberikan nafas lega bagi
manajemen sepeda motor Honda. Sedangkan disatu sisi, perusahaan kompetitor
utama Honda yaitu Yamaha sedang mengalami tren peningkatan penjualan, jika
hal ini dibiarkan terjadi, maka semakin lama dominasi Honda akan runtuh dan
digantikan oleh produk Yamaha.
Gambar 1.2
Grafik Penjualan Sepeda Motor di Indonesia (dalam %)
 Sumber : http://www.aisi.or.id dan Majalah “INVESTOR” edisi Oktober 2009
 Grafik di atas menunjukkan bahwa total 100% penjualan dari lima tahun
terakhir, Honda mampu menjual 52,19% ditahun 2005, 52,85% ditahun 2006,
45,67% ditahun 2007, dan 46,25% ditahun 2008 serta ditahun 2009 sampai bulan
Agustus 45,68%. Dari grafik tersebut, juga dapat disimpulkan bahwa marker
share Honda dalam kurun waktu lima tahun terakhir mengalami penurunan
sedangkan Yamaha mengalami peningkatan marker share yang sangat pesat.
52.19 52.85
45.67 46.25 45.68
24.13
32.94
39.11 39.67
45.29
21.52
12.85 13.59 12.77
7.89
1.46 0.7 0.76 0.6 0.82 0.76 0.6 1.06 0.07
0
10
20
30
40
50
60
2005 2006 2007 2008 2009 (JanAgust)
Penjualan Sepeda Motor di Indonesia
(dalam %)
Tahun
Honda
Yamaha
Suzuki
Kawazaki
Lainnya7
Selain itu dalam kurun waktu delapan bulan pada tahun 2009 Honda mampu
mencatatkan penjualan sebanyak 1.698.558 unit dengan market share 45,68%.
Angka itu lebih besar 0,39% dari penjualan Yamaha yang selama ini menjadi rival
utamanya. Dalam periode tersebut PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI)
yang merupakan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) Yamaha di Indonesia
hanya mampu menjual sebanyak 1.683.778 unit atau sekitar 45,29%. Meskipun
begitu, selisih penjualan antara Honda dan Yamaha terbilang sangat tipis,
sehingga Yamaha setiap saat dapat merebut pangsa pasar yang selama ini dimiliki
oleh Honda.
 Dari besarnya pengaruh yang diberikan oleh suatu merek yang sudah
dianggap sebagai aset perusahaan maka PT Astra Honda Motor selaku ATPM
Honda menginginkan sepeda motor Honda tetap menjadi market leader. Salah
satu indikator bahwa merek suatu produk sukses dan dikenal luas oleh masyarakat
adalah masuk di dalam jajaran kategori peringkat merek nasional. Survei
peringkat merek biasanya dilakukan oleh lembaga-lembaga survei yang
berkompeten seperti yang dilakukan oleh majalah “MARKETING” dan “SWA”.
Perusahaan ternyata masih menjadikan survei merek sebagai salah satu indikator
bahwa merek mereka sukses di pasaran.
 Salah satu survei merek yang dijadikan sebagai indikator kesuksesan
sebuah merek adalah Top Brand Award yang dipelopori oleh majalah
“MARKETING” yang bekerja sama dengan lembaga survei Frontier Consulting
Group. Konsep tentang Top Brand mengenai merek suatu produk didasarkan pada
tiga parameter yaitu: merek yang paling diingat (top of mind), merek yang terakhir 8
kali dibeli atau dikonsumsi (last used), serta merek yang akan dipilih kembali di
masa mendatang (future intention). Nilai ketiga parameter tersebut diperoleh
dengan cara menghitung presentasi frekuensi masing-masing merek relatif
terhadap frekuensi keseluruhan merek di dalam kategori produk tertentu. Ketiga
parameter tersebut diformulasikan dengan cara menghitung rata-rata terboboti
masing-masing parameter untuk membentuk Top Brand Index (TBI). Kriteria
yang harus dipenuhi agar sebuah merek berhak menyandang predikat Top Brand
adalah memperoleh Top Brand Index minimum sebesar 10% dan berada dalam
posisi top three di dalam kategori produknya. Dengan adanya dua kriteria tersebut
tidak menutup kemungkinan dalam satu kategori produk terdapat lebih dari satu
merek -maksimal tiga merek- yang meraih predikat Top Brand (majalah
“MARKETING” edisi 02/X/FEBRUARI 2010).
Sepeda motor Honda berhasil merebut posisi puncak Top Brand Award
tahun 2008 dan 2009 hasil survei majalah “MARKETING” yang bekerja sama
dengan Frontier Consulting Group. Dengan syarat Top Brand Index minimum
sebesar 10% menjadikan merek Honda kategori otomotif sepeda motor berhasil
meraih Top Brand seperti yang tertera pada tabel 1.1 berikut ini: 9
Tabel 1.1
Top Brand Index Kategori Otomotif (Sepeda Motor) Tahun 2008-2009
Merek Tipe dan Jenis Top Brand Indeks (TBI)
2008 2009
Honda Matik Vario 21,1 21,5
Bebek Supra 43,0 36,2
Sport Mega Pro 21,1 16,0
Tiger 16,5 15,7
Yamaha Matik Mio 65,7 64,3
Bebek Jupiter 11,5 13,8
Vega - 13,0
Sport RX-King 15,0 12,0
Sumber: http://www.topbrand-award.or.id
Berdasarkan tabel 1.1 dua model sepeda motor Honda berhasil merebut
posisi puncak Top Brand Award tahun 2008 dan 2009. Dari tiga kategori
kendaraan roda dua, Honda Supra bertengger di posisi puncak Top Brand Award
segmen motor bebek. Model lain yang berhasil menempati posisi puncak adalah
Honda Tiger yang berhasil memuncaki segmen motor sport menyisihkan model
sport yang menjadi andalan salah satu produsen motor di Tanah Air. Selain dua
penghargaan di posisi puncak, AHM juga menerima penghargaan Top Brand di
kategori lain yaitu matik melalui Honda Vario. Namun, secara keseluruhan Top
Brand Index dari sepeda motor Honda terutama tipe motor bebek dan motor sport
mengalami penurunan. Hal ini perlu diwaspadai karena Top Brand Index dari
kompetitor utama mereka yaitu Yamaha justru mengalami peningkatan.
Honda sampai saat ini memang masih menjadi raja di pasar sepeda motor.
Kendati posisinya masih teratas dan volume penjualan terus meningkat, dari sisi
persaingan Honda terus tertekan dengan pesaingnya. Bahkan, rentang penguasaan 10
pasar Honda dengan pesaingnya, terutama Yamaha, semakin mengecil. Untuk
menghadapi persaingan tersebut produk Honda selalu menciptakan penemuanpenemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan jaman dan keinginan dari
masyarakat agar produknya tetap laku dipasaran.
Produk yang ditawarkan oleh perusahaan dapat menjadi salah satu
pembentukan motivasi konsumen, persepsi kualitas dan sikap konsumen dalam
melakukan pengambilan keputusan pembelian. Disamping itu kemudahan untuk
mendapatkan alat transportasi jenis sepeda motor saat ini sangat mudah karena
program pemberian kredit bisa dilakukan dengan uang muka yang terjangkau oleh
semua lapisan masyarakat (Wahyuni, 2008).
Semakin majunya perekonomian dan teknologi, berkembang pula strategi
yang harus dijalankan perusahaan khususnya dibidang pemasaran. Untuk itu
perusahaan perlu memahami atau mempelajari perilaku konsumen dalam
hubungannya dengan pembelian yang dilakukan oleh konsumen tersebut. Dalam
menentukan jenis produk atau jasa, konsumen selalu mempertimbangkan tentang
produk atau jasa apa yang dibutuhkan, hal ini dikenal dengan perilaku konsumen
(Swasta dan Handoko, 2000).
 Perilaku konsumen adalah perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam
mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan
jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka (Schiffman dan
Kanuk, 2000). Hubungannya dengan keputusan pembelian suatu produk atau jasa,
pemahaman mengenai perilaku konsumen meliputi jawaban atas pertanyaan
seperti apa (what) yang dibeli, dimana (where) membeli, bagaimana kebiasaan 11
(how often) membeli dan dalam keadaan apa (under what condition) barangbarang dan jasa-jasa dibeli. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran perlu
didukung pemahaman yang baik mengenai perilaku konsumen, karena dengan
memahami perilaku konsumen perusahaan dapat merancang apa saja yang
diinginkan konsumen.
 Sehubungan dengan keberadaan konsumen dan beraneka ragam
perilakunya maka produsen harus benar-benar tanggap untuk melakukan
pengamatan terhadap apa yang menjadi keinginannya. Jadi pada dasarnya
pengusaha mempunyai kewajiban untuk memenuhi dan memuaskan konsumen
melalui produk yang ditawarkan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
konsumen ada dua hal yaitu faktor internal dan eksternal.
Menurut Swasta dan Handoko (2000) faktor internal yang dapat
mempengaruhi perilaku konsumen antara lain: 1) motivasi dan 2) persepsi.
Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2000) “Motivation can be described
as the driving force within individuals that impels them to action”. Artinya
motivasi adalah kekuatan pendorong dalam diri seseorang yang memaksanya
untuk melakukan suatu tindakan. Sedangkan Setiadi (2003) mendefinisikan
motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu
tujuan. Dalam bidang pemasaran Sigit (2002) menjelaskan bahwa motivasi
pembelian adalah pertimbangan-pertimbangan dan pengaruh yang mendorong
orang untuk melakukan pembelian. 12
 Disamping motivasi mendasari seseorang untuk melakukan keputusan
pembelian akan dipengaruhi juga oleh persepsinya terhadap apa yang diinginkan.
Konsumen akan menampakkan perilakunya setelah melakukan persepsi terhadap
keputusan apa yang akan diambil dalam membeli suatu produk. Menurut
Schiffman dan Kanuk (2000) “Perception is process by which an individuals
selects, organizers, and interprets stimuli into the a meaningfull and coherent
picture of the world”. Kurang lebihnya bahwa persepsi merupakan suatu proses
yang membuat seseorang untuk memilih, mengorganisasikan, dan
menginterpretasikan rangsangan-rangsangan yang diterima menjadi suatu
gambaran yang berarti dan lengkap tentang dunianya. Persepsi kualitas dapat
didefinisikan sebagai persepsi pelanggan terhadap kualitas produk secara
keseluruhan berkenaan dengan maksud yang diharapkan, dimana bersifat relatif
terhadap alternatif-alternatif. Persepsi kualitas dari suatu produk mempunyai
kaitan erat dengan bagaimana suatu merek tersebut dipersepsikan (Aaker, 1996,
1997 dalam Lindawati, 2005). Persepsi kualitas yang dirasakan oleh konsumen
berpengaruh terhadap kesediaan konsumen tersebut untuk membeli sebuah produk
(Chapman dan Wahlers, 1999).
Selain persepsi akan muncul pula sikap seseorang dalam menilai suatu
objek yang akan diminati dan untuk dimiliki. Sikap sebagai suatu evaluasi yang
menyeluruh dan memungkinkan seseorang untuk merespon dengan cara yang
menguntungkan atau tidak terhadap objek yang dinilai. Menurut Robbins (2006)
sikap adalah pernyataan-pernyataan atau penilaian evaluatif berkaitan dengan
objek, orang atau suatu peristiwa. Sedangkan menurut Simamora (2002) bahwa di 13
dalam sikap terdapat tiga komponen yaitu: 1) Cognitive component: kepercayaan
konsumen dan pengetahuan tentang objek. Yang dimaksud objek adalah atribut
produk, semakin positif kepercayaan terhadap suatu merek suatu produk maka
keseluruhan komponen kognitif akan mendukung sikap secara keseluruhan. 2)
Affective component: emosional yang merefleksikan perasaan seseorang terhadap
suatu objek, apakah objek tersebut diinginkan atau disukai. 3) Behavioral
component: merefleksikan kecenderungan dan perilaku aktual terhadap suatu
objek, yang mana komponen ini menunjukkan kecenderungan melakukan suatu
tindakan. Menurut Loudan dan Delabitta (2004) komponen kognitif merupakan
kepercayaan terhadap merek, komponen afektif merupakan evaluasi merek dan
komponen konatif menyangkut maksud atau niatan untuk membeli. Sedangkan
faktor eksternal datangnya dari luar khususnya dari produsen dalam upayanya
memberikan rangsangan kepada konsumen untuk memakai barang atau jasa yang
mereka tawarkan.
Perlu bagi Honda untuk menyadari bahwa selisih penjualan antara Honda
dan Yamaha sangat tipis, sehingga Yamaha setiap saat dapat merebut pangsa
pasar yang selama ini dimiliki oleh Honda. Persaingan produk sepeda motor
semakin ketat. Perusahaan berlomba-lomba memperluas pangsa pasarnya,
mencoba menarik pelanggan dengan cara mempengaruhi sikap konsumen agar
bersedia membeli produk-produk mereka. Ketika suatu perusahaan mengalami
penurunan pangsa pasar, akan terjadi penurunan laba yang didapat akibat
berkurangnya konsumen yang memakai produk mereka. Disadari atau tidak, 14
perusahaan yang mampu menguasai pasar adalah perusahaan yang akan
mendapatkan keuntungan lebih banyak.
Berdasarkan pemaparan teori dan data tentang penurunan penjualan
sepeda motor Honda dan meningkatnya persaingan untuk merebut konsumen
maka penelitian ini mengambil judul “Analisis Pengaruh Motivasi Konsumen,
Persepsi Kualitas, dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian
Sepeda Motor Honda (Studi pada Konsumen Sepeda Motor Honda di
Semarang)”.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang menjadi dasar penelitian ini adalah adanya penurunan
penjualan sepeda motor Honda dalam kurun waktu 2005-2008. Penurunan
penjualan ini menunjukkan adanya penurunan keputusan pembelian konsumen
pada produk sepeda motor Honda. Honda yang sampai tahun 2008 dapat
memimpin pangsa pasar industri sepeda motor di Indonesia mendapat persaingan
yang ketat oleh para kompetitornya. Bahkan rentang penguasaan pasar sepeda
motor Honda dengan pesaingnya, terutama Yamaha, semakin mengecil.
Penurunan penjualan sepeda motor Honda yang secara bertahap ini dapat
meruntuhkan dominasi Honda sebagai market leader.
Menganalisis motivasi konsumen, persepsi kualitas, dan sikap konsumen
yang diduga berpengaruh terhadap keputusan pembelian menjadi sangat penting
untuk meningkatkan penjualan sepeda motor Honda. Motivasi yang mendasari
seseorang untuk melakukan keputusan pembelian akan dipengaruhi juga oleh 15
persepsinya terhadap apa yang diinginkan serta sikap seseorang dalam menilai
suatu objek yang akan diminati dan untuk dimiliki. Dari rumusan masalah diatas
akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apa pengaruh motivasi konsumen terhadap keputusan pembelian sepeda
motor Honda?
2. Apa pengaruh persepsi kualitas terhadap keputusan pembelian sepeda motor
Honda?
3. Apa pengaruh sikap konsumen terhadap keputusan pembelian sepeda motor
Honda?
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk menganalisis pengaruh motivasi konsumen terhadap keputusan
pembelian sepeda motor Honda.
2. Untuk menganalisis pengaruh persepsi kualitas terhadap keputusan
pembelian sepeda motor Honda.
3. Untuk menganalisis pengaruh sikap konsumen terhadap keputusan
pembelian sepeda motor Honda.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
1. Sebagai tambahan referensi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan bidang pemasaran khususnya yang terkait
dengan keputusan pembelian, baik untuk para mahasiswa yang 16
membutuhkan bahan acuan untuk penelitian yang sejenis maupun bagi
kalangan umum.
2. Mampu memberikan implikasi bagi para pengelola di perusahaan yang
nantinya akan dijadikan sebagai objek penelitian khususnya bagi para
marketer dalam melakukan monitoring di lapangan.
3. Sebagai informasi dalam usaha untuk meningkatkan volume penjualan
melalui perilaku konsumen.
1.4 Sistematika Penulisan Skripsi
Penulisan skripsi ini disajikan dalam lima bab. Penjelasan masing-masing
bab dapat diuraikan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan mengenai latar belakang permasalahan dimana
permasalahan dalam penelitian ini berasal dari produk Honda yang
dibingkai melalui perumusan masalah dan diuraikan pada tujuan
penelitian, kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
 Bab ini menguraikan tentang beberapa teori mengenai variabel-variabel
yang diteliti seperti motivasi konsumen, persepsi kualitas, dan sikap
konsumen. Serta diuraikan pada penelitian terdahulu, kerangka pemikiran,
hipotesis, dan dimensional variabel. 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
 Bab ini menguraikan variabel-variabel penelitian beserta definisi
operasionalnya, penentuan jumlah sampel, jenis dan sumber data, metode
pengumpulan data, serta metode analisis yang digunakan dalam penelitian
ini.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan isi pokok dari penelitian yang berisi deskripsi objek
penelitian, analisis data dari pembahasannya sehingga dapat diketahui
hasil analisa yang diteliti mengenai hasil pembuktian hipotesis sampai
dengan pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel
dependen.
BAB V PENUTUP
 Bab ini berisi kesimpulan dari hasil pembahasan penelitian dan saran-saran
kepada pihak-pihak terkait mengenai dari hasil penelitian yang telah
dilakukan. 18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu
2.1.1 Landasan Teori
Seseorang dalam kehidupannya akan dipacu untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginannya berdasarkan skala prioritas dan kebutuhan tersebut berupa
barang primer maupun barang sekunder. Mengingat semakin berkembangnya
daerah permukiman yang jauh dari pusat kota maka semakin dibutuhkan sarana
transportasi pribadi yang cukup efektif bagi keluarga. Saat ini kebutuhan
transpotasi pribadi jenis roda dua khususnya sepeda motor sudah menjadi
kebutuhan masyarakat umum. Kebutuhan masyarakat tersebut ditangkap oleh
pengusaha sebagai peluang untuk mengembangkan kinerja bisnisnya dengan
melakukan pengamatan kepada perilaku konsumen. Kinerja bisnis akan tercapai
dengan baik apabila unit pemasaran bekerja dengan maksimal dalam usaha
memperoleh konsumen yang potensial.
2.1.1.1 Pemasaran
Pemasaran adalah semua kegiatan usaha yang diperlukan untuk
mengakibatkan terjadinya pemindahan pemilikan barang atau jasa dan untuk
menyelenggarakan distribusi fisiknya sejak dari produsen awal sampai konsumen
akhir (Sigit, 2002). Terdapat falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan
kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan 19
hidup perusahaan. Konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap
keinginan dan kebutuhan konsumen atau berorientasi pada konsumen (consumer
oriented). Hal ini berbeda dengan pandangan yang terdahulu bahwa pemasaran
berorietasi kepada produk, penjualan, dan keuangan perusahaan (Swasta dan
Handoko, 2000).
2.1.1.2 Perilaku Konsumen
 Perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk
dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan
mengikuti tindakan-tindakan tersebut (Engel, et al., 1994). Maka dalam kehidupan
sehari-hari keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen didasarkan pada
pertimbangan yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya.
 Sementara itu perilaku konsumen dapat dipengaruhi melalui pemasaran
yang terampil karena hal ini dapat membangkitkan motivasi maupun perilaku
apabila hal tersebut didukung dengan produk atau jasa didesain semenarik
mungkin dan sedemikian rupa guna memenuhi kebutuhan pelanggan (Engel, et
al., 1994). Kemudian Swasta dan Handoko (2000) menambahkan adanya faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku konsumen itu sendiri, disini disebutkan
terdapat dua bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
 Untuk mempelajari lebih lanjut perilaku konsumen, Assael dalam Sutisna
(2003) menggambarkan model perilaku konsumen yang membahas faktor-faktor 20
yang mempengaruhi sebagai penyempurnaan lebih lanjut dari pendapat lain
sebelumnya, yaitu:
Gambar 2.1
Model Perilaku Konsumen
 Umpan balik bagi konsumen
 Konsumen individu
 Pengaruh lingkungan Pembuatan keputusan Tanggapan
 konsumen konsumen
Penerapan perilaku
 konsumen pada strategi
pemasaran
 Umpan balik bagi pemasaran
Dari model diatas, dapat dijelaskan terdapat tiga faktor yang mempengaruhi
pilihan konsumen, yaitu:
1. Konsumen secara individual
Pilihan untuk membeli suatu produk atau jasa dengan merek tertentu
dipengaruhi oleh hal-hal yang ada pada diri konsumen. Seperti persepsi,
karakteristik merek, sikap konsumen, kondisi geografis, gaya hidup, dan
karakteristik kepribadian akan mempengaruhi pilihan individu terhadap
berbagai alternatif merek yang tersedia. 21
2. Lingkungan yang mempengaruhi konsumen
Pilihan konsumen terhadap merek dipengaruhi oleh lingkungan yang
mengitarinya. Ketika konsumen membeli suatu merek produk, mungkin
disadari oleh banyak pertimbangan seperti meniru teman ataupun anggota
keluarga lainnya yang telah membeli terlebih dahulu. Jadi interaksi sosial turut
mempengaruhi pada pilihan merek produk yang dibeli.
3. Strategi pemasaran
Pemasar berusaha mempengaruhi konsumen dengan menggunakan stimulusstimulus pemasaran agar konsumen bersedia memilih merek produk yang
ditawarkan.
Berdasarkan ketiga poin yang disebutkan di atas, perusahaan hendaknya
dapat segera menganalisis tanggapan konsumen setelah mereka membuat suatu
keputusan dari tiga faktor yang mempengaruhinya. Konsumen akan bereaksi
melakukan pembelian berulang atau menghentikannya jika merasa tidak puas, dan
peran strategi pemasaran dalam hal ini berperan penting sebagai ujung tombak
dalam mempengaruhi keputusan konsumen.
2.1.2 Motivasi Konsumen
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) “Motivation can be described as
the driving force within individuals that impels them to action”. Artinya motivasi
adalah kekuatan pendorong dalam diri seseorang yang memaksanya untuk
melakukan suatu tindakan. Sedangkan Handoko (2001) mengatakan bahwa 22
motivasi adalah suatu keadaan dalam pribadi yang mendorong keinginan individu
untuk melakukan keinginan tertentu guna mencapai tujuan.
Setiadi (2003) mendefinisikan motivasi konsumen adalah keadaan di
dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan
kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan. Dengan adanya motivasi pada diri
seseorang akan menunjukkan suatu perilaku yang diarahkan pada suatu tujuan
untuk mencapai sasaran kepuasan.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi muncul
karena kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen. Kebutuhan sendiri muncul
karena konsumen merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antara yang
seharusnya dirasakan dan yang sesunguhnya dirasakan. Kebutuhan yang dirasakan
tersebut mendorong seseorang untuk melakukan tindakan memenuhi kebutuhan
tersebut (Sumarwan, 2004).
Dalam bidang pemasaran motivasi pembelian adalah pertimbanganpertimbangan dan pengaruh yang mendorong orang untuk melakukan pembelian
(Sigit, 2002). Motivasi pembelian terbagi menjadi motivasi rasional dan
emosional. Motivasi rasional adalah pembelian yang didasarkan kepada
kenyataan-kenyataan yang ditunjukkan oleh produk kepada konsumen dan
merupakan atribut produk yang fungsional serta objektif keadaannya misalnya
kualitas produk, harga produk, ketersediaan barang, efisiensi kegunaan barang
tersebut dapat diterima. Sedangkan motivasi emosional dalam pembelian
berkaitan dengan perasaan, kesenangan yang dapat ditangkap oleh pancaindera
misalnya dengan memiliki suatu barang tertentu dapat meningkatkan status sosial, 23
peranan merek menjadikan pembeli menunjukkan status ekonominya dan pada
umumnya bersifat subyektif dan simbolik. Pada saat seseorang akan mengambil
keputusan untuk membeli suatu produk tentunya akan dipengaruhi oleh kedua
jenis motivasi tersebut yaitu motivasi rasional dan emosional.
Menurut Swasta dan Handoko (2000) motivasi rasional adalah motivasi
yang didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang ditujukan oleh suatu produk
kepada konsumen. Faktor-faktor yang diperhatikan berupa:
1. Harga
Harga merupakan faktor penting yang bervariasi berdasarkan jenis produk.
Untuk sepeda motor harga merupakan salah satu faktor penting dalam
pengambilan keputusan konsumen, karena konsumen akan memberikan
penilaian secara garis besar apakah harga tersebut sesuai dengan sepeda motor
yang dibelinya.
2. Pelayanan
Pelayanan yang bagus dapat menciptakan kepuasan konsumen. Pelayanan juga
penting kaitannya dengan industri sepeda motor karena merupakan layanan
pasca pembelian kepada konsumen. Produsen bisa mengaplikasikan pelayanan
disetiap bengkel-bengkel resminya secara baik agar konsumen merasa
dihargai dan dihormati karena kualitas pelayanan yang baik. 24
2.1.2.1 Teori Motivasi
 Menurut Kotler (2005) ada 6 macam teori motivasi yaitu:
1. Teori Isi (Content Theory)
Teori ini berkaitan dengan beberapa nama, seperti Moslow, McGregor,
Herzberg, Atkinson, dan McCelland. Teori ini menekankan arti pentingnya
pemahaman faktor-faktor yang ada di dalam konsumen yang menimbulkan
tingkah laku tertentu. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam menerapkan
teori ini adalah:
a. Kebutuhan konsumen sangat bervariasi.
b. Perwujudan kebutuhan adalah tindakan juga sangat bervariasi antara satu
konsumen dengan konsumen yang lain.
c. Para konsumen tidak selalu konsisten dengan tindakanya, karena dorongan
suatu kebutuhan.
2. Teori Proses (Process Theory)
Teori ini menekankan bagaimana dengan tujuan apa setiap konsumen
dimotivasi. Menurut teori, kebutuhan hanyalah sebagai salah satu elemen
dalam suatu proses, tentang bagaimana konsumen itu bertingkah laku. Dasar
dari teori proses mengenai motivasi adalah adanya pengharapan, yaitu apa
yang dipercayai oleh konsumen dan apa yang diperoleh dari perilakunya.
3. Teori Penguatan (Reinforcment Theory)
Teori ini menjelaskan bagaimana konsekuensi perilaku di masa yang lalu
mempengaruhi tindakan di masa yang akan datang dalam siklus proses belajar.
Menurut teori ini konsumen bertingkah laku tertentu karena telah belajar, 25
bahwa perilaku tertentu akan menghasilkan akibat yang tidak menyenangkan
dan konsumen akan menguasai perilaku yang akan menghasilkan konsekuensi
yang menyenangkan.
4. Teori Motivasi Freud
Teori ini menjelaskan hal terbesar yang membentuk perilaku konsumen adalah
segi psikologisnya. Yang dimaksud di sini adalah konsumen yang tidak
mengerti akan motivasinya sendiri dalam melakukan suatu pembelian.
Contoh: konsumen A bersantap di Restoran X karena rasa lapar. Di sisi lain,
konsumen A bersantap di Restoran X kerena marasa lebih prestis. Di sisi lain
lagi, konsumen A bersantap di Restoran X karena membantu dia untuk merasa
lebih nyaman dan santai. Ketika konsumen melakukan penilaian singkat
mengenai restoran-restoran yang ada di daerahnya, faktor-faktor lokasi, harga
suasana, rasa, keanekaragaman menu akan mempengaruhi emosi konsumen
dimana hal ini mendukung terjadinya proses pembelian.
5. Teori Motivasi Hezberg
Teori ini menjelaskan dua faktor teori motivasi yaitu teori motivasi yang
terdiri dari faktor yang memuaskan konsumen dan teori yang terdiri dari faktor
yang berakibat ketidakpuasan konsumen. Contoh: Restoran X menawarkan
fasilitas pelayanan yang memuaskan, jika makanan yang telah dipesan belum
dihidangkan dalam waktu 15 menit, maka akan diberikan secara cuma-cuma.
Jika pesaing Restoran X tidak menawarkan kepada konsumennya hal yang
sama, hal ini akan menyebabkan ketidakpuasan konsumen. Pertama, restoranrestoran harus selalu melakukan pelayanan terbaiknya untuk mencegah 26
ketidakpuasan konsumen (contoh: pelayanan yang lama). Kedua, restoran
harus mencari tahu variabel-variabel mana yang menjadi motivasi utama
konsumen sehingga restoran dapat meningkatkan kualitasnya dengan mencari
solusinya.
6. Teori Motivasi Abraham Maslow
Teori Maslow dikenal juga sebagai Teori Hirarki disebutkan darimana
kebutuhan manusia dapat disusun secara hirarki. Kebutuhan paling atas
menjadi motivator utama jika kebutuhan tingkat bawah semua sudah
terbenuhi.
 Dari teori hirarki kebutuhan tersebut, oleh Maslow dikembangkan atas
dasar tiga asumsi pokok, yaitu:
a. Manusia adalah makhluk yang selalu berkeinginan, dan keinginannya
tidak selalu terpenuhi.
b. Kebutuhan yang sudah terpenuhi, tidak akan menjadi pendorong lagi.
c. Kebutuhan manusia tersusun menurut hirarki tingkat pentingnya
kebutuhan.
 Menurut Setiadi (2003) kebutuhan manusia oleh Maslow
diklasifikasikan atas lima jenjang yang secara mutlak harus dipenuhi menurut
tingkat jenjangnya. Masing-masing tingkat dijelaskan sebagai berikut:
a. Physiological Needs
Kebutuhan ini merupakan kebutuhan mempertahankan hidup dan bukti
yang nyata akan tampak dalam pemenuhanya atas sandang, pangan, dan
papan. 27
b. Safety Needs
Manifestasinya dapat terlihat pada kebutuhan akan keamanan jiwa,
keamanan harta, perlakuan yang adil, pensiun, dan jaminan hari tua.
c. Social Needs
Kebutuhan sosial ini merupakan kebutuhan yang paling penting untuk
diperhatikan segera setelah kebutuhan rasa aman dan kebutuhan psikologis
sudah terpenuhi.
d. Esteem Needs
Kebutuhan ini lebih bersifat egoistik dan berkaitan erat dengan status
seseorang. Semakin tinggi status seseorang maka akan semakin tinggi pula
kebutuhannya akan pengakuan, penghormatan, prestis, dan lain-lain.
e. Self-Actualization Needs
Kubutuhan jenis ini merupakan kebutuhan yang paling tinggi, yaitu untuk
menunjukkan prestasinya yang maksimal tanpa terlalu menuntut imbalan
dari organisasi. Motivasi yang ada pada diri konsumen akan mewujudkan
suatu tingkah laku yang diarahkan pada tujuan yang mencapai sasaran
kepuasan.
2.1.2.2 Hubungan Motivasi Konsumen dengan Keputusan Pembelian
Motivasi yang ada pada seseorang (konsumen) akan mewujudkan suatu
tingkah laku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan. Jadi
motivasi bukanlah sesuatu yang dapat diamati, tetapi adalah hal yang dapat
disimpulkan. Tiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang itu didorong oleh 28
sesuatu kekuatan dalam diri orang tersebut, kekuatan pendorong inilah yang kita
sebut motivasi.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2000) “Motivation can be described as
the driving force within individuals that impels them to action”. Artinya motivasi
adalah kekuatan pendorong dalam diri seseorang yang memaksanya untuk
melakukan suatu tindakan. Setiadi (2003) mendefinisikan motivasi konsumen
adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu
untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan.
Dalam motivasi terdapat hubungan saling berkaitan dengan faktor - faktor
kebudayaan, sosial, dan pribadi. Faktor-faktor tersebut membangun atau
mempengaruhi motivasi pembeli untuk melakukan suatu tindakan. Motivasi
seseorang sangat berhubungan erat dengan perilakunya yang dipengaruhi oleh
faktor-faktor kebudayaan, sosial, dan pribadi (Kotler 2005). Selanjutnya, faktorfaktor tersebut berperan sangat besar pula dalam melatarbelakangi dan
menentukan motivasinya untuk melakukan keputusan pembelian.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan suatu
hipotesis sebagai berikut:
H1. Motivasi konsumen berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
sepeda motor Honda di Kota Semarang.
2.1.3 Persepsi Kualitas
Disamping motivasi mendasari seseorang untuk melakukan keputusan
pembelian akan dipengaruhi juga oleh persepsinya terhadap apa yang diinginkan. 29
Persepsi terhadap kualitas dapat didefinisikan sebagai persepsi pelanggan
terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan dari suatu produk atau jasa layanan
yang berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan (Zeithaml dalam
Muafi dan Effendi, 2001). Sedangkan menurut Durianto, et al. (2004)
pembahasan perceived quality pelanggan terhadap produk dan atau atribut yang
dimiliki produk (kepentingan tiap pelanggan berbeda). Lebih lanjut Cleland dan
Bruno dalam Simamora (2002) mengemukakan tiga prinsip tentang persepsi
terhadap kualitas yaitu:
1. Kualitas yang dipersepsikan oleh konsumen terhadap suatu produk mencakup
tiga aspek utama yaitu produk, harga, dan nonproduk.
2. Kualitas ada kalau bisa di persepsikan oleh konsumen.
3. Perceived quality diukur secara relatif terhadap pesaing.
Persepsi kualitas meliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan
bagaimana suatu merek dipersepsikan sehingga dengan diketahuinya persepsi
pelanggan terhadap kualitas dari merek yang dimiliki maka perusahaan dapat
menentukan langkah-langkah apa yang dapat diambil guna memperkuat persepsi
pelanggan terhadap merek yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Persepsi
kualitas dipengaruhi oleh dua dimensi, yaitu dalam bentuk kualitas produk dan
kualitas jasa (Lindawati, 2005). Persepsi terhadap kualitas yang positif dapat
dibangun melalui upaya identifikasi dimensi kualitas yang dianggap penting oleh
pelanggan, dan membangun persepsi terhadap kualitas pada dimensi penting
merek tersebut (Aaker dalam Astuti dan Cahyadi, 2007). Jika suatu produk
mempunyai persepsi kualitas yang jelek maka akan berpengaruh terhadap merek 30
dari produk tersebut juga akan menjadi jelek. Ini berarti bahwa semakin tinggi
yang dirasakan oleh konsumen, maka akan semakin tinggi pula kesediaan
konsumen tersebut untuk akhirnya membeli (Chapman dan Wahlers, 1999).
Garvin (1998) dalam Lindawati (2005) mengungkapkan ada tujuh dimensi
kualitas produk, yaitu: (1). Performance, yang meliputi karakteristik operasi dari
suatu produk; (2). Features, merupakan tambahan untuk menjadi pembeda yang
penting untuk dua produk yang tampak sama; (3). Conformance with the
specifications or the absence of defects, merupakan pandangan mengenai kualitas
proses manufaktur yang berorientasi tradisional; (4). Reliability, yaitu konsistensi
kinerja dari pembelian satu ke pembelian lainnya dan presentase waktu yang
dimiliki produk untuk berfungsi sebagaimana mestinya; (5). Durability,
mencerminkan umur ekonomis suatu produk; (6). Serviceability, mencerminkan
kemampuan suatu produk dalam memberikan layanan; dan (7). Fit and Finish,
yaitu mengarah pada penampilan mutu.
Zeithaml, et al. (1990) dalam Lindawati (2005) mengungkapkan ada
sepuluh dimensi kualitas jasa diantaranya: (1). Tangibles, yang meliputi tampilan
fasilitas fisik, peralatan, personal, dan alat-alat komunikasi; (2). Reliability, yaitu
kemampuan untuk mengerjakan jasa yang dijanjikan secara mandiri dan akurat;
(3). Competence, yang meliputi ketrampula dan pengetahuan yang dibutuhkan
untuk melaksanakan pelayanan; Responsiveness, yang berupa kemampuan untuk
menolong pelanggan dan memberikan pelayanan yang sesuai; (5). Courtesy,
antara lain berupa kesopanan, kesadaran, dan sifat bersahabat dari personal; (6).
Credibility, yang mencakup kata-kata yang dapat dipercaya, jasa dapat yang dapat 31
dipercaya, dan sifat bersahabat dari personal; (7). Security, yaitu bebas dari
bahaya, risiko dan keraguan; (8). Acces, yaitu dekat dan mudah untuk saling
berhubungan; (9). Communication, yaitu memberi informasi pada pelanggan
dengan bahasa yang dapat dimengerti dan mendengarkan pelanggan; (10).
Understanding The Customer, yang berusaha untuk mengetahui pelanggan dan
kebutuhan pelanggan.
Untuk kelas produk tertentu, dimensi penting dapat dilihat langsung oleh
pelanggan melalui penilaian kualitas secara keseluruhan misalnya banyaknya busa
yang dihasilkan sabun mandi menandakan kemampuan membersihkan anggota
badan yang efektif. Disamping itu juga persepsi kualitas mempunyai atribut
penting yang dapat diaplikasikan dalam berbagai hal (Durianto, et al., 2004),
seperti:
 Kualitas aktual atau objektif
Perluasan ke suatu bagian dari produk atau jasa yang memberikan pelayanan
yang lebih baik.
 Kualitas isi produk
Karakteristik dan kuantitas unsur, bagian atau pelayanan yang disertakan.
 Kualitas proses manufaktur
Kesesuaian dengan spesifikasi, hasil akhir yang tanpa cacat.
Sedemikian pentingnya peran persepsi terhadap kualitas bagi suatu merek
sehingga upaya membangun perceived quality yang kuat perlu memperoleh
perhatian serius agar perusahaan dapat merebut dan menaklukkan pasar di setiap
kategori. Membangun persepsi terhadap kualitas harus diikuti dengan peningkatan 32
kualitas yang nyata dari produknya karena akan sia-sia meyakinkan pelanggan
bahwa kualitas merek produknya adalah tinggi bilamana kenyataan menunjukkan
kebalikannya.
 Berikut ini adalah berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam membangun
persepsi terhadap kualitas (Aaker dalam Durianto, et al., 2004):
 Komitmen terhadap kualitas
 Budaya kualitas
 Informasi masukan dari pelanggan
 Sasaran/standar yang jelas
 Kembangkan karyawan yang berinisiatif
Menurut Buzzel dan Gale dalam Muafi dan Effendi (2001) menyebutkan
dalam jangka panjang faktor tunggal yang paling penting dalam mempengaruhi
kinerja suatu bisnis adalah persepsi terhadap kualitas dari produk atau jasa relatif
terhadap kinerja para pesaing. Dipertegas oleh Jacobson dan Aaker dalam Muafi
dan Effendi (2001) bahwa persepsi terhadap kualitas dapat menciptakan
profitabilitas, dapat mempengaruhi pangsa pasar, mempengaruhi harga,
mempunyai dampak langsung terhadap profitabilitas sebagai kelanjutan dan
dampaknya terhadap pangsa pasar dan harga, serta tidak mempengaruhi biaya.
Sebuah perusahaan hendaknya ikut memperhatikan bagaimana konsumen
mempersepsikan atas produk-produk yang dikeluarkan, karena dengan
diketahuinya persepsi tersebut maka badan usaha dapat menentukan langkahlangkah yang dapat diambil untuk memperkuat persepsi pelanggannya terhadap
merek yang dimiliki badan usaha tersebut (Aaker dalam Lindawati, 2005). Lebih 33
lanjut lagi menurut Aaker dalam Muafi dan Effendi (2001) menyebutkan secara
umum persepsi kualitas dapat menghasilkan nilai-nilai sebagai berikut:
 Alasan unuk membeli
 Differensiasi atau posisi
 Harga premium
 Penyaluran minat pelanggan
 Perluasan merek
Konsumen akan menampakkan perilakunya setelah melakukan persepsi
terhadap keputusan apa yang akan diambil dalam membeli suatu produk. Menurut
Schiffman dan Kanuk (2000) “Perception is process by which an individuals
selects, organizers, and interprets stimuli into the a meaningfull and coherent
picture of the world”. Kurang lebihnya bahwa persepsi merupakan suatu proses
yang membuat seseorang untuk memilih, mengorganisasikan, dan
menginterpretasikan rangsangan-rangsangan yang diterima menjadi suatu
gambaran yang berarti dan lengkap tentang dunianya.
Sedangkan Kotler dan Amstrong (1996) mengemukakan bahwa dalam
keadaan yang sama, persepsi seseorang terhadap suatu produk dapat berbedabeda, hal ini disebabkan oleh adanya proses seleksi terhadap berbagai stimulus
yang ada. Pada hakekatnya persepsi akan berhubungan dengan perilaku seseorang
dalam mengambil keputusan terhadap apa yang dikehendaki. Salah satu cara
untuk mengetahui perilaku konsumen adalah dengan menganalisis persepsi
konsumen terhadap produk. Dengan persepsi konsumen kita dapat mengetahui 34
hal-hal apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, kesempatan ataupun ancaman
bagi produk kita.
Di dalam mempelajari persepsi ada dua hal yang penting, yaitu:
1. The absolute threshold yaitu suatu tingkatan terendah dimana seseorang dapat
merasaka adanya sensasi atau nilai minimum dari suatu rangsangan agar dapat
diterima secara sadar.
2. The defferent threshold atau just noticeable different yaitu perbedaan
minimum yang dapat dideteksi diantara dua rangsangan yang muncul secara
bersamaan.
Dalam persepsi banyak menggunakan panca indera untuk menangkap
rangsangan (stimulus) dari objek-objek yang ada di sekitar lingkungan. Suatu
stimulus, sebagai masukan untuk panca indera atau sensory reception. Fungsi dari
sensory receptor adalah untuk melihat, mendengarkan, mencium aroma,
merasakan, dan menyentuh. Selama ini teori persepsi manusia didominasi oleh
dua asumsi yang diajukan yakni:
a. Proses pembentukan kesan dianggap bersifat mekanis dan cenderung
mencerminkan sifat manusia yang memberi stimulus.
b. Proses tersebut di bawah dominasi perasaan atau evaluasi dan bukan oleh
pikiran atau kognisi.
Dalam hubungan antar persepsi dan perilaku dapat dilihat dari pendapat
Siagian (2006) bahwa persepsi dapat diungkapkan sebagai proses melalui
mengenai lingkungannya. Interpretasi seseorang mengenai lingkungan tersebut
akan sangat berpengaruh pada perilaku yang pada akhirnya menentukan faktor-35
faktor yang dipandang sebagai motivasional (dorongan untuk melakukan sesuatu).
Singkatnya, motif menggiatkan perilaku orang dan persepsi menentukan arah
perilakunya. Karena itu kita harus mengetahui unsur-unsur yang mempengaruhi
atau membeli bentuk persepsi seseorang. Dengan demikian, maka dapat
disimpulkan bahwa pengetahuan tentang persepsi konsumen adalah salah satu
faktor yang sangat penting bagi manajemen dalam sebuah perusahaan untuk
menyusun dan menetapkan strategi pemasaranya.
 Persepsi tidak hanya tergantung pada sifat-sifat rangsangan fisik, tapi juga
pada pengalaman dan sikap sekarang dari individu. Pengalaman dapat diperoleh
dari semua perbuatannya di masa lampau atau dapat pula dipelajari, sebab dengan
belajar seseorang akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman
yang berbeda-beda, akan membentuk suatu pandangan yang berbeda sehingga
menciptakan proses pengamatan dalam perilaku pembelian yang berbeda pula.
 Makin sedikit pengalaman dalam perilaku pembelian, makin terbatas pula
luasan interpretasinya.Assael dalam Sutisna (2003) menyebutkan bahwa persepsi
terhadap suatu produk melalui proses itu sendiri terkait dengan komponennya
(kemasan, bagian produk, dan bentuk) serta komunikasi yang ditunjukkan untuk
mempengaruhi perilaku konsumen yang mencerminkan produk melalui latar katakata, gambar, dan simbolisasi atau melalui stimuli lain yang diasosiasikan dengan
produk (harga, tempat, dan penjualan). 36
2.3.1.1 Proses Pembentukan Persepsi
 Proses pembentukan persepsi diawali dari penerimaan sensation, absolute
threshold, dan differential threshold. Sensation merupakan rangsangan langsung
dari organ-organ yang mempunyai sensor untuk menaggapi rangsangan sederhana
tersebut. Absolute threshold adalah tingkatan yang paling rendah dimana
seseorang dapat mengalami sensasi tersebut. Differential threshold merupakan
perbedaan kecil yang dapat dideteksi oleh dua rangsangan yang sangat mirip
(Schiffman dan Kanuk, 2000).
2.3.1.2 Hubungan Persepsi Kualitas dengan Keputusan Pembelian
Persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat
menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung
kepada keputusan pembelian konsumen dan loyalitas mereka terhadap merek
(Durianto, et al., 2004). Persepsi kualitas yang baik akan mendorong keputusan
pembelian dan menciptakan loyalitas terhadap produk tersebut. Selanjutnya
mengingat persepsi konsumen dapat diramalkan maka jika persepsi kualitasnya
negatif, produk tidak akan disukai dan tidak akan bertahan lama di pasar.
Sebaliknya, jika persepsi kualitas pelanggan positif maka produk akan disukai.
Banyak konteks menyebutkan persepsi kualitas sebuah merek menjadi
alasan penting pembelian serta merek yang mana akan dipertimbangkan
pelanggan, yang pada gilirannya akan mempengaruhi pelanggan dalam
memutuskan merek yang akan dibeli (Durianto, et al., 2004). Selain itu persepsi
kualitas yang terkait erat dengan keputusan pembelian maka persepsi kualitas 37
dapat mengefektifkan semua elemen program pemasaran khususnya program
promosi (Durianto, et al., 2004).
Persepsi merupakan realitas yang dinyatakan oleh konsumen dalam
membuat keputusan, hal ini disebutkan Cleland dan Bruno dalam Simamora
(2002) bahwa kualitas ada bila telah masuk ke dalam persepsi konsumen (quality
only as is perceived by customers) yang berarti bila konsumen telah
mempersepsikan kualitas sebuah produk sebagai bernilai rendah, maka kualitas
produk itu rendah dan sebaliknya apapun kualitasnya. Maka disini persepsi
menjadi lebih penting dari pada realitas karena konsumen membuat keputusannya
berdasarkan persepsi bukan realitas.
Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Lindawati (2005) konsumen percaya
bahwa berdasarkan evaluasi mereka terhadap kualitas produk akan dapat
membantu mereka untuk mempertimbangkan produk mana yang akan mereka
beli. Menurut Lindawati (2005) sendiri menyatakan beberapa peneliti telah
mencoba untuk mengintegrasikan konsep kualitas produk sebagai dasar pembelian
produk oleh konsumen dan sebuah studi menunjukkan bahwa dengan adanya
produk quality akan menyebabkan tingkan pembelian yang semakin tingi pula.
Lebih lanjut dalam penelitiannya, Vranesevic (2003) memasukkan salah
satu variabelnya yaitu persepsi terhadap kualitas dalam proses pembelian diantara
alternatif yang ada dimana konsumen akan pertama kali mempersepsikan merek
sebagai tanda kualitasnya (penampilan fisik dan pengemasan, harga, dan reputasi
dalam jaringan penjualan). Hasil akhir penelitiannya menunjukkan hal yang sama
bahwa persepsi atas kualitas menjadi faktor dominan dalam pemilihan merek, 38
implikasinya ditunjukkan dalam fakta dimana terjadi probabilitas peningkatan
melalui tingkat pembelian serta kekuatan di dalam persaingan.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan suatu
hipotesis sebagai berikut:
H2. Persepsi kualitas berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sepeda
motor Honda di Kota Semarang.
2.1.4 Sikap Konsumen
Selain persepsi akan muncul pula sikap seseorang dalam menilai suatu
objek yang akan diminati dan untuk dimiliki. Sikap sebagai suatu evaluasi yang
menyeluruh dan memungkinkan seseorang untuk merespon dengan cara yang
menguntungkan atau tidak terhadap objek yang dinilai. Sikap adalah pernyataanpernyataan atau penilaian evaluatif berkaitan dengan objek, orang atau suatu
peristiwa (Robbins, 2006).
Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri,
orang lain, objek, atau isu (Petty, Cocopio, 1986 dalam Azwar, 2000). Sedangkan
definisi sikap menurut Allport dalam Setiadi (2003) adalah suatu mental dan
syaraf sehubungan dengan kesiapan untuk menanggapi, diorganisasi melalui
pengalaman dan memiliki pengaruh yang mengarahkan dan atau dinamis terhadap
perilaku. Definisi yang dikemukakan oleh Allport tersebut mengandung makna
bahwa sikap adalah mempelajari kecenderungan memberikan tanggapan terhadap
suatu objek baik disenangi ataupun tidak disenangi secara konsisten. 39
2.1.4.1 Komponen Sikap
Struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang yaitu
(Azwar, 2000):
1. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu
pemilik sikap. Komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki
individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama
apabila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial.
2. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional.
Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai
komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap
pengaruh-pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang
komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang
terhadap sesuatu.
3. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu
sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau
kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi terhadap sesuatu dengan caracara tertentu. Dan berkaitan dengan objek yang dihadapinya adalah logis
untuk mengharapkan bahwa sikap seseorang adalah dicerminkan dalam
bentuk tendensi perilaku.
2.1.4.2 Ciri – ciri Sikap
Ciri-ciri sikap adalah (Purwanto, 1998):
1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang
perkembangan itu dalam hubungan dengan objeknya. Sifat ini 40
membedakannnya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar, haus,
kebutuhan akan istirahat.
2. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap dapat
berubah pada orang-orang apabila terdapat keadaan-keadaan dan syarat-syarat
tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.
3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu
terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk, dipelajari atau
berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu yang dapat
dirumuskan dengan jelas.
4. Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan
kumpulan dari hal-hal tersebut.
5. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah
yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapanatau pengetahuanpengetahuan yang dimiliki orang.
2.1.4.3 Fungsi Sikap
Sikap menurut Loudon dan Della Bitta (2004) mempunyai empat fungsi:
1. Fungsi Penyesuaian
Fungsi ini mengarahkan manusia menuju objek yang menyenangkan atau
menjauhi objek yang tidak menyenangkan. Hal ini mendukung konsep
utilitarian mengenai maksimasi hadiah atau penghargaan dan minimisasi
hukuman. 41
2. Fungsi Pertahanan Diri
Sikap dibentuk untuk melindungi ego atau citra diri terhadap ancaman serta
membantu untuk memenuhi suatu fungsi dalam mempertahankan diri.
3. Fungsi Ekspresi Nilai
Sikap ini mengekspresikan nilai-nilai tertentu dalam suatu usaha untuk
menerjemahkan nilai-nilai tersebut ke dalam sesuatu yang lebih nyata dan
lebih mudah ditampakkan.
4. Fungsi Pengetahuan
Manusia membutuhkan suatu dunia yang mempunyai susunan teratur rapi,
oleh karena itu mereka mencari konsistensi, stabilitas, definisi, dan
pemahaman dari suatu kebutuhan yang selanjutnya berkembanglah sikap ke
arah pencarian pengetahuan.
2.1.4.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap
 Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap objek sikap
antara lain (Azwar, 2000):
1. Pengalaman Pribadi
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi haruslah
meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk
apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan
faktor emosional.
2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis
atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini 42
antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk
menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
3. Pengaruh Kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita
terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota
masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman
individu-individu masyarakat asuhannya.
4. Media Massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya,
berita yang seharusnya faktual disampaikan secara objektif cenderung
dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap
konsumennya.
5. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat
menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika kalau pada
gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.
6. Faktor Emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi
yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk
mekanisme pertahanan ego. 43
2.1.4.5 Cara Pengukuran Sikap
 Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap
seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu
mengenai objek sikap yang hendak diungkap. Pernyataan sikap mungkin berisi
atau mengatakan hal-hal yang positif mengenai objek sikap, yaitu kalimatnya
bersifat mendukung atau memihak pada objek sikap. Pernyataan ini disebut
dengan pernyataan yang favorable. Sebaliknya pernyataan sikap mungkin pula
berisi hal-hal negatif mengenai objek sikap yang bersifat tidak mendukung
maupun kontra terhadap objek sikap. Pernyataan seperti ini disebut dengan
pernyataan yang tidak favorable. Suatu skala sikap sedapat mungkin diusahakan
agar terdiri atas pernyataan favorable dan tidak favorable dalam jumlah yang
seimbang. Dengan demikian pernyataan yang disajikan tidak semua positif dan
tidak semua negatif yang seolah-olah isi skala memihak atau tidak mendukung
sama sekali objek sikap (Azwar, 2000).
2.1.4.6 Model Sikap
a. Model Tiga Komponen
Menurut tricomponent attitude model (Schiffman dan Kanuk, 2000 dan
Engel et.al., 1994), sikap terdiri atas tiga komponen: kognitif, afektif, dan
konatif. Kognitif adalah pengetahuan dan persepsi konsumen, yang diperoleh
melalui pengalaman dengan suatu objek sikap dan informasi dari berbagai
sumber. Pengetahuan dan persepsi ini biasanya berbentuk kepercayaan
(belief), yaitu konsumen mempercayai bahwa produk memiliki sejumlah 44
atribut. Kognitif ini sering juga disebut sebagai pengetahuan dan kepercayaan
konsumen. Afektif mengambarkan emosi dan perasaan konsumen. Schiffman
dan Kanuk (2000) menyebutkan sebagai “as primarily evaluative in nature”,
yaitu menunjukkan penilaian langsung dan umum terhadap suatu produk,
apakah produk itu disukai atau tidak disukai; apakah produk itu baik atau
buruk. Konatif menunjukkan tindakan seseorang atau kecenderungan perilaku
terhadap suatu objek (Engel, et al., 1994), konatif berkaitan dengan tindakan
atau perilaku yang akan dilakukan oleh seorang konsumen (likelihood or
tendency) dan sering juga disebut sebagai intention.
Solomon (1999) dalam Sumarwan (2004) menyebutkan tricomponent
model sebagai Model Sikap ABC. A menyatakan sikap (affect), B adalah
perilaku (behavior), C adalah kepercayaan (cognitive).
b. Model Sikap Multiatribut Fishbein
Dalam Sumarwan (2004) Model Multiatribut Sikap dari Fishbein
terdiri dari tiga model: the attitude-toward-object model, the attitude-towardbehavior-model, dan the theory-of-reasoned-action model. Model sikap
multiatribut menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu objek sikap
(produk atau merek) sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap atributatribut yang dievaluasi.
Model sikap terhadap objek secara khusus cocok untuk pengukuran
sikap terhadap suatu produk atau merek tertentu (Fishbein dalam Schiffman
dan Kanuk, 2000). Menurut model ini, sikap konsumen didefinisikan sebagai
suatu fungsi dari penampilan dan evaluasi terhadap sejumlah keyakinan dari 45
produk tertentu atau atribut-atribut yang dimiliki oleh suatu produk atau merek
tertentu (Schiffman dan Kanuk, 2000). Model ini secara singkat menyatakan
bahwa sikap seseorang konsumen terhadap suatu objek akan ditentukan oleh
sikapnya terhadap berbagai atribut yang dimiliki oleh objek tersebut
(Suwarman, 2004).
Menurut Engel, et al., (1994) model ini digambarkan oleh formula
sebagai berikut:
i
n
i
i Ao ∑ b e
=
=
1
Dimana:
 A0 = Sikap terhadap objek
 bi = Kekuatan kepercayaan bahwa objek memiliki atribut i
 ei
 = Evaluasi mengenai atribut i
 n = Jumlah atribut yang menonjol
Dari uraian diatas, para konsumen akan memiliki sikap yang baik
(favorable) terhadap suatu produk atau merek tertentu, jika mereka menilai
tingkatan atribut yang dimilikinya positif dan cukup memuaskan, dan
sebaliknya akan memiliki sikap yang tidak baik (unfavorable) terhadap
produk atau merek tertentu, jika mereka merasakan bahwa atribut-atribut
yang diinginkan tidak memuaskan atau terlalu banyak atribut yang negatif. 46
2.1.4.7 Hubungan Sikap Konsumen dengan Keputusan Pembelian
Menurut Simamora (2002) bahwa di dalam sikap terdapat tiga komponen
yaitu: 1) Cognitive component: kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang
objek. Yang dimaksud objek adalah atribut produk, semakin positif kepercayaan
terhadap suatu merek suatu produk maka keseluruhan komponen kognitif akan
mendukung sikap secara keseluruhan. 2) Affective component: emosional yang
merefleksikan perasaan seseorang terhadap suatu objek, apakah objek tersebut
diinginkan atau disukai. 3) Behavioral component: merefleksikan kecenderungan
dan perilaku aktual terhadap suatu objek, yang mana komponen ini menunjukkan
kecenderungan melakukan suatu tindakan. Menurut Loudan dan Delabitta (2004);
komponen kognitif merupakan kepercayaan terhadap merek, komponen afektif
merupakan evaluasi merek dan komponen kognatif menyangkut maksud atau
niatan untuk membeli.
Menurut Setiadi (2003) ada dua faktor yang dapat mempengaruhi maksud
pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain,
sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan
tergantung pada dua hal: (1). Intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap
alternatif pilihan konsumen dan (2). Motivasi konsumen untuk menuruti
keinginan orang lain tersebut. Semakin tinggi intensitas sikap negatif orang lain
tersebut akan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan konsumen, maka
semakin besar kemungkinan konsumen akan menyelesaikan tujuan
pembeliannnya.47
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan suatu
hipotesis sebagai berikut:
H3. Sikap konsumen berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sepeda
motor Honda di Kota Semarang.
2.1.5 Keputusan Pembelian
Proses pengambilan keputusan pembelian pada setiap orang pada dasarnya
adalah sama, hanya saja semua proses tersebut tidak semua dilaksanakan oleh
para konsumen. Berdasarkan tujuan pembelian, konsumen dapat diklasifikasikan
menjadi dua kelompok yaitu konsumen akhir atau individual dan konsumen
organisasional atau konsumen industrial. Konsumen akhir terdiri atas individu dan
rumah tangga yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk
dikonsumsi. Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi, pemakai
industri, pedagang dan lembaga non-profit, tujuan pembeliannya adalah untuk
keperluan bisnis atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Perilaku
konsumen dalam proses pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian akan
diwarnai oleh ciri kepribadiannya, usia, pendapatan dan gaya hidupnya.
Proses keputusan pembelian menurut Setiadi (2003) terdiri lima tahap
yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian, paska pembelian. Keputusan pembelian menunjuk arti kesimpulan
terbaik konsumen untuk melakukan pembelian. Konsumen melakukan kegiatankegiatan dalam mencapai kesimpulanya. Kualitas setiap kegiatan membentuk
totalitas kesimpulan terbaik sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. 48
Evaluasi
Alternatif
Pencarian
Informasi
Pengenalan
Kebutuhan
Perilaku Setelah
Pembelian
Keputusan
Pebelian
Keadaanya, kesimpulan terbaik penting didorong berbagai upaya organisasi
sebagai keadaan dasar yang melandasi.
2.1.5.1 Kosep Keputusan Pembelian
 Pelanggan dalam memutuskan pembelian suatu produk ada dua
kepentingan utama yang diperhatikannya yaitu:
1. Keputusannya pada ketersediaan dan kegunaan suatu produk. Konsumen akan
memutuskan untuk membeli suatu produk, jika produk yang ditawarkan
tersebut tersedia dan bermanfaat baginya.
2. Keputusan pada hubungan dari produk atau jasa, konsumen akan memutuskan
untuk membeli suatu produk jika produk tersebut mempunyai hubungan
dengan yang diinginkan konsumen.
Setiadi (2003) seperti terlihat pada Gambar 2.2 menjelaskan bagaimana
seseorang dalam mengambil keputusan dalam pembelian suatu produk. Keputusan
pembelian yang dilakukan oleh konsumen melalui beberapa tahap yaitu: tahap
pengenalan kebutuhan, tahap pencarian informasi, tahap evaluasi alternatif,
keputusan pembelian, dan terakhir tahap perilaku setelah pembelian.
Gambar 2.2 Model Proses Keputusan Pembelian
a. Pengenalan Kebutuhan
Menurut Abraham Maslow mengklasifiasikan kebutuhan secara sistematik
ke dalam lima kategori sebagai berikut:
Perilaku Setelah
Pembelian
Keputusan
Pembelian
Evaluasi
Alternatif
Pencarian
Informasi
Pengenalan
Kebutuhan 49
1) Kebutuhan yang paling pokok, seperti sandang, pangan, dan papan.
2) Kebutuhan Rasa Aman
Jika kebutuhan fisiologis terpenuhi maka kebutuhan rasa aman muncul
menggantikannya. Hal ni menjadi kebutuhan yang berusaha dipenuhi. Oleh
sebab itu, kebutuhan ini akan memotivasi seseorang seperti jaminan
keamanan.
3) Kebutuhan Sosial
Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpenuhi maka kebutuhan itu tidak
lagi memotivasi perilaku. Selanjutnya, kebutuhan sosial yang menjadi
motivasi aktif perilaku seperti afiliasi, memberi dan menerima kasih sayang
serta persahabatan.
4) Kebutuhan Ego
Kebutuhan yang berkaitan dengan kehormatan diri, reputasi seseorang seperti
pengakuan, dan penghormatan.
5) Kebutuhan Perwujudan Diri.
6) Kebutuhan yang hanya mulai mendominasi perilaku seseorang jika semua
kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah terpenuhi. Keutuhan tersebut,
merupakan kebutuhan yang dimiliki semua orang untuk menjadi orang yang
memiliki kemampuan untuk mewujudkan seperti pegawai yang mengikuti
kuliah untuk mencapai jenjang pendidikan lebih tinggi.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan konsumen mempunyai
kebutuhan fisiologis, rasa aman, sosial, ego, dan perwujudan diri. Pengembangan
atau kombinasi kebutuhan-kebutuhan memunculkan konsep kebutuhan konsumen 50
yang baru dan berbeda dari masing-masing kebutuhan pembentuknya. Melalui
pemberian asumsi adanya persaingan, pesaing-pesaing berupaya memenuhi
kebutuhan konsumen dengan dasar klasifikasi telah dikemukakan. Dapat dipahami
pengembangan atau kombinasi kebutuhan-kebutuhan konsumen menjadi suatu
keunggulan organisasi yang memenuhinya.
Sutisna (2003) menegaskan kesadaran konsumen pada kebutuhannya
terjadi ketika melihat perbedaan yang berarti antara kondisi yang dia rasakan saat
ini dengan kondisi ideal yang dia inginkan. Pendapat-pendapat tersebut
memberikan penekanan terhadap pentingnya upaya organisasi untuk melakukan
komunikasi pemasaran dalam menimbulkan kesadaran konsumen terhadap
kebutuhan maupun keinginanya.
b. Kegiatan Pencarian Informasi
Kegiatan pencarian informasi dilakukan konsumen yang mempunyai
kesadaran terhadap kebutuhan dan keinginanyan. Kesadaran tersebut, menjadi
dorongan internal konsumen mengumpulkan informasi mengenai tersedianya
berbagai alternatif yang memenuhi atau akan memenuhi kebutuhan dan
keinginanya. Ketersedian alternatif-alternatif dalam keberadaannya dibatasi
sumber daya individu konsumen dan kemampuan organisasi dengan produknya
yang memunculkan perbedaan.
Sutisna (2003) menyebutkan terdapat dua tipe pencarian informasi yang
dilakukan oleh konsumen, yaitu pencarian informasi pra pembelian dan pencarian
informasi yang terus menerus. Perbedaan penting dari dua tipe tersebut, pencarian
informasi pra pembelian merupakan kegiatan “pengobatan” sedangkan pencarian 51
informasi yang terus menerus berlangsung sebagai kegiatan “pencegahaan”.
Persamaan tampak pada tujuan memperoleh alternatif terbaik dengan
mengumpulkan informasi sebanyak mungkin yang dapat diketahui. Persamaan
tersebut mengindikasikan keterkaitan pencarian informasi pra pembelian dapat
merupakan kelanjutan pencarian informasi yang terus berlangsung berdasarkan
asumsi informasi berubah dalam ketepatannya.
c. Evaluasi Alternatif
Kotler (2005) mengemukakan konsumen mempelajari merek-merek yang
tersedia dan ciri-cirinya. Informasi ini digunakan untuk mengevaluasi semua
alternatif yang ada dalam menentukan keputusan pembeliannya. Menurut Sutisna
(2003) setidak-tidaknya ada dua kriteria evaluasi alternatif. Pertama, manfaat yang
diperoleh dengan membeli produk. Kedua, kepuasan yang diharapkan.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, ketika berbagai alteratif telah diperoleh,
konsumen melakukan evaluasi alternatif. Evaluasi alternatif tersebut, dalam
keberadaannya ditentukan oleh keterlibatan konsumen dengan produk yang akan
dibelinya.
Simbol-sombol nilai kelompok rujukan mempengaruhi keterlibatan tahan
lama yang terjadi ketika individu konsumen menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari kelompok rujukan. Keterlibatan emosional dan keterlibatan tahan
lama dikategorikan sebagai konsumen yang mempunyai keterlibatan tinggi.
Keterlibatan konsumen yang tinggi menyebabkan konsumen lebih banyak
mencari informasi dan menyeleksi informasi serta lebih hati-hati dalam keputusan
pembeliannya. 52
d. Keputusan Pembelian
Menurut Setiadi (2003) ada dua faktor yang dapat mempengaruhi maksud
pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain,
sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan
tergantung pada dua hal: (1). Intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap
alternatif pilihan konsumen dan (2). Motivasi konsumen untuk menuruti
keinginan orang lain tersebut. Semakin tinggi intensitas sikap negatif orang lain
tersebut akan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan konsumen, maka
semakin besar kemungkinan konsumen akan menyelesaikan tujuan
pembeliannnya. Faktor kedua adalah faktor keadaan yang tidak terduga.
Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti:
pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat
produk yang diharapkan. Pada saat konsumen ingin bertindak, faktor-faktor
keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan pembelian.
e. Tindakan Setelah Pembelian
Kepuasan dan ketidakpuasan konsumen akan mempengaruhi perilaku
konsumen berikutnya. Jika konsumen merasa puas maka ia akan menunjukkan
kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi. Konsumen yang
merasa puas cenderung akan mengatakan hal-hal yang baik mengenai suatu
produk terhadap orang lain.
 Sebaliknya apabila konsumen merasa tidak puas, maka konsumen akan
memungkinkan melakukan salah satu dari dua tindakan ini yaitu membuang
produk atau mengembalikan produk tersebut atau mereka mungkin berusaha 53
untuk rnengurangi ketidakpuasan dengan mencari informasi yang mungkin
memperkuat nilai produk tersebut.
 Sedangkan Loudan dan Delabitta (2004) mengungkapkan apabila
konsumen mengalami ketidakpuasan ada beberapa kemungkinan hasil yang
negatif akan muncul yaitu:
 Konsumen akan menunjukkan ketidakpuasannya dengan ucapan atau
komunikasi yang tidak baik.
 Konsumen mungkin tidak akan membeli lagi produk tersebut.
 Atau konsumen akan mengeluh.
2.1.5.2 Peranan-peranan dalam Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari dua
pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya. Umumnya ada
lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang. Ada kalanya kelima peran
ini dipegang oleh satu orang. Namun, seringkali pula peranan tersebut dilakukan
oleh beberapa orang. Pemahaman mengenai masing-masng peranan ini sangat
berguna dalam rangka memuaskan kebutuhan kebutuhan konsumen dan keinginan
konsumen. Kelima peran tersebut meliputi, pemrakarsa (initiator), pemberi
pengaruh (influencer), pengambilan keputusan (decider), pembeli (buyer),
pemakai (user) (Kotler, 2005). 54
2.2 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang menjadi rujukan penelitian ini antara
lain penelitian Vranesevic (2003) yang menganalisis pengaruh merek suatu
produk di dalam penjualan yang memfokuskan pada produk-produk makanan.
Penelitian ini memasukkan tiga unsur variabel bebas sebagai pendukung
penelitian yaitu: (1) karakteristik fisik (2) persepsi terhadap kualitas, dan (3)
merek pioneer. Berdasarkan metode analisis yang dipakai, didapat hasil akhir
penelitian ini yang menyimpulkan bahwa konsumen tidak secara khusus menilai
produk didasarkan melalui karakter fisiknya dalam proses pengambilan keputusan
pembelian memilih alternatif. Konsumen akan pertama kali mempersepsikan
merek berdasarkan kualitas yang ada atau disini disimpulkan disini persepsi
terhadap kualitas menjadi faktor yang sangat berpengaruh dipenelitian ini.
Dewi Urip Wahyuni (2008) yang menganalisis pengaruh motivasi,
persepsi dan sikap konsumen terhadap keputusan pembelian sepeda motor merek
Honda di kawasan Surabaya Barat. Berdasarkan metode analisis data yang dipakai
bahwa ternyata secara bersama-sama variabel motivasi, persepsi dan sikap
konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian hal ini
ditandai oleh adanya T hitung lebih besar dari t tabel 730,302 > 2,427 Sig. = 0,000
lebih kecil dari dengan α = 0,05 seperti yang dikatakan oleh Kotler dan Amstrong
(2003) unsur yang terdapat pada pribadi konsumen memberi rangsangan untuk
melakukan keputusan pembelian, unsur yang dimaksud adalah dorongan, persepsi,
dan sikap terhadap kebutuhan yang harus dipenuhi. Pengaruh secara bersamasama ini diperkuat dengan pengaruh secara parsial melalui uji t yang mana 55
masing-masing t hitung dari variabel bebas lebih besar dari t tabel dengan rincian
sebagai berikut: t hitung motivasi = 2,072, persepsi = 2,159 dan persepsi = 2,153
lebih besar dari t tabel = 1,975. Berdasarkan analisis data, maka terjawab bahwa
hipotesis yang mengatakan motivasi, persepsi, dan sikap konsumen berpengaruh
terhadap keputusan pembelian pada sepeda motor merek Honda di kawasan
Surabaya Barat terbukti kebenarannya.
Benazhar Bella (2009) yang menganalisis tentang pengaruh program
promosi, persepsi merek, motivasi, dan sikap konsumen terhadap proses
pengambilan keputusan pembelian sepeda motor Suzuki di Kota Semarang pada
100 responden di Kota Semarang. Berdasarkan metode analisis yang dipakai,
diketahui hasil akhir penelitian ini yang menyimpulkan bahwa program motivasi
konsumen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap proses pengambilan
keputusan pembelian. Sedangkan program promosi, persepsi merek, sikap
konsumen tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap proses pengambilan
keputusan pembelian. 56
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis
Berdasarkan telaah pustaka yang telah diuraikan, maka sebuah model
untuk penelitian ini yang nampak pada gambar 2.3. Model tersebut terdiri dari tiga
variabel independen diantaranya motivasi konsumen, persepsi kualitas, dan sikap
konsumen serta satu variabel dependen yaitu keputusan pembelian.
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran Teoritis
Sumber : dikembangkan untuk penelitian ini, 2010
2.4 Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu proporsi atau anggapan yang mungkin benar
dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan dan pemecahan masalah
ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut (Supranto, 2000).
 Hipotesis dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
Keputusan
Pembelian
(Y)
Motivasi
Konsumen
(X1)
Persepsi
Kualitas
(X2)
Sikap
Konsumen
(X3)
H1
H2
H357
a) Hipotesis 1
Motivasi konsumen berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sepeda
motor Honda di Kota Semarang.
b) Hipotesis 2
Persepsi kualitas berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sepeda
motor Honda di Kota Semarang.
c) Hipotesis 3
Sikap konsumen berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sepeda
motor Honda di Kota Semarang. 58
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Devinisi Operasional
Berikut ini dipaparkan mengenai variabel penelitian dan definisi
operasional atas variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 3.1
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel
Penelitian Devinisi Operasonal Indikator
Motivasi
Konsumen
Keadaan di dalam pribadi
seseorang yang mendorong
keinginan individu untuk
melakukan kegiatan-kegiatan
guna mencapai suatu tujuan
(Setiadi, 2003).
 Kualitas produk
 Kenyamanan berkendara
 Harga purna jual yang
menjanjikan
 Harga produk
 Jumlah dan kualitas
bengkel resmi
(Sigit, 2002 ; Wahyuni,
2008)
Persepsi Kualitas Persepsi pelanggan terhadap
keseluruhan kualitas atau
keunggulan dari suatu produk
atau jasa layanan yang
berkaitan dengan apa yang
diharapkan oleh pelanggan
(Zeithaml dalam Muafi dan
Effendi, 2001).
 Karakteristik tambahan
untuk menjadi pembeda
 Jarang terjadi kerusakan
 Suku cadang berkualitas
 Daya tahan mesin yang
baik
 Kestabilan mesin
(Garvin 1998 dalam
Lindawati 2005 ;
Wahyuni, 2008) 59
Sikap Konsumen Kecenderungan memberikan
tanggapan terhadap suatu
objek baik disenangi ataupun
tidak disenangi secara
konsisten (Allport dalam
Setiadi, 2003).
 Model produk
 Kombinasi warna
 Striping stiker
 Konsumsi bahan bakar
yang irit
 Jenis atau varian produk
(Muchsin, et al., 2002 ;
Wahyuni, 2008)
Keputusan
Pembelian
Suatu proses pengambilan
keputusan dalam membeli
suatu produk yang dimulai
dari pengenalan masalah,
pencarian informasi,
penilaian alternatif, membuat
keputusan pembelian dan
akhirnya didapatkan perilaku
setelah membeli yaitu puas
atau tidak puas atas suatu
produk yang dibelinya
(Kotler, 2005).
 Tidak ada pemilihan
merek lain
 Hampir semua orang
membeli sepeda motor
Honda
 Informasi tentang
kualitas
 Kemudahan
mendapatkan suku
cadang
 Ketertarikan untuk
membeli ulang
(Wahyuni, 2008)
Sumber: dikembangkan untuk penelitian ini, 2010
3.2 Penentuan Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2004), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Berdasarkan kualitas dan ciri tersebut, populasi dapat dipahami
sebagai sekelompok individu atau objek pengamatan yang minimal memiliki satu
persamaan karakteristik. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen sepeda
motor Honda di Kota Semarang. 60
3.2.2 Sampel
 Sampel adalah sebagian dari populasi yang mempunyai karakteristik yang
relatif sama dan dianggap dapat mewakili populasi. Menurut Hasan (2002),
sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang
juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa
mewakili populasi.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
melalui pendekatan non probability sampling yaitu purposive sampling
Berdasarkan purposive sampling, peneliti memilih sampel purposif secara
subjektif dan dalam pemilihan sampel digunakan pertimbangan tertentu yang
disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian yang dikembangkan
(Ferdinand 2006). Peneliti memilih menggunakan metode sampling ini karena
telah memahami bahwa informasi yang dibutuhkan dapat diperoleh dari satu
kelompok sasaran tertentu yang mampu memberikan informasi yang dikehendaki,
karena mereka memang memiliki informasi seperti yang diharapkan dan mereka
memenuhi syarat dan kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Syarat sampel pada
penelitian ini adalah sampel berdomisili atau warga Kota Semarang. Kriteria
sampel pada penelitian ini adalah konsumen yang memenuhi satu dari lima
kriteria; pemrakarsa (initiator), pemberi pengaruh (influencer), pengambilan
keputusan (decider), pembeli (buyer), pemakai (user) sepeda motor Honda.
Sampel yang diambil adalah yang peneliti temui di lapangan tanpa ada
perencanaan pertemuan terlebih dahulu. 61
 Penentuan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan beberapa
metode antara lain dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Widiyanto,
2008).
Apabila populasi berukuran besar dan jumlahnya tidak diketahui maka digunakan
rumus:
( )2
2
4 Moe
Z
n =
( )2
2
4 1,0
,1 98
n =
 = 98,01 ≈ 98 (atau dibulatkan 100)
Dimana :
n : Jumlah sampel
Z : Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel 95%
 Pada penentuan ini Z pada α = 0,5 adalah 1,98
Moe : Margin of Error, yaitu tingkat kesalahan maksimal yang dapat
ditoreransi, ditentukan sebesar 10%
Dari hasil perhitungan sampel diatas maka jumlah sampel dalam penelitian ini
sebanyak 100 responden. 62
3.3 Jenis dan Sumber Data
 Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya,
yakni data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner yang diisi oleh
responden secara langsung. Dalam penelitian ini, menggunakan data
primer dari konsumen yang memenuhi satu dari lima kriteria; pemrakarsa
(initiator), pemberi pengaruh (influencer), pengambilan keputusan
(decider), pembeli (buyer), pemakai (user) sepeda motor Honda yang
berdomisili atau warga Kota Semarang. Alasan dipilih sampel di Kota
Semarang karena Kota Semarang memiliki dua puluh dealer resmi Honda
yang tersebar di seluruh wilayah Kota Semarang sehingga
mengindikasikan bahwa penjualan sepeda motor Honda di Kota Semarang
tergolong besar.
2. Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh tidak secara langsung dari
sumbernya, akan tetapi data hasil olahan dari pengambilan data primer.
Data sekunder dalam penelitian ini antara lain dari penelitian terdahulu,
literatur-literatur, media cetak (surat kabar dan majalah), dan media
elektronik (internet). 63
3.4 Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Kuesioner
Data yang diperoleh dalam penelitian ini didapatkan langsung dari
pengisian kuesioner (angket) yang ditujukan kepada responden tentang tanggapan
atau pandanganya terhadap program motivasi konsumen, persepsi kualitas, sikap
konsumen, dan keputusan pembelian produk sepeda motor Honda. Pengumpulan
data dengan menggunakan kombinasi pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka,
yang diberikan kepada responden secara langsung sehingga didapatkan
keobjektifan data yang tepat. Data yang dikumpulkan meliputi identitas responden
serta tanggapan konsumen terhadap sepeda motor Honda.
Pertanyaan-pertanyaan pada angket tertutup dibuat dengan skala Likert 1-5
dengan menggunakan pertanyaan berskala (scaling questions). Skala Likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini
telah ditetapkan secara spesifikasi oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai
variabel penelitian. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala
Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Dan untuk
keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor yangditunjukkan
tabel berikut: 64
Tabel 3.2
Skala Likert pada Pertanyaan Tertutup
Pilihan Jawaban Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
3.4.2 Wawancara
Selain kuesioner, juga digunakan teknik wawancara untuk mendukung
akurasi dan kelengkapan kuesioner tersebut. Wawancara juga digunakan untuk
memperluas pandangan peneliti tentang data-data lain yang tidak terformulasi
dalam kuesioner. Namun, akan memiliki implikasi strategis bagi perusahaan,
sehingga layak untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Selain itu wawancara juga
digunakan untuk melengkapi data yang terkumpul melalui kuesioner.
3.5 Metode Analisis Data
3.5.1 Analisis Data Kualitatif
Analisis kualitatif berguna menyimpulkan hasil yang diperoleh dari
analisis kuantitatif. Analisis kualitatif adalah analisis data berdasarkan hasil yang
dinyatakan dalam bentuk uraian. Data kualitatif merupakan data berupa informasi,
uraian dalam bentuk bahasa prosa, kemudian dikaitkan dengan data-data lainnya 65
untuk mendapatkan kejelasan terhadap suatu kebenaran sehingga memperoleh
gambaran baru atau memperkuat suatu gambaran yang sudah ada sebelumnya.
3.5.2 Analisis Data Kuantitatif
Analisis data kuantitatif adalah suatu pengukuran yang digunakan dalam
suatu penelitian yang dapat dihitung dengan jumlah satuan tertentu atau
dinyatakan dalam angka-angka. Analisis ini meliputi pengolahan data,
pengorganisasian data, dan penemuan hasil (Supranto, 2000). Dalam penelitian
ini, analisis data kuantitatif yang digunakan antara lain:
3.5.2.1 Uji Validitas
 Uji signikasikasi dilakukan dengan membandingkkan nilai r hitung (nilai
Corrected Item - Total Correlation pada output Cronbach Alpha) dengan nilai r
tabel untuk degree of freedom (df) = n - k, dalam hal ini n merupakan jumlah
sampel dan k merupakan jumlah variabel independen. Pada penelitian ini jumlah
sampel (n) = 100 dan besarnya df dapat dihitung 100 - 3 = 97, dengan df = 97 dan
alpha = 0,05 didapat r tabel dengan uji dua sisi = 0,198. Jika r hitung lebih besar dari r
tabel dan bernilai positif, maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan
valid (Ghozali, 2006). Dengan jumlah sampel (n) adalah 100 dan tingkat
signifikansi 0,05 maka r tabel pada penelitian ini adalah:
r (0,05 ; 100 - 3 = 97) => 0,198.
Bila: r hitung > r tabel, berarti pernyataan tersebut dinyatakan valid.
 r hitung < r tabel, berarti pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.66
3.5.2.2 Uji Reliabilitas
 Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur konsistensi konstruk atau
indikator (variabel) penelitian. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke
waktu (Ghozali, 2006). Untuk menguji keandalan kuesioner yang digunakan,
maka dilakukan analisis reliabilitas berdasarkan koefisien Alpha Cronbach.
Koefisien Alpha Cronbach menafsirkan korelasi antara skala yang dibuat dengan
semua skala indikator yang ada dengan keyakinan tingkat kendala. Indikator yang
dapat diterima apabila koefisien alpha diatas 0,60. Menurut Nunnaly (1967) dalam
Ghozali (2006) suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan
nilai Cronbach Alpha > 0,60.
3.5.3 Analisis Angka Indeks
Analisis angka indeks bertujuan untuk mengetahui persepsi umum
responden mengenai sebuah variabel yang diteliti. Analisis ini dilakukan dengan
menggunakan teknik analisis indeks, untuk menggambarkan persepsi responden
atas item-item pertanyaan yang diajukan (Ferdinand, 2006).
Dengan jumlah responden 100 orang, maka nilai indeks dapat dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Nilai Indeks = {(F1x1) + (F2x2) + (F3x3) + (F4x4) + (F5x5)}/5 67
Dimana:
F1 adalah frekuensi responden yang menjawab 1 dari skor yang digunakan dalam
daftar pertanyaan.
F2 adalah frekuensi responden yang menjawab 2 dari skor yang digunakan dalam
daftar pertanyaan.
F3 adalah frekuensi responden yang menjawab 3 dari skor yang digunakan dalam
daftar pertanyaan.
F4 adalah frekuensi responden yang menjawab 4 dari skor yang digunakan dalam
daftar pertanyaan.
F5 adalah frekuensi responden yang menjawab 5 dari skor yang digunakan dalam
daftar pertanyaan.
 Angka jawaban responden tidak dimulai dari anka 0, melainkan dari angka
1 hingga 5, oleh karena itu angka indeks yang dihasilkan akan dimulai dari angka
20 hingga angka 100 dengan rentang sebesar 80. Dalam penelitian ini digunakan
kriteria 3 kotak (Three-Box Method), maka rentang sebesar 80 akan dibagi tiga
dan akan menghasilkan rentang sebesar 26,67. Rentang tersebut akan digunakan
sebagai dasar untuk menentukan indeks persepsi rerponden terhadap variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini (Ferdinand, 2006), yaitu sebagai
berikut:
20,00 - 46,67 = Rendah
46,67 - 73,34 = Sedang
73,35 - 100 = Tinggi 68
Atas dasar pedoman ini, maka indeks persepsi responden terhadap
variabel-variabel penelitian yang diajukan dalam model dapat diteliti dan
dideskripsikan.
3.5.4 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang
ada agar dapat menentukan model análisis yang tepat. Data yang digunakan
sebagai model regresi berganda dalam menguji hipotesis haruslah menghindari
kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi klasik.
3.5.4.1 Uji Multikolinearitas
 Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi
antara variabel bebas (independen). Dilakukan dengan cara menganalisis matrik
korelasi variabel-variabel independen. Jika variabel-variabel independen saling
berkorelasi (diatas 0,9) dan nilai R2
 yang dihasilkan oleh estimasi model regresi
empiris sangat tinggi, dan nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF
(Variance Inflation Factor) > 10 maka mengindikasikan adanya multikolinieritas
(Imam Ghozali, 2006).
3.5.4.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan 69
yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau
tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2006).
Cara mendeteksinya adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi
variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi
ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antar SRESID dan ZPRED, dimana
sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi dan sumbu X adalah residual (Y prediksi
- Y sesungguhnya) yang telah di-studentized (Ghozali, 2006).
Adapun dasar atau kriteria pengambilan keputusan berkaitan dengan
gambar tersebut adalah (Ghozali, 2006):
a. Jika terdapat pola tertentu, yaitu jika titik-titiknya membentuk pola tertentu
dan teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas.
b. Jika tidak terdapat pola yang jelas, yaitu jika titik-titiknya menyebar, maka
diindikasikan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
3.5.4.3 Uji Normalitas
 Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Seperti
diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti
distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak
valid untuk jumlah sampel kecil. Untuk menguji apakah distribusi variabel 70
pengganggu atau residual normal ataukah tidak, maka dapat dilakukan analisis
grafik atau dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari
distribusi normal (Ghozali, 2006).
Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji normalitas data adalah
(Ghozali, 2006):
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogramnya, menunjukkan distribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogram, tidak menunjukkan distribusi normal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.5.5 Analisis Regresi Berganda
Secara umum analisis ini digunakan untuk meneliti pengaruh dari
beberapa variabel independen (variabel X) terhadap variabel dependen (variabel
Y) (Ghozali, 2006). Pada regresi berganda variabel independen (variabel X) yang
diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel dependen (variabel Y), jumlahnya
lebih dari satu. Dalam penelitian ini, variabel independen adalah motivasi
konsumen (X1), persepsi kualitas (X2), sikap konsumen (X3) sedangkan variabel
dependen adalah keputusan pembelian (Y) sehingga persamaan regresi
bergandanya adalah: 71
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana :
Y : Keputusan Pembelian
a : Konstanta
b1, b2, b3 : Koefisien masing-masing faktor
X1 : Motivasi Konsumen
X2 : Persepsi Kualitas
X3 : Sikap Konsumen
e : Standard error
3.5.6 Uji Goodness of Fit
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat dinilai
dengan Goodness of Fitnya. Secara staistik setidaknya ini dapat diukur dari nilai
koefisien determinasi, nilai statistik F, dan nilai statistik t. Perhitungan statistik
disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah
kritis (daerah di mana Ho ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai
uji statistiknya berada dalam daerah di mana Ho diterima (Ghozali, 2006).
3.5.6.1 Uji F (Uji Simultan)
Uji F bertujuan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan ke dalam model secara simultan atau bersama-sama mempunyai
pengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali 2006).72
a) Membuat hipotesis untuk kasus pengujian F-test di atas yaitu:
• Ho : b1, b2, b3 = 0
Artinya, tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen
yaitu motivasi konsumen (X1), persepsi kualitas (X2), dan sikap
konsumen (X3) secara simultan terhadap variabel dependen yaitu
keputusan pembelian (Y).
• Ha : b1, b2, b3 > 0
Artinya, ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen yaitu
motivasi konsumen (X1), persepsi kualitas (X2), dan sikap konsumen (X3)
secara simultan terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian
(Y).
b) Menentukan F tabel dan F hitung dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%
atau taraf signifikasi sebesar 5% (α = ,0 05), maka:
• Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti masingmasing variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel dependen.
• Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti masingmasing variabel independen secara bersama-sama tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 73
3.5.6.2 Uji t (Uji Parsial)
 Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel
independen secara parsial atau individual terhadap variabel dependen. Kriteria
yang digunakan adalah:
• Ho : b1 = 0
Artinya, tidak ada pengaruh yang signifikan secara parsial pada masingmasing variabel independen.
• Ha : b1 > 0
Artinya, ada pengaruh yang signifikan secara parsial pada masing-masing
variabel independen.
Sedangkan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
a) Taraf Signifikan (α = ,0 05)
b) Distribusi t dengan derajat kebebasan ( n )
c) Apabila t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
d) Apabila t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.
3.5.7 Koefisien Determinasi (R2
)
Koefisisen Determinasi (R2
) pada intinya digunakan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali, 2006). Nilai koefisian determinasi adalah antara nol (0) dan
satu (1). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekatkati satu 74
(1) berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi (R2
) adalah bias
terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap
tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah
variabel tersebut berpengaruh secara signifikasi terhadap variabel dependen. Maka
digunakan nilai Adjusted R2
 pada saat mengevaluasi model regresi yang terbaik
karena Adjusted R2
 dapat naik turun apabila satu variabel independen di
tambahkan ke dalam model. 75
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan
PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor
di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT Federal Motor,
yang sahamnya secara mayoritas dimiliki oleh PT Astra International.
Seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi serta tumbuhnya pasar
sepeda motor terjadi perubahan komposisi kepemilikan saham di pabrikan sepeda
motor Honda ini. Pada tahun 2000 PT Federal Motor dan beberapa anak
perusahaan di merger menjadi satu dengan nama PT Astra Honda Motor, yang
komposisi kepemilikan sahamnya menjadi 50% milik PT Astra International Tbk
dan 50% milik Honda Motor Co. Japan.
Saat ini PT Astra Honda Motor memiliki 3 fasilitas pabrik perakitan,
pabrik pertama berlokasi Sunter, Jakarta Utara yang juga berfungsi sebagai kantor
pusat. Pabrik ke dua berlokasi di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, serta pabrik ke
3 yang sekaligus pabrik paling mutakhir berlokasi di kawasan MM 2100 Cikarang
Barat, Bekasi. Pabrik ke 3 ini merupakan fasilitas pabrik perakitan terbaru yang
mulai beroperasi sejak tahun 2005. Dengan keseluruhan fasilitas ini PT Astra
Honda Motor saat ini memiliki kapasitas produksi 3 juta unit sepeda motor pertahunnya, untuk permintaan pasar sepeda motor di Indonesia yang terus
meningkat. 76
Guna menunjang kebutuhan serta kepuasan pelannggan sepeda motor
Honda, saat PT Astra Honda Motor di dukung oleh 1.600 showroom dealer
penjualan yang diberi kode H1, 3.800 layanan service atau bengkel AHASS
(Astra Honda Authorized Service Station) dengan kode H2, serta 6.500 gerai suku
cadang atau H, yang siap melayani jutaan penggunaan sepeda motor Honda di
seluruh Indonesia.
Industri sepeda motor saat ini merupakan suatu industri yang besar di
Indonesia. Karyawan PT Astra Honda Motor saja saat ini berjumlah sekitar
14.460 orang (Januari 2010), ditambah 130 vendor dan supplier serta ribuan
jaringan lainnya, yang kesemuanya ini memberikan dampak ekonomi berantai
yang luar biasa. Keseluruhan rantai ekonomi tersebut diperkirakan dapat
memberika kesempatan kerja kepada sekitar 500 ribu orang. Produk-poduk yang
dihasilkan (2010) adalah sepeda motor Tipe Cub/Bebek yaitu Honda Absolute
Revo 110, Honda Blade, Honda Supra X 125 R, dan Honda Supra X 125 PGM-FI.
Tipe Sport yaitu Honda City Sport 1, Honda Mega Pro, dan Honda Tiger. Serta
Tipe Skutik yaitu Honda BeAT, Honda Vario, dan Honda Vario Techno. Pada
tahun 2009, jumlah produksi total mencapai 2.710.575 unit sepeda motor.
Dengan tujuan demi kepuasan konsumen serta keawetan kondisi motor
Honda, PT Astra Honda Motor juga menyediakan suku cadang Honda Genuine
Parts yang terjamin kualitasnya. Keunggulan Honda Genuine Parts selain aman
dan awet, juga mempunyai kualitas standar Honda, hemat biaya perawatan,
mudah didapat dan ramah lingkungan. Hal ini dilakukan demi kepuasan
konsumen yang mempercayakan sepeda motornya kepada Honda. 77
PT Astra Honda Motor akan terus berkarya menghasilkan sarana
transportasi roda dua yang menyenangkan, aman, dan ekonomis sesuai dengan
harapan dan kebutuhan masyarakat Indonesia.
Kantor Pusat
Plant 1 (Sunter)
Alamat : Jl. Laksda Yos Sudarso - Sunter I Jakarta 14350
Telpon : +6221.6518080, 30418080 (Hunting)
Fax : +6221.6521889, 6518814
(Sumber: http://www.astra-honda.com)
4.2 Gambaran Umum Responden
Responden dalam penelitian ini adalah konsumen pengguna produk sepeda
motor Honda. Ini sesuai dengan metode pengambilan sampel yang dipakai dalam
penelitian ini, yaitu purposive sampling. Metode tersebut digunakan karena
konsumen sepeda motor Honda tersebar luas.
 Berdasarkan data dari 100 responden yang menggunakan produk sepeda
motor Honda, melalui daftar pertanyaan didapat kondisi responden tentang jenis
kelamin, umur, jenis pekerjaan, dan pengeluaran per bulan. Penggolongan yang
dilakukan terhadap responden dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
secara jelas mengenai gambaran responden sebagai objek penelitian. Gambaran
umum objek penelitian tersebut satu per satu dapat diuraikan sebagai berikut: 78
4.2.1 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tingginya jumlah konsumen sepeda motor merek Honda memungkinkan
variasi proporsi yang besar bagi konsumen laki-laki dan perempuan. Gambaran
umum mengenai konsumen sepeda motor merek Honda berdasarkan jenis kelamin
adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Dalam %
Laki-laki 66 66
Perempuan 34 34
Jumlah 100 100
Sumber: data primer yang diolah, 2010
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa mayoritas responden adalah
laki-laki sebanyak 66 persen. Sedangkan sisanya adalah perempuan sebanyak 34
persen.
4.2.2 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Umur
Gambaran umum mengenai konsumen sepeda motor merek Honda
berdasarkan umur pada saat pengambilan sampel adalah sebagai berikut: 79
Tabel 4.2
Responden Berdasarkan Umur
Umur Jumlah Dalam %
< 20 Tahun 15 15
20-25 Tahun 35 35
26-30 Tahun 19 19
> 30 Tahun 31 31
Jumlah 100 100
Sumber: data primer yang diolah, 2010
Dari Tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa proporsi paling besar adalah
dari responden berusia 20-25 tahun sebanyak 35 persen. Kemudian responden
berusia diatas 30 tahun berjumlah 31 persen, responden berusia 26-30 tahun
berjumlah 19 persen, dan responden berusia dibawah 20 tahun berjumlah 15
persen.
4.2.3 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Berdasarkan pengelompokan jenis pekerjaan, responden dapat
dikelompokkan seperti dijelaskan pada tabel 4.3 berikut: 80
Tabel 4.3
Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Dalam %
Pelajar/Mahasiswa 41 41
Pegawai Negeri Sipil 13 13
Pegawai Swasta 27 27
Wiraswasta 14 14
Lainnya 5 5
Jumlah 100 100
Sumber: data primer yang diolah, 2010
Dari tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa responden paling tinggi berasal
dari Pelajar atau Mahasiswa yaitu sebanyak 41 persen. Kemudian Pegawai Swasta
sebanyak 27 persen, Wiraswasta sebanyak 14 persen, Pegawai Negeri Sipil
sebanyak 13 persen, dan Lainnya sebanyak 5 persen.
4.2.4 Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pengeluaran Per Bulan
Pengeluaran per bulan erat kaitannya dengan pola konsumsi seseorang
akan suatu produk. Berikut ini adalah deskripsi responden berdasarkan tingkat
pengeluaran per bulan. 81
Tabel 4.4
Responden Berdasarkan Pengeluaran Per Bulan
Pengeluaran Per Bulan Jumlah Dalam %
< Rp 500.000 18 18
Rp 500.000-Rp 1.000.000 38 38
> Rp 1.000.000 44 44
Jumlah 100 100
Sumber: data primer yang diolah, 2010
Pada tabel 4.4 di atas, diketahui bahwa mayoritas responden memiliki ratarata pengeluaran per bulan diatas Rp 1.000.000 yaitu sejumlah 44 persen.
Selanjutnya responden yang memiliki rata-rata pengeluaran per bulan antara Rp
500.000 - Rp 1.000.000 sejumlah 38 persen. Sedangkan responden yang memiliki
pengeluaran per bulan dibawah Rp 500.000 sejumlah 18 persen.
4.3 Analisis Data
4.3.1 Uji Validitas
Uji signikasikasi dilakukan dengan membandingkkan nilai r hitung (nilai
Corrected Item - Total Correlation pada output Cronbach Alpha) dengan nilai r
tabel untuk degree of freedom (df) = n - k, dalam hal ini n merupakan jumlah
sampel dan k merupakan jumlah variabel independen. Pada penelitian ini jumlah
sampel (n) = 100 dan besarnya df dapat dihitung 100 - 3 = 97, dengan df = 97 dan
alpha = 0,05 didapat r tabel dengan uji dua sisi = 0,198. Jika r hitung lebih besar dari r 82
tabel dan bernilai positif, maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan
valid (Ghozali, 2006).
 Hasil uji validitas pada indikator-indikator penelitian ini terdapat pada
tabel berikut.
Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Konsumen
Variabel Indikator Kode
Item rhitung rtabel Kriteria
Motivasi
Konsumen
 Kualitas produk
 Kenyamanan
berkendara
 Harga purna jual
yang menjanjikan
 Harga produk
 Jumlah dan kualitas
bengkel resmi
MK1
MK2
MK3
MK4
MK5
0,699
0,653
0,643
0,713
0,710
0,198
0,198
0,198
0,198
0,198
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
 Sumber: data primer yang diolah, 2010
Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Variabel Persepsi Kualitas
Variabel Indikator Kode
Item rhitung rtabel Kriteria
Persepsi
Kualitas
 Karakteristik
tambahan untuk
menjadi pembeda
 Jarang terjadi
kerusakan
 Suku cadang
berkualitas
 Daya tahan mesin
yang baik
 Kestabilan mesin
PK1
PK2
PK3
PK4
PK5
0,713
0,822
0,722
0,744
0,739
0,198
0,198
0,198
0,198
0,198
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
 Sumber: data primer yang diolah, 2010 83
Tabel 4.7
Hasil Uji Validitas Variabel Sikap Konsumen
Variabel Indikator Kode
Item rhitung rtabel Kriteria
Sikap
Konsumen
 Model produk
 Kombinasi warna
 Striping stiker
 Konsumsi bahan
bakar yang irit
 Jenis atau varian
produk
MK1
MK2
MK3
MK4
MK5
0,768
0,724
0,796
0,536
0,678
0,198
0,198
0,198
0,198
0,198
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
 Sumber: data primer yang diolah, 2010
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian
Variabel Indikator Kode
Item rhitung rtabel Kriteria
Keputusan
Pembelian
 Tidak ada pemilihan
merek lain
 Hampir semua
orang membeli
sepeda motor
Honda
 Informasi tentang
kualitas
 Kemudahan
mendapatkan suku
cadang
 Ketertarikan untuk
membeli ulang
KP1
KP2
KP3
KP4
KP5
0,759
0,764
0,597
0,550
0,625
0,198
0,198
0,198
0,198
0,198
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
 Sumber: data primer yang diolah, 2010
 Berdasarkan pengujian pada tabel uji validitas diatas, diketahui bahwa
nilai r hitung dari semua indikator variabel lebih besar dari r tabelnya. Oleh karena itu
dapat disimpulkan bahwa semua indikator dalam penelitian ini adalah valid. 84
4.3.2 Uji Reliabilitas
 Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
2006). Uji reliabilitas adalah tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam suatu
gejala/kejadian. Menurut Nunnaly (1967) dalam Ghozali (2006), suatu konstruk
atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.
Adapun hasil uji reliabel dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 4,9 berikut
ini.
Tabel 4.9
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha Status
Motivasi Konsumen (X1) 0,716 Reliabel
Persepsi Kualitas (X2) 0,817 Reliabel
Sikap Konsumen (X3) 0,742 Reliabel
Keputusan Pembelian (Y) 0,691 Reliabel
 Sumber: data primer yang diolah, 2010
Berdasarkan pengujian pada tabel uji reliabilitas diketahui bahwa semua
variabel mempunyai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,06 maka dapat
disimpulkan bahwa keseluruhan variabel dalam penelitian ini adalah reliabel.
4.4 Analisis Indeks Jawaban Responden Per Variabel
Peneliti ingin mengetahui persepsi umum responden mengenai variabelvariabel yang diteliti, untuk mendapatkan gambaran mengenai derajat persepsi 85
responden pada tiap variabel yang diteliti. Dengan jumlah responden 100 orang,
maka nilai indeks dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Nilai Indeks = {(F1x1) + (F2x2) + (F3x3) + (F4x4) + (F5x5)}/5
Dimana:
F1 adalah frekuensi responden yang menjawab 1 dari skor yang digunakan dalam
daftar pertanyaan.
F2 adalah frekuensi responden yang menjawab 2 dari skor yang digunakan dalam
daftar pertanyaan.
F3 adalah frekuensi responden yang menjawab 3 dari skor yang digunakan dalam
daftar pertanyaan.
F4 adalah frekuensi responden yang menjawab 4 dari skor yang digunakan dalam
daftar pertanyaan.
F5 adalah frekuensi responden yang menjawab 5 dari skor yang digunakan dalam
daftar pertanyaan.
 Angka jawaban responden tidak dimulai dari anka 0, melainkan dari angka
1 hingga 5, oleh karena itu angka indeks yang dihasilkan akan dimulai dari angka
20 hingga angka 100 dengan rentang sebesar 80. Dalam penelitian ini digunakan
kriteria 3 kotak (Three-Box Method), maka rentang sebesar 80 akan dibagi tiga
dan akan menghasilkan rentang sebesar 26,67. Rentang tersebut akan digunakan
sebagai dasar untuk menentukan indeks persepsi rerponden terhadap variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini (Ferdinand, 2006), yaitu sebagai
berikut: 86
20,00 - 46,67 = Rendah
46,67 - 73,34 = Sedang
73,35 - 100 = Tinggi
4.4.1 Analisis Indeks Jawaban Responden Tentang Motivasi Konsumen
 Tabel 4.10
 Frekuensi Jawaban Variabel Motivasi Konsumen (X1)
Nilai X1MK1 X1MK2 X1MK3 X1MK4 X1MK5 Jumlah
1 0 0 0 0 0 0
2 0 2 3 3 4 12
3 6 9 18 24 7 64
4 55 52 44 47 47 245
5 39 37 35 26 42 179
Jumlah 100 100 100 100 100 500
Sumber: data primer yang diolah, 2010
Nilai indeks tiap indikator:
 Untuk X1MK1 (kualitas produk)
{(0 x 1) + (0 x 2) + (6 x 3) + (55 x 4) + (39 x 5)}/5 = 86,6
Kesimpulan: Nilai indikator kualitas produk adalah tinggi.
 Untuk X1MK2 (kenyamanan berkendara)
{(0 x 1) + (2 x 2) + (9 x 3) + (52 x 4) + (37 x 5)}/5 = 84,8
Kesimpulan: Nilai indikator kenyamanan berkendara adalah tinggi.
 Untuk X1MK3 (harga purna jual yang menjanjikan)
{(0 x 1) + (3 x 2) + (18 x 3) + (44 x 4) + (35 x 5)}/5 = 82,2
Kesimpulan: Nilai indikator harga purna jual yang menjanjikan adalah tinggi.87
 Untuk X1MK4 (harga produk)
{(0 x 1) + (3 x 2) + (24 x 3) + (47 x 4) + (26 x 5)}/5 = 79,2
Kesimpulan: Nilai indikator harga produk adalah tinggi.
 Untuk X1MK5 (jumlah dan kualitas bengkel resmi)
{(0 x 1) + (4 x 2) + (7 x 3) + (47 x 4) + (42 x 5)}/5 = 85,4
Kesimpulan: Nilai indikator jumlah dan kualitas bengkel resmi adalah tinggi.
Nilai rata-rata seluruh indikator untuk variabel motivasi konsumen adalah:
 Indeks Motivasi Konsumen = (86,6 + 84,8 + 82,2 + 79,2 + 85,4)/5 = 83,64
Maka indeks variabel motivasi konsumen bagi responden adalah tinggi.
 Berdasarkan Tabel 4.10 dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel motivasi
konsumen memiliki indeks yang tinggi dengan nilai sebesar 83,64 yang artinya
responden mempunyai motivasi konsumen yang kuat terhadap keputusan
pembelian sepeda motor Honda. Apabila dinilai dari nilai indeks untuk setiap
indikator, indikator kualitas produk memiliki indeks yang paling tinggi dengan
nilai 86,6 yang artinya mayoritas responden setuju bahwa kualitas produk sepeda
motor Honda terjamin. Indikator kenyamanan berkendara memiliki indeks yang
tinggi dengan nilai 84,8 yang berarti responden merasa nyaman dalam
mengendarai sepeda motor Honda. Indikator harga purna jual yang menjanjikan
memiliki indeks yang tinggi dengan nilai 82,2 yang artinya responden setuju
bahwa purna jual sepeda motor Honda tinggi. Indikator harga produk memiliki
indeks yang tinggi dengan nilai 79,2 yang artinya responden setuju bahwa harga
sepeda motor Honda terjangkau oleh masyarakat. Indikator jumlah dan kuantitas
bengkel resmi memiliki indeks yang tinggi dengan nilai 85,4 yang artinya 88
sebagian besar responden setuju bahwa jumlah dan kualitas bengkel resmi sepeda
motor Honda (AHASS) banyak dan terdapat di seluruh Indonesia.
 Temuan kualitatif penelitian merupakan rangkuman dari uraian jawaban
responden atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan, dimana pernyataanpernyataan yang sama atau mirip akan digabungkan menjadi satu kalimat. Namun,
apabila pernyataan tidak dapat digabungkan maka akan disajikan dalam poin
tersendiri. Deskripsi temuan penelitian ini disajikan dalam Tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11
Deskripsi Indeks Motivasi Konsumen
(Nilai Indeks 83,64 - Tinggi)
Indikator Indeks dan
Interpretasi
Temuan Penelitian dan Persepsi
Responden
Kualitas
produk
86,6 (Tinggi)
Yang berarti mayoritas
responden setuju bahwa
kualitas produk sepeda
motor Honda terjamin.
 Mayoritas responden menyatakan
bahwa motor Honda tidak cepat rusak,
awet, bahan bakar lebih irit, kualitas
suku cadangnya terjamin, dan purna
jualnya tinggi.
 Suara mesin halus, tarikan halus,
handal, dan akselerasi cepat.
 Responden juga menyatakan dengan
makin banyaknya masyarakat yang
memakai motor Honda menjadi bukti
nyata.
 Sebagian responden menyatakan sudah
menjadi pengguna dan merasakan
kualitas motor Honda lebih dari 20
tahun.
Kenyamanan
berkendara
84,8 (Tinggi)
Yang berarti responden
merasa nyaman dalam
mengendarai sepeda
motor Honda.
 Mayoritas responden juga menyatakan
bahwa bentuk dan desain motor
Honda membuat nyaman bila
dikendarai, tidak mudah capek,
mesin halus, dan suara tidak bising
atau ramah lingkungan serta
suspensi motor Honda sangat
empuk.
 Responden lainnya menyatakan tarikan
gasnya responsif dan stabil saat
dikendarai.
 Sebagian lainnya menyataka model 89
disesuaikan dengan kontur tubuh
orang Indonesia.
 Tidak mudah ngadat atau macet.
 Digunakan dalam keadaan jalan datar,
berliku, naik turun terasa nyaman.
Harga purna
jual yang
menjanjikan
82,2 (Tinggi)
Yang berarti responden
menyatakan setuju
bahwa purna jual sepeda
motor Hoda tinggi.
 Mayoritas responden menyatakan
bahwa sepeda motor Honda sudah
memasyarakat dan kualitasnya
sudah terbukti sehingga purna
jualnya tinggi.
 Responden lainnya menyebut Honda
lebih mudah dirawat dan lebih awet
maka ketika hendak dijual tampak
lebih dominan dalam purna jual.
 Membeli motor Honda termasuk
investasi.
 Masih banyak orang yang mencari
motor Honda walaupun dalam
keadaan bekas.
 Tergantung kondisi motornya.
Harga
produk
79,2 (Tinggi)
Yang berarti sebagian
besar responden setuju
bahwa harga sepeda
motor Honda terjangkau
oleh masyarakat.
 Mayoritas responden setuju mulai dari
harga terendah dan tertinggi sesuai
dengan tipe, harganya terjangkau
bagi semua lapisan masyarakat.
 Harga yg dikeluarkan sesuai dengan
mutu yang diberikan.
 Responden lainnya menyatakan dalam
pembelian dapat menggunakan
sistem kredit dengan bunga rendah.
 Tergantung kondisi ekonomi tiap
individu. Akan tetapi pada Honda
jenis skutik dan sport masih terlalu
mahal.
 Sedikit responden diantaranya
kurang setuju untuk harga,
sebenarnya harga masih tinggi
dibanding merek lain namun suku
cadang mudah dicari.
Jumlah dan
kualitas
bengkel
resmi
85,4 (Tinggi)
Yang berarti responden
setuju bahwa jumlah dan
kualitas bengkel resmi
sepeda motor Honda
(AHASS) banyak dan
 Mayoritas responden menyatakan
bengkel resmi (AHASS) mudah
dijangkau dan tersebar hampir
disetiap daerah maupun disetiap
kota.
 Lebih mudah jika ingin melakukan 90
terdapat di seluruh
Indonesia.
servis motor.
 Kualitas bengkel resmi cukup
memuaskan.
 Kemampuan mekanik bengkel resmi
harus ditingkatkan.
 Sedikit responden diantaranya
kurang setuju dengan pelayanan
beberapa bengkel resmi (AHASS)
yang kurang nyaman dan terkadang
tempat terlihat tidak bersih.
Sumber: data primer yang diolah, 2010
4.4.2 Analisis Indeks Jawaban Responden Tentang Persepsi Kualitas
 Tabel 4.12
 Frekuensi Jawaban Variabel Persepsi Kualitas (X2)
Nilai X2PK1 X2PK2 X2PK3 X2PK4 X2PK5 Jumlah
1 0 0 0 0 0 0
2 5 6 0 4 2 17
3 29 31 11 22 15 108
4 46 40 56 46 57 245
5 20 23 33 28 26 130
Jumlah 100 100 100 100 100 500
Sumber: data primer yang diolah, 2010
Nilai indeks tiap indikator:
 Untuk X2PK1 (karakteristik tambahan untuk menjadi pembeda)
{(0 x 1) + (5 x 2) + (29 x 3) + (46 x 4) + (20 x 5)}/5 = 76,2
Kesimpulan: Nilai indikator karakteristik tambahan untuk menjadi pembeda
adalah tinggi. 91
 Untuk X2PK2 (jarang terjadi kerusakan)
{(0 x 1) + (6 x 2) + (31 x 3) + (40 x 4) + (23 x 5)}/5 = 76
Kesimpulan: Nilai indikator jarang terjadi kerusakan adalah tinggi.
 Untuk X2PK3 (suku cadang berkualitas)
{(0 x 1) + (0 x 2) + (11 x 3) + (56 x 4) + (33 x 5)}/5 = 84,4
Kesimpulan: Nilai indikator suku cadang berkualitas adalah tinggi.
 Untuk X2PK4 (daya tahan mesin yang baik )
{(0 x 1) + (4 x 2) + (22 x 3) + (46 x 4) + (28 x 5)}/5 = 79,6
Kesimpulan: Nilai indikator daya tahan mesin yang baik adalah tinggi.
 Untuk X2PK5 (kestabilan mesin)
{(0 x 1) + (2 x 2) + (15 x 3) + (57 x 4) + (26 x 5)}/5 = 81,4
Kesimpulan: Nilai indikator kestabilan mesin adalah tinggi.
 Nilai rata-rata seluruh indikator untuk variabel persepsi kualitas adalah:
Indeks Persepsi Kualitas = (76,2 + 76 + 84,4 + 79,6 + 81,4)/5 = 79,52
Maka indeks variabel persepsi kualitas bagi responden adalah tinggi.
 Berdasarkan Tabel 4.12 dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel persepsi
kualitas memiliki indeks yang tinggi dengan nilai sebesar 79,52 yang artinya
responden mempersepsikan sepeda motor Honda sebagai sepeda motor yang
memiliki kualitas baik secara keseluruhan. Apabila dinilai dari nilai indeks untuk
setiap indikator, indikator karakteristik tambahan untuk menjadi pembeda
memiliki indeks yang cukup tinggi dengan nilai 76,2 yang berarti responden
setuju bahwa sepeda motor Honda mempunyai ciri khas tersendiri yang
membedakan sepeda motor Honda dengan sepeda motor merek lainnya. Indikator 92
jarang terjadi kerusakan memiliki indeks yang cukup tinggi dengan nilai 76, yang
artinya responden menyatakan setuju bahwa sepeda motor Honda memiliki
kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan dalam dikendarai. Indikator suku
cadang berkualitas memiliki indeks yang paling tinggi dengan nilai 84,4 yang
artinya mayoritas responden setuju bahwa suku cadang sepeda motor Honda
memang berkualitas. Indikator daya tahan mesin yang baik memiliki indeks yang
tinggi dengan nilai 79,6 yang artinya bahwa responden mengakui sepeda motor
Honda mempunyai daya tahan mesin yang baik. Indikator kestabilan mesin
memiliki indeks yang tinggi dengan nilai 81,4 yang artinya sebagian besar
responden setuju bahwa sepeda motor Honda mempunyai mesin yang stabil dalam
pemakaiannya.
 Temuan kualitatif penelitian merupakan rangkuman dari uraian jawaban
responden atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan, dimana pernyataanpernyataan yang sama atau mirip akan digabungkan menjadi satu kalimat. Namun,
apabila pernyataan tidak dapat digabungkan maka akan disajikan dalam poin
tersendiri. Deskripsi temuan penelitian ini disajikan dalam Tabel 4.13 berikut:
Tabel 4.13
Deskripsi Indeks Persepsi Kualitas
(Nilai Indeks 79,52 - Tinggi)
Indikator Indeks dan
Interpretasi
Temuan Penelitian dan Persepsi
Responden
Karakteristik
tambahan
untuk
menjadi
pembeda
76,2 (Tinggi)
Yang berarti
responden setuju
bahwa sepeda motor
Honda mempunyai
ciri khas tersendiri
yang membedakan
motor Honda dengan
 Mayoritas responden menyatakan
bahwa motor Honda memiliki ciri
warna yang khas, elegan, variatif,
dan model inovatif.
 Sebagian responden menyatakan
desain merek Honda lebih ramping,
ringan, dan sesuai dengan selera
masyarakat. 93
motor merek lainnya.  Mempunyai ciri khas dibandingkan
motor merek lainnya dari segi mesin
(EFT), lampu, knalpot, kunci
magnetik.
Jarang
terjadi
kerusakan
76 (Tinggi)
Yang berarti
responden
menyatakan setuju
bahwa sepeda motor
Honda memiliki
kemungkinan kecil
akan mengalami
kerusakan dalam
dikendarai.
 Mayoritas responden menyatakan
tidak pernah terjadi atau jarang
mengalami kerusakan saat
dikendarai meskipun sudah dipakai
selama bertahun-tahun.
 Responden lainnya menyatakan
motor Honda telah melalui proses
QC yang ketat sehingga telah lolos
dari cacat produk.
 Responden juga menyatakan
kerusakan bisa terjadi tergantung
pemakaian dan perawatannya
(apabila diservis secara berkala).
Suku cadang
berkualitas
84,4 (Tinggi)
Yang berarti
mayoritas responden
setuju bahwa suku
cadang sepeda motor
merek Honda memang
berkualitas.
 Mayoritas responden menyatakan
bahwa kualitas suku cadang dari
Honda Genuine Parts terjamin dan
tahan lama, bergaransi, serta hemat
biaya perawatan.
 Jarang terjadi kerusakan pada suku
cadang karena kualitasnya sudah
teruji apalagi ditambah perawatan
yang teratur.
 Suku cadang dari AHM terjamin
keaslian dan keamanannya karena
didesain dengan kualitas standar
Honda.
Daya tahan
mesin yang
baik
79,6 (Tinggi)
Yang berarti bahwa
responden mengakui
sepeda motor merek
Honda mempunyai
daya tahan mesin yang
baik.
 Mayoritas responden setuju daya
tahan mesin tergantung pada
pemilik, pemakaian, dan perawatan
rutin kendaraan.
 Sebagian responden menyatakan
walaupun terkena banjir atau rob,
mesin tidak pernah bermasalah.
 Tenaga dan torsi yang dihasilkan
masih bisa diandalkan meskipun
sudah dipakai bertahun-tahun.94
Kestabilan
mesin
81,4 (Tinggi)
Yang berarti sebagian
besar responden setuju
bahwa sepeda motor
merek Honda
mempunyai mesin
yang stabil dalam
pemakaiannya.
 Mayoritas responden menyatakan
bahwa dalam kondisi apapun mesin
tetap stabil asal dirawat dengan
baik.
 Stabil dan nyaman bila digunakan
untuk berboncengan.
 Stabil dalam suspensi depan dan
belakang.
 Sedikit responden menyatakan
kecepatan tertentu stabil tetapi untuk
high speed masih kurang.
 Disalip kendaraan besar tidak
goyah.
Sumber: data primer yang diolah, 2010
4.4.3 Analisis Indeks Jawaban Responden Tentang Sikap Konsumen
 Tabel 4.14
 Frekuensi Jawaban Variabel Sikap Konsumen (X3)
Nilai X3SK1 X3SK2 X3SK3 X3SK4 X3SK5 Jumlah
1 0 0 0 0 0 0
2 6 3 6 0 3 18
3 10 14 22 6 13 65
4 53 64 51 37 60 265
5 31 19 21 57 24 152
Jumlah 100 100 100 100 100 500
Sumber: data primer yang diolah, 2010
Nilai indeks tiap indikator:
 Untuk X3SK1 (model produk)
{(0 x 1) + (6 x 2) + (10 x 3) + (53 x 4) + (31 x 5)}/5 = 81,8
Kesimpulan: Nilai indikator model produk adalah tinggi. 95
 Untuk X3SK2 (kombinasi warna)
{(0 x 1) + (3 x 2) + (14 x 3) + (64 x 4) + (19 x 5)}/5 = 79,8
Kesimpulan: Nilai indikator kombinasi warna adalah tinggi.
 Untuk X3SK3 (striping stiker)
{(0 x 1) + (6 x 2) + (22 x 3) + (51 x 4) + (21 x 5)}/5 = 77,4
Kesimpulan: Nilai indikator striping stiker adalah tinggi.
 Untuk X3SK4 (konsumsi bahan bakar yang irit)
{(0 x 1) + (0 x 2) + (6 x 3) + (37x 4) + (57 x 5)}/5 = 90,2
Kesimpulan: Nilai indikator konsumsi bahan bakar yang irit adalah tinggi.
 Untuk X3SK5 (jenis atau varian produk)
{(0 x 1) + (3 x 2) + (13 x 3) + (60 x 4) + (24 x 5)}/5 = 81
Kesimpulan: Nilai indikator jenis atau varian produk adalah tinggi.
Nilai rata-rata seluruh indikator untuk sikap konsumen adalah:
 Indeks Sikap Konsumen = (81,8 + 79,8 + 77,4 + 90,2 + 81)/5 = 82,04
Maka indeks variabel sikap konsumen bagi responden adalah tinggi.
 Berdasarkan Tabel 4.14 dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel sikap
konsumen memiliki indeks yang tinggi dengan nilai sebesar 82,04 yang artinya
responden mempunyai sikap konsumen yang kuat terhadap keputusan pembelian
sepeda motor Honda. Apabila dinilai dari nilai indeks untuk setiap indikator,
indikator model produk memiliki indeks yang tinggi dengan nilai 81,8 yang
artinya sebagian besar responden setuju bahwa model dan bentuk sepeda motor
Honda bervariasi dan tidak ketinggalan jaman. Indikator kombinasi warna
memiliki indeks yang tinggi dengan nilai 79,8 yang artinya responden setuju 96
bahwa kombinasi warna sepeda motor Honda serasi. Indikator striping stiker
memiliki indeks yang tinggi dengan nilai 77,4 yang artinya responden setuju
bahwa striping stiker sepeda motor Honda sesuai dengan desain masa kini.
Indikator konsumsi bahan bakar yang irit memiliki indeks yang paling tinggi
dengan nilai 90,2 yang berarti mayoritas responden setuju bahwa produk sepeda
motor Honda mempunyai konsumsi bahan bakar yang irit. Indikator jenis dan
varian produk memiliki indeks yang tinggi dengan nilai 81, yang artinya
responden setuju bahwa jenis dan varian sepeda motor Honda banyak dan
beragam.
Temuan kualitatif penelitian merupakan rangkuman dari uraian jawaban
responden atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan, dimana pernyataanpernyataan yang sama atau mirip akan digabungkan menjadi satu kalimat. Namun,
apabila pernyataan tidak dapat digabungkan maka akan disajikan dalam poin
tersendiri. Deskripsi temuan penelitian ini disajikan dalam Tabel 4.15 berikut:
Tabel 4.15
Deskripsi Indeks Sikap Konsumen
(Nilai Indeks 82,04 - Tinggi)
Indikator Indeks dan
Interpretasi
Temuan Penelitian dan Persepsi
Responden
Model
produk
81,8 (Tinggi)
Yang berarti sebagian
besar responden setuju
bahwa model dan
bentuk sepeda motor
Honda bervariasi dan
tidak ketinggalan
jaman.
 Mayoritas responden setuju setiap
model dan tipe varian motor Honda
hampir semuanya dapat diterima
dengan baik oleh masyarakat.
 Model mengikuti tren
perkembangan jaman, didesain
dengan baik dan inovatif.
 Sebagian responden juga
menyatakan model motor Honda
tahun 90-an pun masih pantas
dipakai tahun sekarang.
 Selalu mengeluarkan model baru 97
hampir tiap tahun.
Kombinasi
warna
79,8 (Tinggi)
Yang berarti
responden setuju
bahwa kombinasi
warna sepeda motor
Honda serasi.
 Mayoritas responden setuju warna
tidak kelihatan norak, elegan, dan
sesuai dengan pribadi kita.
 Warna apapun dari Honda selalu
disukai oleh konsumen.
 Tidak membosankan, variatif, dan
bisa mengikuti selera konsumen.
Striping
stiker
77,4 (Tinggi)
Yang berarti
responden setuju
bahwa striping stiker
sepeda motor Honda
sesuai dengan desain
masa kini.
 Mayoritas responden setuju striping
stiker tidak ketinggalan jaman,
simple, tidak monoton, dan sesuai
selera konsumen
 Sedikit responden menyatakan
bahwa striping stiker cenderung
selera orang tua.
Konsumsi
bahan bakar
yang irit
90,2 (Tinggi)
Yang berarti
mayoritas responden
setuju bahwa produk
sepeda motor Honda
mempunyai konsumsi
bahan bakar yang irit.
 Mayoritas responden setuju bahwa
motor Honda tidak boros dalam
penggunaan bahan bakar.
 Sebagian rerponden setuju dengan
semboyan ‘Honda memang rajanya
irit’ karena sudah terbukti dan teruji
bahwa bahan bakar 1 liter bisa untuk
70 km.
 Karena motor Honda menggunakan
sistem pengapian yang teratur.
Jenis atau
varian
produk
81 (Tinggi)
Yang berarti
responden
menyatakan setuju
bahwa jenis dan
varian sepeda motor
Honda banyak dan
beragam.
 Mayoritas responden menyatakan
bahwa hampir setiap tahun Honda
mengeluarkan jenis dan varian
produk baru.
 Berbagai tipe tersedia dari jenis
bebek, skutik, dan sport sehingga
konsumen bisa memilih sesuai
selera.
 Jenis dan varian motor Honda cocok
untuk dinaiki segala umur.
Sumber: data primer yang diolah, 201 98
4.4.4 Analisis Indeks Jawaban Responden Tentang Keputusan Pembelian
 Tabel 4.16
 Frekuensi Jawaban Variabel Keputusan Pembelian (Y)
Nilai YKP1 YKP2 YKP3 YKP4 YKP5 Jumlah
1 0 0 0 0 0 0
2 0 2 3 3 4 12
3 6 9 18 24 7 64
4 55 52 44 47 47 245
5 39 37 35 26 42 179
Jumlah 100 100 100 100 100 500
Sumber: data primer yang diolah, 2010
Nilai indeks tiap indikator:
 Untuk YKP1 (tidak ada pemilihan merek lain)
{(0 x 1) + (0 x 2) + (6 x 3) + (55 x 4) + (39 x 5)}/5 = 72
Kesimpulan: Nilai indikator tidak ada pemilihan merek lain adalah tinggi.
 Untuk YKP2 (hampir semua orang membeli sepeda motor Honda)
{(0 x 1) + (2 x 2) + (9 x 3) + (52 x 4) + (37 x 5)}/5 = 75,6
Kesimpulan: Nilai indikator hampir semua orang membeli sepeda motor adalah
tinggi.
 Untuk YKP3 (informasi tentang kualitas)
{(0 x 1) + (3 x 2) + (18 x 3) + (44 x 4) + (35 x 5)}/5 = 85,6
Kesimpulan: Nilai indikator informasi tentang kualitas adalah tinggi.
 Untuk YKP4 (kemudahan mendapatkan suku cadang)
{(0 x 1) + (3 x 2) + (24 x 3) + (47 x 4) + (26 x 5)}/5 = 85,6
Kesimpulan: Nilai indikator kemudahan mendapatkan suku cadang adalah tinggi. 99
 Untuk YKP5 (ketertarikan untuk membeli ulang)
{(0 x 1) + (4 x 2) + (7 x 3) + (47 x 4) + (42 x 5)}/5 = 62
Kesimpulan: Nilai indikator ketertarikan untuk membeli ulang produk adalah
sedang.
Nilai rata-rata seluruh indikator untuk variabel keputusan pembelian adalah:
Indeks Keputusan Pembelian = (72 + 75,6 + 85,6 + 85,6 + 62)/5 = 76,16
Maka indeks variabel keputusan pembelian bagi responden adalah tinggi.
 Berdasarkan Tabel 4.16 dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel dependen
keputusan pembelian memiliki indeks yang tinggi dengan nilai sebesar 76,16 yang
artinya dimata responden indeks keputusan pembelian terhadap sepeda motor
merek Honda adalah tinggi. Keputusan pembelian tersebut berdasarkan atas
kualitas produk dan suku cadang, konsumsi bahan bakar yang irit, serta
kemudahan dalam mendapatkan suku cadang sepeda motor Honda. Apabila
dinilai dari nilai indeks untuk setiap indikator, indikator tidak ada pemilihan
merek lain memiliki indeks yang cukup tinggi dengan nilai 72, yang artinya
responden setuju bahwa dalam pembelian sepeda motor, sepeda motor Honda
sebagai pilihan terbaik. Indikator hampir semua orang membeli sepeda motor
Honda memiliki indeks yang tinggi dengan nilai 75,6 yang berarti responden
setuju bahwa hampir semua orang dan keluarga membeli dan memiliki sepeda
motor merek Honda. Indikator informasi tentang kualitas dan indikator
kemudahan mendapatkan suku cadang memiliki indeks yang paling tinggi dengan
nilai 85,6 yang artinya mayoritas responden setuju bahwa informasi tentang
kualitas sepeda motor Honda sudah memasyarakat dan mayoritas responden juga 100
setuju bahwa suku cadang sepeda motor Honda mudah didapatkan. Indikator
ketertarikan untuk membeli ulang memiliki indeks yang sedang dengan nilai 62,
yang artinya bahwa responden tertarik membeli ulang karena pemberian bonus
yang menarik.
 Temuan kualitatif penelitian merupakan rangkuman dari uraian jawaban
responden atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan, dimana pernyataanpernyataan yang sama atau mirip akan digabungkan menjadi satu kalimat. Namun,
apabila pernyataan tidak dapat digabungkan maka akan disajikan dalam poin
tersendiri. Deskripsi temuan penelitian ini disajikan dalam Tabel 4.17 berikut:
Tabel 4.17
Deskripsi Indeks Keputusan Pembelian
(Nilai Indeks 76,16 - Tinggi)
Indikator Indeks dan
Interpretasi
Temuan Penelitian dan Persepsi
Responden
Tidak ada
pemilihan
merek lain
72 (Tinggi)
Yang berarti
responden setuju
bahwa dalam
pembelian sepeda
motor, sepeda motor
Honda sebagai pilihan
terbaik.
 Mayoritas responden menyatakan
bahwa adanya kepercayaan terhadap
Honda terbukti yang terbaik, spare
part mudah dicari dan bahan
bakarnya irit.
 Responden juga menyatakan bahwa
motor Honda mudah didapat dan
dalam proses pembelian mudah
(sistem kredit).
 Suara mesin motor Honda tidak ada
yang menandingi.
 Sebagian responden menyatakan
fanatik terhadap motor Honda.
 Sedikit responden menyatakan
motor Honda bukan satu-satunya
pilihan, masih ada merek lain yang
kualitasnya juga bagus.
Hampir
semua orang
membeli
sepeda
75,6 (Tinggi)
Yang berarti
responden
menyatakan setuju
 Mayoritas responden setuju bahwa
sebagian besar orang dan anggota
keluarga membeli sepeda motor
Honda mengingat kualitas dan 101
motor Honda bahwa hampir semua
orang dan keluarga
membeli dan memiliki
sepeda motor merek
Honda.
keunggulannya.
 Banyak diminati oleh semua
kalangan karena mudah dalam
perawatan, adanya suku cadang
yang berkualitas, awet, dan
banyaknya bengkel resmi (AHASS).
 Tertarik dengan model dan varian
yang sesuai dengan anggota
keluarga.
Informasi
tentang
kualitas
85,6 (Tinggi)
Yang berarti sebagian
besar responden setuju
bahwa informasi
tentang kualitas
sepeda motor Honda
sudah memasyarakat.
 Mayoritas responden menyatakan
bahwa kualitas motor Honda yang
baik sudah dikenal masyarakat,
dibuktikan dengan pemakainya
semakin banyak dan harga purna
jualnya yang tinggi.
 Responden setuju banyak sekali
iklan tentang kualitas motor Honda
terdapat di berbagai media sehingga
mayoritas responden tidak ragu
dengan motor Honda.
 Terbukti, masyarakat pedesaan pun
banyak yang memakai motor
Honda.
 Sebagian besar masyarakat masih
menyebut sepeda motor dengan
sebutan Honda.
 Prosentase pemakai telah
membuktikan bahwa masyarakat
sudah percaya dengan Honda.
Kemudahan
mendapatkan
suku cadang
85,6 (Tinggi)
Yang berarti
mayoritas responden
setuju bahwa suku
cadang sepeda motor
Honda mudah
didapatkan.
 Mayoritas responden setuju bahwa
mudah sekali mendapatkannya
karena disetiap bengkel resmi
ataupun tidak dan toko onderdil
sepeda motor selalu ada.
 Suku cadangnya pun sekarang sudah
dapat diperoleh mudah hampir
disetiap kecamatan dan pedesaan.
Ketertarikan
untuk
membeli
ulang
62 (Sedang)
Yang berarti bahwa
responden
menyatakan tertarik
membeli ulang karena
pemberian bonus yang
menarik.
 Sebagian responden menyatakan
bahwa membeli motor Honda bukan
karena bonus tetapi karena
kebutuhan, merek, pelayanan servis,
purna jual, dan kualitasnya terjamin.
 Responden lainnya menyatakan
pemberian bonus hanya sebagian
kecil alasan tetapi bukan alasan 102
utama.
 Pemberian bonus ditambah,
khususnya untuk motor Honda jenis
tertentu.
Sumber: data primer yang diolah, 2010
4.5 Uji Asumsi Klasik
4.5.1 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi
antara variabel bebas (independen). Untuk dapat menentukan apakah terdapat
multikolinearitas dalam model regresi pada penelitian ini adalah dengan melihat
nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance serta menganalisis matrik
korelasi variabel-variabel bebas. Adapun nilai tolerance dan VIF dapat dilihat
pada Tabel 4.18 berikut ini.
Tabel 4.18
Nilai Tolerance dan VIF
Variabel Tolerance VIF
Motivasi Konsumen 0,456 2,195
Persepsi Kualitas 0,398 2,513
Sikap Konsumen 0,620 1,614
 Sumber: data primer yang diolah, 2010103
Tabel 4.19
Matrik Korelasi Variabel Independen
Coefficient Correlationsa
Model
Sikap
Konsumen
Motivasi
Konsumen
Persepsi
Kualitas
1 Correlations Sikap Konsumen 1.000 -.150 -.382
Motivasi Konsumen -.150 1.000 -.610
Persepsi Kualitas -.382 -.610 1.000
Covariances Sikap Konsumen .007 -.001 -.003
Motivasi Konsumen -.001 .011 -.006
Persepsi Kualitas -.003 -.006 .009
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber: data primer yang diolah, 2010
Berdasarkan Tabel 4.18 di atas, terlihat bahwa tidak ada variabel yang
memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan nilai tolerance yang lebih kecil dari 0,10
yang berarti bahwa tidak terdapat korelasi antar variabel bebas yang lebih dari
95%. Sedangkan dari matrik korelasi variabel independen terlihat dari Tabel 4.19
bahwa variabel bebas yang memiliki korelasi tertinggi adalah Persepsi Kualitas
dengan Motivasi Konsumen dengan nilai korelasi - 0.610 atau sekitar 61%. Nilai
korelasi tersebut masih dapat ditolerir karena masih dibawah 95%. Maka dari halhal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas antar
variabel bebas dalam model regresi.
4.5.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke 104
pengamatan yang lain. Uji heteroskedastisitas menghasilkan grafik pola
penyebaran titik (scatterplot) seperti tampak pada Gambar 4.1 berikut.
Gambar 4.1
Grafik Scatterplot
Sumber: data primer yang diolah, 2010
Dari grafik scatterplot di atas dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas
serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.5.3 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Uji 105
normalitas menghasilkan grafik normal probability plot yang tampak pada
Gambar 4.2 berikut.
Gambar 4.2
Grafik Normal Probability Plot
 Sumber : data primer yang diolah, 2010
Grafik normal probality plot di atas menunjukkan bahwa data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
4.6 Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda yang telah dilakukan diperoleh koefisien regresi
nilai t hitung dan tingkat signifikansi sebagaimana ditampilkan pada tabel 4.20. 106
Tabel 4.20
Hasil Uji Regresi Berganda
 Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.865 1.637 -.528 .599
Motivasi
Konsumen
.447 .103 .403 4.355 .000 .456 2.195
Persepsi
Kualitas
.216 .094 .228 2.300 .024 .398 2.513
Sikap
Konsumen
.305 .086 .283 3.561 .001 .620 1.614
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber: data primer yang diolah, 2010
Dari hasil tersebut, persamaan regesi yang diperoleh adalah sebagai
berikut:
Y = 0,403 X1 + 0,228 X2 + 0,283 X3
Keterangan:
Y : Keputusan Pembelian
X1 : Motivasi Konsumen
X2 : Persepsi Kualitas
X3 : Sikap Konsumen
 Persamaan regresi berganda tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel independen Motivasi Konsumen (X1) berpengaruh positif dengan
nilai 0,403 terhadap variabel dependen Keputusan Pembelian (Y). 107
2. Variabel independen Persepsi Kualitas (X2) berpengaruh positif dengan nilai
0,228 terhadap variabel dependen Keputusan Pembelian (Y).
3. Variabel independen Sikap Konsumen (X3) berpengaruh positif dengan nilai
0,283 terhadap variabel dependen Keputusan Pembelian (Y).
4. Variabel independen Motivasi Konsumen adalah variabel yang memiliki
pengaruh paling besar terhadap variabel dependen Keputusan Pembelian (Y).
4.7 Uji Goodness of Fit
4.7.1 Uji F (Uji Simultan)
 Uji F digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh variabel-variabel
independen terhadap variabel dependen secara simultan (bersama-sama). Kriteria
yang digunakan adalah:
 Jika probabilitas > 0,05 dan jika F hitung < F tabel maka Ho diterima.
 Jika probabilitas < 0,05 dan jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak.
Tabel 4.21
Hasil Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 471.459 3 157.153 53.427 .000a
Residual 282.381 96 2.941
Total 753.840 99
a. Predictors: (Constant), Sikap Konsumen, Motivasi Konsumen, Persepsi Kualitas
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber: data primer yang diolah, 2010 108
 Berdasarkan hasil uji ANOVA atau F test pada Tabel 4.21 didapatkan F
hitung sebesar 53,427 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena F hitung > F tabel
(53,427 lebih besar dari 2,70) dan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 maka dapat
dinyatakan bahwa variabel independen yang meliputi motivasi konsumen (X1),
persepsi kualitas (X2), dan sikap konsumen (X3) secara simultan atau bersamasama mempengaruhi variabel keputusan pembelian (Y).
4.7.2 Uji t (Uji Parsial)
 Uji t yaitu suatu uji untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas
(motivasi konsumen, persepsi kualitas, dan sikap konsumen) secara parsial atau
individual menerangkan variabel terikat (keputusan pembelian).
Tabel 4.22
Hasil Uji t
 Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.865 1.637 -.528 .599
Motivasi
Konsumen
.447 .103 .403 4.355 .000 .456 2.195
Persepsi
Kualitas
.216 .094 .228 2.300 .024 .398 2.513
Sikap
Konsumen
.305 .086 .283 3.561 .001 .620 1.614
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber: data primer yang diolah, 2010 109
Hasil analisis uji t adalah sebagai berikut:
1. Nilai t hitung pada variabel Motivasi Konsumen (X1) adalah sebesar 4,355
dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena 4,355 > 1,985 dan 0,000 < 0,05
maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Kesimpulan: variabel motivasi konsumen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian.
2. Nilai t hitung pada variabel Persepsi Kualitas (X2) adalah sebesar 2,300 dengan
tingkat signifikansi 0,024. Karena 2,300 > 1,985 dan 0,024 < 0,05 maka Ho
ditolak dan Ha diterima.
Kesimpulan: variabel persepsi kualitas berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian.
3. Nilai t hitung pada variabel Sikap Konsumen (X3) adalah sebesar 3,561 dengan
tingkat signifikansi 0,001. Karena 3,561 > 1,985 dan 0,001 < 0,05 maka Ho
ditolak dan Ha diterima.
Kesimpulan: variabel sikap konsumen berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian.
4.8 Koefisien Determinasi (R2
)
 Koefisisen determinasi (R2
) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2006). Nilai koefisien
determinasi dapat dilihat pada tabel 4.23 dibawah ini. 110
Tabel 4.23
Hasil Koefisien Determinasi
Sumber: data primer yang diolah, 2010
 Berdasarkan Tabel 4.23 terlihat tampilan output SPSS model summary
besarnya Adjusted R Square adalah 0,614. Hal ini berarti hanya 64,1% variasi
keputusan pembelian (Y) dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen di
atas. Sedangkan sisanya 38,6% (100% - 61,4% = 38,6%) dijelaskan oleh sebabsebab lain diluar model.
4.9 Pembahasan
Dari hasil pengujian Goodness of Fit, dapat disimpulkan bahwa variabelvariabel independen dalam penelitian ini mampu menerangkan 61,4 persen variasi
keputusan pembelian. Sedangkan sisanya, 38,6 persen dijelaskan variabel-variabel
atau aspek-aspek lain diluar model.
Dari ketiga variabel independen yang diuji secara individual yang paling
dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian sepeda motor Honda adalah
motivasi konsumen (dengan koefisien 0,403). Variabel berikutnya yang memiliki
peran yang cukup besar dalam mempengaruhi keputusan pembelian sepeda motor
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .791a
.625 .614 1.715 1.771
a. Predictors: (Constant), Sikap Konsumen, Motivasi Konsumen, Persepsi Kualitas
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian 111
Honda adalah sikap konsumen (dengan koefisien 0,283). Variabel persepsi
kualitas memiliki peran paling kecil dalam mempengaruhi keputusan pembelian
sepeda motor Honda (dengan koefisien 0,228). Semua variabel independen
penelitian berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda
di Kota Semarang.
1. Hasil perhitungan uji t menunjukkan nilai koefisien motivasi konsumen
dengan menggunakan Standardized Beta Coefficient adalah 0,403 dengan nilai
t hitung sebesar 4,355 dan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan t tabel untuk
penelitian ini adalah 1,985. Maka dapat disimpulkan hipotesis pertama yang
berbunyi “Motivasi konsumen berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian sepeda motor Honda” adalah terbukti kebenarannya. Hasil ini
mendukung pendapat beberapa teori dan penelitian terdahulu yang
mengemukakan, ada pengaruh yang kuat dari motivasi konsumen terhadap
keputusan pembelian konsumen. Pembelian produk dengan didasari motivasi
yang lebih kuat oleh konsumen menimbulkan keputusan pembelian yang lebih
signifikan. Hal ini berarti juga bahwa jika motivasi konsumen semakin tinggi,
maka akan mengakibatkan semakin tinggi kesediaan konsumen untuk
melakukan pembelian produk sepeda motor Honda. Dalam penelitian ini,
indikator yang digunakan untuk mengukur motivasi konsumen adalah kualitas
produk, kenyamanan berkendaran, harga purna jual yang menjanjikan, jumlah
dan kualitas bengkel resmi, harga produk. Masing-masing indikator mendapat
tanggapan positif dari 100 responden yang diteliti. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa indikator dalam motivasi konsumen tersebut memiliki 112
pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan
alasan dan tanggapan responden yang sudah dijelaskan, maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi konsumen mempengaruhi konsumen secara kuat
dalam keputusan pembelian sepeda motor Honda di Kota Semarang.
2. Sedangkan uji t pada hipotesis kedua menunjukkan nilai koefisien persepsi
kualitas dengan menggunakan Standardized Beta Coefficient adalah 0,228
dengan nilai t hitung sebesar 2,300 dan tingkat signifikansi 0,024. Sedangkan t
tabel untuk penelitian ini adalah 1,985. Maka dapat disimpulkan variabel
persepsi kualitas berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian.
Hal ini berarti juga bahwa jika persepsi kualitas semakin baik, maka akan
mengakibatkan semakin tinggi kesediaan konsumen untuk melakukan
pembelian produk sepeda motor Honda. Berarti hipotesis kedua yang
berbunyi: “Persepsi kualitas berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian sepeda motor Honda” adalah benar adanya. Hasil ini mendukung
pendapat beberapa teori dan penelitian terdahulu yang mengemukakan, ada
pengaruh yang cukup kuat dari persepsi kualitas terhadap keputusan
pembelian konsumen. Hal ini berarti persepsi kualitas merupakan salah satu
faktor yang dapat mendorong konsumen untuk melakukan pembelian produk
sepeda motor Honda. Konsumen percaya berdasarkan evaluasi mereka
terhadap kualitas akan dapat membantu dalam mempertimbangkan produk
mana yang akan mereka beli. Pengaruh positif ini nampak pada sebagian besar
pernyataan konsumen sepeda motor Honda yang menyatakan bahwa mereka
memilih membeli sepeda motor Honda karena menurut mereka kualitas 113
produk dan suku cadang, konsumsi bahan bakar yang irit, serta kemudahan
dalam mendapatkan suku cadang sepeda motor Honda. Dalam penelitian ini,
indikator yang digunakan untuk mengukur persepsi kualitas adalah
karakteristik tambahan untuk menjadi pembeda, jarang terjadi kerusakan, suku
cadang berkualitas, daya tahan mesin yang baik, kestabilan mesin. Masingmasing indikator mendapat tanggapan positif dari 100 responden yang diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator dalam persepsi kualitas
tersebut memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian. Berdasarkan alasan dan tanggapan responden yang sudah
dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa persepsi kualitas mempengaruhi
konsumen cukup kuat dalam keputusan pembelian sepeda motor Honda di
Kota Semarang.
3. Hasil perhitungan uji t pada hipotesis ketiga menunjukkan nilai koefisien
sikap konsumen dengan menggunakan Standardized Beta Coefficient adalah
0,283 dengan nilai t hitung sebesar 3.561 dan tingkat signifikansi 0,001.
Sedangkan t tabel untuk penelitian ini adalah 1,985. Maka dapat disimpulkan
variabel sikap konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan
pembelian. Hal ini berarti juga bahwa jika sikap konsumen semakin baik,
maka akan mengakibatkan semakin tinggi kesediaan konsumen untuk
melakukan pembelian produk sepeda motor Honda. Berarti hipotesis ketiga
yang berbunyi “Sikap konsumen berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian sepeda motor Honda” adalah terbukti kebenarannya. Dalam
penelitian ini, indikator yang digunakan untuk mengukur sikap konsumen 114
adalah model produk, kombinasi warna, striping stiker, konsumsi bahan bakar
yang irit, jenis atau varian produk. Masing-masing indikator mendapat
tanggapan positif dari 100 responden yang diteliti. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa indikator dalam sikap konsumen tersebut memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan
alasan dan tanggapan responden yang sudah dijelaskan, maka dapat
disimpulkan bahwa sikap konsumen mempengaruhi konsumen secara kuat
dalam keputusan pembelian sepeda motor Honda di Kota Semarang.
Kemudian dari hasil uji F memperlihatkan bahwa variabel independen
yang digunakan dalam penelitian ini, yakni motivasi konsumen, persepsi kualitas,
dan sikap konsumen adalah layak untuk menguji variabel dependen, yakni
keputusan pembelian sepeda motor Honda di Kota Semarang. Hal tersebut
ditunjukkan dari besarnya nilai F sebesar 53,427 dengan tingkat signifikansi 0,000
(kurang dari 0,05). 115
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Masalah yang menjadi dasar penelitian ini adalah adanya penurunan
penjualan sepeda motor Honda dalam kurun waktu 2005-2008. Penurunan
penjualan ini menunjukkan adanya penurunan keputusan pembelian konsumen
pada produk sepeda motor Honda. Honda yang sampai tahun 2008 dapat
memimpin pangsa pasar industri sepeda motor di Indonesia mendapat persaingan
yang ketat oleh para kompetitornya. Bahkan rentang penguasaan pasar sepeda
motor Honda dengan pesaingnya, terutama Yamaha, semakin mengecil.
Penurunan penjualan sepeda motor Honda yang secara bertahap ini dapat
meruntuhkan dominasi Honda sebagai market leader. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis pengaruh motivasi konsumen, persepsi kualitas, dan sikap
konsumen terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda.
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel motivasi konsumen memiliki pengaruh paling besar terhadap
keputusan pembelian oleh konsumen diantara variabel bebas lainnnya yang
diteliti yaitu sebesar 0,403. Kemudian pengaruh terbesar lainnya adalah
variabel sikap konsumen sebesar 0,283 dan variabel persepsi kualitas sebesar
0,228.116
2. Hipotesis pertama (H1) yang menyatakan bahwa motivasi konsumen
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda di
Kota Semarang terbukti kebenarannya. Hal ini berarti motivasi konsumen
merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong konsumen untuk
melakukan pembelian produk sepeda motor Honda. Pengaruh positif ini
nampak pada sebagian besar pernyataan konsumen sepeda motor Honda yang
menyatakan bahwa motor Honda tidak cepat rusak atau awet, bahan bakar irit,
kualitas suku cadangnya terjamin, dan purna jualnya tinggi.
3. Hipotesis kedua (H2) yang menyatakan bahwa persepsi kualitas konsumen
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda di
Kota Semarang terbukti kebenarannya. Hal ini berarti persepsi kualitas
merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong konsumen untuk
melakukan pembelian produk sepeda motor Honda. Konsumen percaya bahwa
berdasarkan evaluasi mereka terhadap kualitas akan dapat membantu dalam
mempertimbangkan produk mana yang akan mereka beli. Pengaruh positif ini
nampak pada sebagian besar pernyataan konsumen sepeda motor Honda yang
menyatakan bahwa mereka memilih untuk membeli sepeda motor Honda
karena merurut mereka Honda memiliki kualitas yang unggul baik dari segi
model, desain, mesin, dan suku cadang.
4. Hipotesis ketiga (H3) yang menyatakan bahwa sikap konsumen berpengaruh
positif terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda di Kota Semarang
terbukti kebenarannya. Hal ini berarti sikap konsumen merupakan salah satu
faktor yang dapat mendorong konsumen untuk melakukan pembelian produk 117
sepeda motor Honda. Pengaruh positif ini nampak pada sebagian besar
pernyataan konsumen sepeda motor Honda yang menyatakan bahwa model
dan varian sepeda motor Honda hampir semuanya dapat diterima dengan baik
oleh masyarakat, warna dan striping yang sesuai dengan selera konsumen, dan
penggunaan bahan bakar yang irit.
5. Variasi keputusan pembelian dijelaskan oleh variabel motivasi konsumen,
persepsi kualitas, dan sikap konsumen sebesar 61,4% sedangkan sisanya
38,6% dijelaskan oleh variabel-variabel atau aspek-aspek lain diluar model.
5.2 Keterbatasan
Penelitian ini juga masih memiliki keterbatasan-keterbatasan. Dengan
keterbatasan ini, diharapkan dapat dijadikan untuk melakukan perbaikan pada
penelitian mendatang. Adapun keterbatasan penelitian ini adalah:
1. Dalam proses pengambilan data primer, penelitian ini menggunakan kuesioner
yang ditujukan kepada responden yang menanyakan pendapatnya tentang
suatu permasalahan. Dalam menjawab aspek-aspek yang ditanyakan,
responden tidak terlepas dari subjektivitas dalam memberikan informasi yang
menjadikan informasi yang didapatkan kurang detail.
2. Keterbatasan lain dalam penelitian ini adalah pada nilai koefisien determinasi
(R2
). Nilai Adjusted R Squre penelitian ini adalah 0,614 yang berarti bahwa
variabel-variabel yang diajukan dalam penelitian ini hanya mampu
menjelaskan variasi keputusan pembelian sebesar 61,4%. Hal ini memberi 118
peluang sebesar 38,6% pada variabel-variabel atau aspek-aspek lain diluar
model penelitian untuk menjelaskan variasi keputusan pembelian.
3. Dalam pengambilan sampel, lokasi penelitian tidak tersebar secara merata di
seluruh Kota Semarang. Hal ini karena pengambilan sampel dilakukan pada
saat peneliti bertemu dengan konsumen sepeda motor Honda. Sehingga
wilayah penelitian hanya berkisar dengan wilayah yang diketahui peneliti.
5.3 Saran
Saran praktis dimunculkan berdasarkan teori-teori yang telah dibangun
dan didasarkan pada hasil penelitian yang diperoleh. Hasil pengujian analisis
dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber tambahan referensi bagi
penelitian selanjutnya dan informasi bagi penyusunan rencana strategis pemasaran
sepeda motor Honda di Indonesia.
5.3.1 Implikasi Kebijakan
Berdasarkan hasil penelitian yang menghasilkan urutan pengaruh proses
pengambilan keputusan pembelian konsumen terhadap sepeda motor Honda yaitu:
motivasi konsumen, sikap konsumen, dan persepsi kualitas. Maka dapat diajukan
beberapa saran kepada PT Astra Honda Motor (AHM) adalah sebagai berikut:
1. Variabel motivasi konsumen memberikan pengaruh terbesar terhadap
keputusan pembelian sepeda motor Honda. Hal ini perlu dipertahankan dan
ditingkatkan oleh perusahaan melihat bahwa indikator yang dipakai dalam
pengukuran variabel ini adalah bersifat kualitas, layanan, dan harga suatu 119
produk. Oleh karenanya tingkatkan kualitas sepeda motor melalui inovasi
yang efektif dan efisien serta melakukan riset pasar pada saat ingin
merencanakan produksi sepeda motor untuk mengetahui tanggapan
masyarakat umum. Berdasarkan jawaban responden, sebagian dari pendapat
responden masih menganggap bahwa ada merek sepeda motor lain yang lebih
berkualitas dan harga yang lebih terjangkau dengan sistem kredit yang lebih
mudah serta layanan yang belum maksimal dari bengkel resmi motor Honda
(AHASS). Maka untuk menghindari konsumen yang akhirnya berpindah ke
sepeda motor merek lain, Honda perlu membuat produk yang lebih berkualitas
yang sesuai dengan daya beli masyarakat dan nyaman dipakai oleh masyarakat
umum, perbanyak jumlah dan tinggikan kualitas layanan bengkel seperti;
pemilihan mekanik yang berpengalaman dan ahli dalam masalah sepeda
motor, harga servis dibuat sekompetitif mungkin dari pesaing, berikan fasilitas
lain di bengkel resmi seperti; ruang tunggu yang nyaman disertai sumber
bacaan gratis, kafetaria, fasilitas teknologi informasi, beserta hiburan lainnya,
dan yang utama disetiap akhir servis berikan tips kepada konsumen mengenai
perawatan dan perbaikan-perbaikan sederhana sepeda motornya dan nantinya
akan memiliki harga purna jual yang tinggi dikarenakan keawetannya tersebut.
2. Variabel sikap konsumen menunjukkan sikap yang nyata terhadap keputusan
pembelian sepeda motor Honda. Oleh karena itu sikap konsumen yang sudah
baik harus terus dipertahankan bahkan ditingkatkan agar kesan masyarakat
secara umum yang bersifat estetika dan kualitas fisik produk terhadap sepeda
motor Honda menjadi semakin positif. Berdasarkan jawaban responden, maka 120
diketahui upaya yang sebaiknya dilakukan oleh Honda untuk meningkatkan
sikap konsumen terhadap sepeda motor Honda adalah dengan menciptakan
lebih banyak varian yang sasaran penggunanya ditujukan untuk kawula muda,
karena sebagian responden berpendapat bahwa motor Honda modelnya kurang
trendy, terlalu kaku, dan cenderung selera orang tua, sehingga semua itu dapat
memberikan dampak positif bagi sepeda motor Honda. Pada akhirnya dapat
disimpulkan sikap konsumen merupakan hal yang berpengaruh dalam proses
pembelian.
3. Terakhir variabel persepsi kualitas juga menunjukkan pengaruh yang nyata
terhadap proses pengambilan keputusan pembelian sepeda motor merek
Honda. Persepsi terhadap kualitas yang tercipta di benak konsumen terbukti
menjadi salah satu daya tarik untuk membeli suatu produk. Berdasarkan
jawaban responden yang didapat, maka dapat diketahui sepeda motor Honda
perlu untuk memperhatikan aspek kualitas produknya ditengah tingginya
persaingan dalam pasar produk sepeda motor. Melalui tanggapan responden
yang didapat, konsumen pada dasarnya menginginkan sepeda motor Honda
yang berkualitas baik dari suku cadang dan mesinnya. Suku cadang (spare
part) sepeda motor Honda yang tidak terjamin kualitasnya sekarang banyak
beredar di bengkel resmi motor Honda (AHASS) ataupun di bengkel tidak
resmi, hal ini menyebabkan sebagian responden mempertanyakan keaslian
dari suku cadang yang akan digunakan. Beberapa hal tersebut perlu
diperhatikan sebagai daya tarik yang akan mempengaruhi keputusan
pembelian. 121
5.3.2 Saran Penelitian yang Akan Datang
Saran-saran yang dapat diajukan untuk penelitian yang akan datang antara
lain meliputi:
1. Penelitian yang akan datang disarankan untuk menambah variabel-variabel
baru yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda
seperti; Program Promosi (Bella, 2009), Citra Merek, Nama Merek, dan Brand
Awareness (Fepria, 2009) sehingga mampu memberikan nilai indeks yang
lebih tinggi serta dapat menghasilkan gambaran yang lebih luas tentang
masalah penelitian yang sedang diteliti.
2. Penelitian mendatang dalam pengambilan sampel dan daerah yang digunakan
untuk menyebarkan kuesioner hendaknya menggunakan objek lokasi
penelitian yang lebih luas dan merata di seluruh Kota Semarang sehingga
wilayah penelitian tidak hanya berkisar dengan wilayah yang diketahui
peneliti.
3. Pengisian kuesioner harus benar-benar dipantau agar tidak ada jawaban yang
kosong dan tidak terjadi kesalahan pengisian serta yang lebih utama adalah
pembuatan butir-butir pertanyaan harus benar-benar diperhatikan agar tidak
terjadi kebingungan responden dalam mengisi dan jawaban yang dihasilkan
dapat merepresentasikan hal-hal yang ditanyakan. 122
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Sri Wahjuni dan I Gde Cahyadi. 2007. Pengaruh Elemen Ekuitas Merek
Terhadap Rasa Percaya Diri Pelanggan di Surabaya atas Keputusan
Pembelian Sepeda Motor Honda. Majalah Ekonomi. Tahun XVII. No. 2.
Agustus. hal. 145 – 156.
Azwar, Saifuddin. 2005. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Bella, Benazhar. 2009. Analisis Pengaruh Faktor Program Promosi, Persepsi
Merek, Motivasi, dan Sikap Konsumen Terhadap Proses Pengambilan
Keputusan Pembelian Sepeda Motor Suzuki di Kota Semarang. Skripsi
Tidak Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
Semarang.
Beti, Dyonisius. 2009. Adu Cepat Dua Pabrikan Jepang. INVESTOR. No. 196/XI
/Oktober.
Chapman, Joe dan Russ Wahlers. 1999. A Revision and Empirical Test of the
Extended Price Perceived Quality Model. Journal of Marketing. p. 53-64.
Dharmmesta, B.S. 1999. Loyalitas Pelanggan: Sebuah Kajian Konseptual sebagai
Panduan bagi Peneliti. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Vol. 14 (3).
hal 73-78.
Durianto, Darmadi, et al. 2004. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset
Ekuitas dan Perilaku Merek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Engel, James F, et al. 1994. Perilaku Konsumen, Jilid 1. Jakarta: Binarupa
Akasara.
Fepria, Reymas Herradi. 2009. Analisis Pengaruh Citra Merek, Persepsi Terhadap
Kualitas, Nama Merek dan Brand Awareness Terhadap Keputusan
Pembelian Sabun Mandi Padat Lifebuoy di Ungaran. Skripsi Tidak
Dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan
Penerbit UNDIP.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit UNDIP.
Handoko, Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia, Edisi
Ketujuh. Yoyakarta: Penerbit BPFE. 123
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metode Penelitian dan Aplikasinya.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Kotler, Phillip. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium, Jakarta: PT Indeks
Kelompok Gramedia.
Kotler, Phillip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Jakarta: PT Indeks
Kelompok Gramedia.
Kotler, Philip dan Garry Amstrong. 1997. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi
Ketiga. Jakarta: Erlangga.
Lindawati. 2005. Analisis Kesadaran Merek, Persepsi Kualitas, dan Asosiasi
Merek dalam Ekstensi Merek pada Produk Merek “Lifebouy” di Surabaya.
Jurnal Sains Pemasaran Indonesia. Vol. 4 (1). hal. 47-70.
Loudon, David L and Albert J. Della Bitta. 2004. Consumer Behavior Concepts
and Appications. Third Edition. Singapore: MC Graw Hill Inc.
Miranti, Ermina. 2004. Prospek Industri Sepeda Motor di Indonesia. Economic
Review Journal. No. 198.
Muafi dan M.I. Effendi. 2001. Mengelola Ekuitas Merek: Upaya Memenangkan
Persaingan di Era Global. EKOBIS. Vol.2. No.3.
Muchsin, Noorhudha, et al. 2002. Analisis Sikap Konsumen dalam Keputusan
Pembelian Sepeda Motor Merek Sanex dan Kanzen di Kota Malang.
Malang. Universitas Brawijaya Malang. http://www.ppsub.ub.ac.id.com.
Diakses tanggal 9 Maret 2010.
Purwanto, Heri. 1999. Pengantar Perilaku Manusia. Jakarta: Kedokteran EGC.
Robbins, Stephen. 2006. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Indeks. Kelompok
Gramedia.
Schiffman, Leon G. dan Lesli Lazar Kanuk. 2000. Consumer Behavior, 7th
Edition. Upper Saddle River. New Jersey: Prentice Hall Inc.
Setiadi, Nugroho J. 2003. Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk
Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta: Prenada Media.
Siagian, S.P. 2006. Manajemen Sumberdaya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sigit, Soehardi. 2002. Pemasaran Praktis, Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE. 124
Simamora, Henry. 2002. Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN.
Sugiono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabet.
Sumarwan, Ujang. 2004. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Supranto, J. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta. Erlangga
Susanto, A.B. 2008. Krisis Loyalitas di Tengah Keterbukaan.
http://www.inilah.com. Diakses Tanggal 12 November 2009.
Sutisna. 2003. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Swasta, Basu dan Hani Handoko. 2000. Manajemen Permasaran Analisis
Perilaku Konsumen. Edisi Kedua. Yogyakarta: Liberty.
Tjiptono, Fandy. 2001. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi
Vranesevic, Thomir. 2000. The Effect of The Brand on Perceived Quality of Food
Product. Britist Food Journal. Vol. 105. No. 11. p. 811-825.
Wahyuni, D.U. 2008. Pengaruh Motivasi, Persepsi, dan Sikap Konsumen terhadap
Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Honda di Surabaya Barat.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 10 (1). hal. 30-37.
Widiyanto, Ibnu. 2008. Pointers Metodologi Penelitian. Semarang: CV Dikalia.
http://www.aisi.or.id. Diakses Tanggal 7 November 2009.
http://www.astra-honda.com. Diakses Tanggal 12 Maret 2010.
http://www.topbrand-award.or.id. Diakses Tanggal 20 Februari 2010.125
LAMPIRAN A
KUESIONER126
LAMPIRAN A
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KONSUMEN, PERSEPSI
KUALITAS, DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA
(Studi pada Konsumen Sepeda Motor Honda di Semarang)
Yth. Bapak/Ibu/Saudara
Pengguna sepeda motor Honda
di Semarang
Dengan hormat,
 Dalam rangka penyusunan skripsi untuk menyelesaikan studi jenjang
Strata 1 (S1) dan sesuai dengan judul dan tema tersebut diatas, maka
memberitahukan bahwa saya akan menyelenggarakan survei penelitian dengan
konsumen atau pengguna sepeda motor Honda di Kota Semarang.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka saya mohon bantuan
Bapak/Ibu/Saudara untuk bersedia mengisi angket sesuai dengan keadaan yang
dialami dan dirasakan. Saya menjamin penuh kerahasiaan informasi yang
Bapak/Ibu/Saudara berikan.
 Kemudian untuk kerjasama dan kesediaannya untuk meluangkan waktu
mengisi angket ini, saya ucapkan banyak terima kasih atas bantuannya. Mudahmudahan bantuan yang Bapak/Ibu/Saudara berikan dapat mendukung
penyelesaian penyusunan skripsi ini. 127
 Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
 Peneliti,
Yan Januar Akbar
DATA RESPONDEN
1. No. Kuesioner : ……………………… (diisi petugas)
2. Nama : ……………………… (boleh tidak diisi)
3. Alamat : ………………………
4. Jenis Kelamin :
 Laki-laki
 Perempuan
5. Umur :
 < 20 tahun 26-30 tahun
20-25 ahun >30 tahun
6. Pekerjaan :
 Mahasiswa/Pelajar
 Pegawai Negeri Sipil
 Pegawai Swasta
 Wiraswasta
 Lainnya (sebutkan) ………………….
7. Pengeluaran per bulan :
< Rp 500.000,00 128
Rp 500.000,00 - Rp 1.000.000,00
 > Rp 1.000.000,00
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
1. Jawablah masing-masing pertanyaan di bawah ini sesuai dengan penilaian
Saudara mengenai “Analisis Pengaruh Motivasi Konsumen, Persepsi
Kualitas, dan Sikap Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda
Motor Honda” (Studi pada Konsumen Sepeda Motor Honda di
Semarang)”.
2. Pilihlah salah satu jawaban dari kelima alternative jawaban yang sesuai
dengan cara memberikan tanda centang (√) pada salah satu kolom jawaban
yang tersedia dan berilah alasan dari jawaban yang Saudara pilih.
3. Keterangan jawaban sebagai berikut:
STS TS N S SS
 STS : Sangat Tidak Setuju
 TS : Tidak Setuju
 N : Netral
 S : Setuju
 SS : Sangat Setuju
DAFTAR PERTANYAAN
A. MOTIVASI KONSUMEN
1. Saya membeli sepeda motor merek Honda karena kualitasnya terjamin.
STS SS 129
Alasan…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………...
2. Menurut saya sepeda motor merek Honda nyaman pemakaiannya.
STS SS
Alasan………………………………………………………………………….
……...………………………………………………………………………….
3. Saya membeli sepeda motor merek Honda karena harga purna jualnya tinggi
dibandingkan dengan merek lain.
STS SS
Alasan…………………………………………………………………………..
…….……………………………………………………………………………
4. Menurut saya harga sepeda motor merek Honda terjangkau oleh masyarakat
STS. SS
Alasan…………………………………………………………………………...
……..……………………………………………………………………………
5. Saya membeli sepeda motor merek Honda karena keberadaan jumlah dan
kualitas bengkel resmi serta mudah dijangkau.
STS SS
Alasan………………………………………………………………………….
……...………………………………………………………………………….
B. PERSEPSI KUALITAS 130
1. Menurut saya produk sepeda motor merek Honda memiliki karakteristik
tambahan yang berbeda dari produk sepeda motor lainnya (bentuk
fisik/desain/warna).
STS SS
Alasan…………………………………………………………………………...
…….…………………………………………………………………………….
2. Menurut saya sepeda motor merek Honda memiliki kemungkinan kecil akan
mengalami kerusakan dalam dikendarai (tidak sering ngadat/macet/rusak).
STS SS
Alasan…………………………………………………………………………..
…….……………………………………………………………………………
3. Menurut saya produk sepeda motor merek Honda memiliki suku cadang yang
berkualitas.
STS SS
Alasan…………………………………………………………………………...
……..……………………………………………………………………………
4. Menurut saya sepeda motor merek Honda memiliki daya tahan yang baik
dibandingkan dengan sepeda motor merek lainnya.
STS SS
Alasan………………………………………………………………………….
……...………………………………………………………………………….
5. Menurut saya sepeda motor merek Honda stabil dalam pemakaiannya.
STS SS
Alasan…………………………………………………………………………...
……..……………………………………………………………………………131
C. SIKAP KONSUMEN
1. Menurut saya model sepeda motor merek Honda bervariasi dan tidak
ketinggalan jaman.
STS SS
Alasan…………………………………………………………………………..
……..……………………………………………………………………………
2. Menurut saya kombinasi warna sepeda motor merek Honda serasi.
STS SS
Alasan…………………………………………………………………………..
…….……………………………………………………………………………
3. Menurut saya striping stiker sepeda motor merek Honda sesuai dengan desain
masa kini.
STS SS
Alasan…………………………………………………………………………..
……..……………………………………………………………………………
4. Menurut saya bahan bakar sepeda motor merek Honda irit.
STS SS
Alasan…………………………………………………………………………..
……..……………………………………………………………………………
5. Menurut saya jenis atau varian sepeda motor Honda banyak dan beragam.
STS SS
Alasan…………………………………………………………………………..
……..……………………………………………………………………………
D. KEPUTUSAN PEMBELIAN 132
1. Menurut saya tidak ada pilihan merek lain untuk membeli sepeda motor
kecuali merek Honda (sepeda motor merek Honda sebagai pilihan terbaik).
STS SS
Alasan………………………………………………………………………….
……...………………………………………………………………………….
2. Semua keluarga membeli dan memiliki sepeda motor merek Honda.
STS SS
Alasan………………………………………………………………………….
……...………………………………………………………………………….
3. Menurut saya informasi tentang kualitas sepeda motor merek Honda sudah
memasyarakat.
STS SS
Alasan………………………………………………………………………….
……...………………………………………………………………………….
4. Menurut saya suku cadang sepeda motor merek Honda mudah didapatkan.
STS SS
Alasan………………………………………………………………………….
……...………………………………………………………………………….
5. Saya tertarik membeli ulang sepeda motor merek Honda karena adanya
pemberian bonus yang menarik.
STS SS
Alasan…………………………………………………………………………...
……..……………………………………………………………………………133
☺ - TERIMA KASIH - ☺
LAMPIRAN B
DATA MENTAH KUESIONER 134
LAMPIRAN B
DATA MENTAH KUESIONER
No Motivasi Konsumen Persepsi Konsumen Sikap Konsumen Keputusan Pembelian
Resp mk1 mk2 mk3 mk4 mk5 Tot pk1 pk2 pk3 pk4 pk5 Tot sk1 sk2 sk3 sk4 sk5 Tot kp1 kp2 kp3 kp4 kp5 Tot
1 4 4 4 4 4 20 4 3 4 4 4 19 4 3 3 4 4 18 4 4 4 4 3 19
2 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 2 4 4 4 18 4 4 4 4 4 20
3 5 5 5 5 5 25 5 4 5 5 5 24 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25
4 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25
5 4 4 5 4 2 19 3 2 4 4 4 17 3 2 2 3 3 13 3 3 4 4 3 17
6 4 5 4 4 5 22 3 3 4 4 4 18 2 4 2 5 2 15 2 4 4 4 4 18
7 5 5 5 4 4 23 4 5 5 5 5 24 4 4 5 5 5 23 4 5 5 5 3 22
8 4 5 4 4 3 20 2 3 4 5 4 18 3 3 3 5 5 19 2 2 3 4 3 14
9 4 5 3 5 4 21 4 3 4 4 4 19 4 4 3 5 5 21 2 4 4 4 3 17
10 3 4 3 5 5 20 4 3 5 3 3 18 5 4 5 5 3 22 5 4 4 3 2 18
11 4 4 4 3 4 19 3 3 3 4 4 17 4 4 4 4 4 20 3 3 4 4 3 17
12 4 3 5 5 5 22 5 5 5 4 5 24 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 4 24
13 5 5 5 3 3 21 3 5 5 3 5 21 5 4 5 5 5 24 3 3 5 5 3 19
14 4 4 4 2 2 16 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 2 18
15 4 4 4 3 4 19 2 4 4 4 4 18 4 4 4 5 4 21 3 2 4 4 2 15
16 3 4 3 3 4 17 4 2 4 2 3 15 5 3 3 5 5 21 3 3 4 4 3 17
17 4 4 2 3 4 17 2 2 3 2 4 13 4 2 2 5 4 17 3 2 4 4 2 15
18 5 4 5 4 5 23 4 3 4 3 3 17 5 5 5 5 4 24 3 5 4 4 4 20
19 5 5 4 3 4 21 3 4 4 4 4 19 4 4 3 5 4 20 4 4 4 4 4 20
20 5 4 4 4 5 22 3 3 4 5 5 20 5 4 4 4 3 20 5 4 4 4 5 22 135
21 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25 5 4 4 5 5 23 5 5 4 4 4 22
22 4 4 5 4 4 21 4 4 4 4 4 20 4 4 4 5 5 22 5 4 4 4 3 20
23 4 5 4 5 5 23 4 4 5 5 5 23 4 4 4 5 4 21 3 4 5 5 4 21
24 4 4 5 4 4 21 4 4 4 5 4 21 4 4 4 4 4 20 3 4 4 5 3 19
25 4 4 4 4 4 20 3 3 4 4 4 18 4 4 4 4 4 20 4 4 5 5 4 22
26 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25
27 5 5 5 5 5 25 4 5 5 5 5 24 4 4 4 4 4 20 4 4 5 5 3 21
28 5 5 5 5 5 25 4 4 5 5 5 23 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 4 24
29 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 3 4 4 3 18
30 4 2 5 4 4 19 2 4 4 4 3 17 2 4 3 5 4 18 2 3 5 4 2 16
31 4 5 5 5 4 23 5 5 5 4 5 24 4 5 4 5 4 22 5 5 4 4 3 21
32 3 4 3 3 4 17 3 3 3 3 3 15 3 4 2 4 3 16 2 2 4 4 2 14
33 4 4 2 4 4 18 4 4 4 4 4 20 2 4 4 4 4 18 2 2 4 4 2 14
34 3 2 4 4 3 16 4 4 4 2 3 17 4 4 3 4 4 19 2 3 3 4 3 15
35 4 4 3 5 4 20 3 4 4 4 4 19 4 4 3 4 3 18 4 4 4 4 3 19
36 5 4 5 5 5 24 3 3 5 3 4 18 4 5 4 5 4 22 4 3 5 5 3 20
37 5 4 2 3 2 16 4 4 5 3 2 18 5 3 2 5 5 20 5 3 5 5 3 21
38 4 4 4 3 4 19 3 3 4 4 4 18 4 4 4 4 4 20 4 5 4 4 2 19
39 5 4 4 3 4 20 3 2 4 3 3 15 3 4 4 5 3 19 3 2 5 4 3 17
40 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25
41 5 5 5 3 3 21 5 3 5 3 3 19 5 5 5 5 5 25 3 3 5 5 3 19
42 5 4 4 4 5 22 3 3 3 4 4 17 4 4 4 5 5 22 4 4 4 4 4 20
43 4 3 4 4 4 19 4 3 4 4 4 19 4 4 4 5 4 21 4 4 4 5 2 19
44 4 4 4 4 4 20 3 3 3 4 4 17 2 3 3 4 2 14 2 2 4 4 3 15
45 5 3 5 5 5 23 4 5 5 5 4 23 4 5 4 3 4 20 3 2 4 5 2 16 136
46 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20
47 4 4 3 3 4 18 4 3 4 4 3 18 4 4 4 4 4 20 3 3 4 4 3 17
48 4 4 4 4 4 20 3 2 3 3 3 14 4 4 3 5 4 20 4 3 4 4 3 18
49 3 5 4 4 5 21 3 4 3 5 5 20 4 4 5 5 5 23 2 3 4 5 3 17
50 4 4 4 4 4 20 4 3 3 3 3 16 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 3 19
51 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25
52 5 5 5 5 5 25 5 5 4 4 5 23 4 4 4 5 4 21 4 4 4 4 4 20
53 5 5 4 4 5 23 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 3 19 3 4 4 4 2 17
54 4 4 4 2 4 18 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 2 18
55 4 5 5 4 5 23 4 4 4 4 4 20 4 4 4 5 4 21 4 5 4 4 4 21
56 4 5 5 2 3 19 5 4 5 5 4 23 5 4 4 5 4 22 5 4 2 3 2 16
57 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 4 24
58 5 5 5 4 5 24 4 5 4 5 5 23 4 4 3 5 3 19 4 3 5 5 3 20
59 4 4 5 3 5 21 3 4 4 3 4 18 4 5 5 5 3 22 3 3 5 5 3 19
60 5 5 5 5 5 25 5 5 5 4 4 23 5 3 3 5 4 20 3 5 4 5 3 20
61 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 3 4 4 3 18
62 4 4 3 4 4 19 3 3 4 3 3 16 4 4 4 4 4 20 3 3 4 4 4 18
63 5 4 4 4 5 22 4 3 5 5 4 21 3 4 3 4 4 18 5 4 5 4 2 20
64 5 4 3 4 4 20 4 3 4 3 4 18 5 4 4 4 3 20 3 5 4 5 2 19
65 4 4 3 3 4 18 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 5 5 4 4 3 21
66 5 4 3 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 3 19
67 4 4 4 4 2 18 4 2 4 2 4 16 4 4 4 5 4 21 2 2 4 4 2 14
68 4 3 4 4 4 19 4 4 4 3 4 19 4 4 4 4 4 20 3 3 4 4 3 17
69 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 3 23
70 4 4 3 3 4 18 5 3 5 5 4 22 5 4 5 3 5 22 3 3 5 5 3 19 137
71 4 4 4 4 3 19 4 4 4 3 4 19 4 4 4 4 4 20 2 2 4 4 2 14
72 5 4 5 3 4 21 3 4 4 5 4 20 4 4 3 4 4 19 2 5 5 5 2 19
73 5 5 5 4 5 24 4 5 4 3 4 20 5 3 3 4 4 19 3 4 5 4 5 21
74 4 4 3 3 3 17 3 3 3 3 3 15 2 3 2 3 4 14 2 3 3 2 3 13
75 5 5 5 5 5 25 4 5 5 5 5 24 3 4 4 5 4 20 5 5 5 5 4 24
76 3 3 3 3 4 16 3 3 4 3 2 15 4 4 3 4 3 18 2 4 4 3 2 15
77 5 5 4 5 5 24 4 5 5 5 5 24 5 4 4 5 4 22 5 5 5 5 3 23
78 4 4 4 4 4 20 3 3 4 4 4 18 4 4 4 4 4 20 4 3 4 4 4 19
79 5 5 4 5 5 24 4 4 5 4 5 22 5 4 4 5 5 23 5 5 4 4 4 22
80 4 4 4 4 4 20 3 4 4 4 4 19 4 4 4 5 4 21 4 5 4 4 3 20
81 5 5 4 4 5 23 4 5 5 4 4 22 5 4 3 5 4 21 4 4 5 5 2 20
82 4 4 4 4 4 20 4 3 4 4 4 19 4 3 4 5 4 20 3 4 4 4 3 18
83 4 4 4 4 5 21 4 4 4 4 4 20 4 4 4 5 4 21 4 4 4 4 4 20
84 4 3 3 3 5 18 3 4 4 4 4 19 3 3 4 3 4 17 3 2 4 4 3 16
85 5 5 5 5 5 25 3 5 3 5 5 21 5 3 5 5 2 20 2 5 5 5 2 19
86 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 4 5 4 21 5 5 4 4 2 20
87 4 4 3 4 5 20 3 4 3 4 3 17 5 4 3 5 4 21 4 5 4 4 3 20
88 4 4 5 3 4 20 3 3 4 3 4 17 4 4 3 4 4 19 4 5 5 3 2 19
89 4 5 3 5 5 22 5 5 5 3 5 23 5 5 5 5 5 25 3 4 5 5 3 20
90 5 5 3 4 5 22 5 4 4 4 4 21 5 5 4 5 4 23 3 3 4 4 3 17
91 5 5 3 4 5 22 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 25 3 4 5 5 3 20
92 4 5 5 3 5 22 5 4 4 4 5 22 5 5 5 3 4 22 4 3 4 3 4 18
93 4 3 4 5 5 21 3 4 5 4 4 20 3 3 4 5 3 18 3 3 4 5 3 18
94 4 4 4 4 4 20 4 3 4 3 4 18 3 4 4 4 4 19 4 3 4 4 4 19
95 4 4 5 3 4 20 3 4 5 5 4 21 3 4 3 5 4 19 3 5 5 4 2 19 138
96 5 4 4 3 5 21 5 3 5 5 4 22 4 4 3 4 3 18 4 5 4 5 2 20
97 5 5 4 4 4 22 4 4 4 4 4 20 4 3 4 5 4 20 2 4 4 4 4 18
98 4 3 4 4 4 19 2 3 4 3 3 15 2 3 3 4 4 16 2 2 4 4 3 15
99 4 4 4 3 4 19 4 3 4 4 4 19 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 2 18
100 4 3 4 4 4 19 4 4 4 4 4 20 4 4 4 5 4 21 4 2 4 4 3 17 139
LAMPIRAN C
TABEL FREKUENSI140
LAMPIRAN C
Tabel Frekuensi
Motivasi Konsumen (X1)
mk1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 6 6.0 6.0 6.0
4 55 55.0 55.0 61.0
5 39 39.0 39.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
mk2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 2 2.0 2.0 2.0
3 9 9.0 9.0 11.0
4 52 52.0 52.0 63.0
5 37 37.0 37.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
mk3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 3 3.0 3.0 3.0
3 18 18.0 18.0 21.0
4 44 44.0 44.0 65.0
5 35 35.0 35.0 100.0
Total 100 100.0 100.0141
Persepsi Kualitas (X2)
mk4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 3 3.0 3.0 3.0
3 24 24.0 24.0 27.0
4 47 47.0 47.0 74.0
5 26 26.0 26.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
mk5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 4 4.0 4.0 4.0
3 7 7.0 7.0 11.0
4 47 47.0 47.0 58.0
5 42 42.0 42.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
pk1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 5 5.0 5.0 5.0
3 29 29.0 29.0 34.0
4 46 46.0 46.0 80.0
5 20 20.0 20.0 100.0
Total 100 100.0 100.0142
pk2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 6 6.0 6.0 6.0
3 31 31.0 31.0 37.0
4 40 40.0 40.0 77.0
5 23 23.0 23.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
pk3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 11 11.0 11.0 11.0
4 56 56.0 56.0 67.0
5 33 33.0 33.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
pk4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 4 4.0 4.0 4.0
3 22 22.0 22.0 26.0
4 46 46.0 46.0 72.0
5 28 28.0 28.0 100.0
Total 100 100.0 100.0143
Sikap Konsumen (X3)
sk2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 3 3.0 3.0 3.0
3 14 14.0 14.0 17.0
4 64 64.0 64.0 81.0
5 19 19.0 19.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
pk5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 2 2.0 2.0 2.0
3 15 15.0 15.0 17.0
4 57 57.0 57.0 74.0
5 26 26.0 26.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
sk1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 6 6.0 6.0 6.0
3 10 10.0 10.0 16.0
4 53 53.0 53.0 69.0
5 31 31.0 31.0 100.0
Total 100 100.0 100.0144
sk3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 6 6.0 6.0 6.0
3 22 22.0 22.0 28.0
4 51 51.0 51.0 79.0
5 21 21.0 21.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
sk4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 3 6 6.0 6.0 6.0
4 37 37.0 37.0 43.0
5 57 57.0 57.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
sk5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 3 3.0 3.0 3.0
3 13 13.0 13.0 16.0
4 60 60.0 60.0 76.0
5 24 24.0 24.0 100.0
Total 100 100.0 100.0145
Keputusan Pembelian (Y)
kp1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 17 17.0 17.0 17.0
3 28 28.0 28.0 45.0
4 33 33.0 33.0 78.0
5 22 22.0 22.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
kp2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 13 13.0 13.0 13.0
3 25 25.0 25.0 38.0
4 33 33.0 33.0 71.0
5 29 29.0 29.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
kp3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 1 1.0 1.0 1.0
3 3 3.0 3.0 4.0
4 63 63.0 63.0 67.0
5 33 33.0 33.0 100.0
Total 100 100.0 100.0146
kp4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 1 1.0 1.0 1.0
3 5 5.0 5.0 6.0
4 59 59.0 59.0 65.0
5 35 35.0 35.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
kp5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 2 26 26.0 26.0 26.0
3 45 45.0 45.0 71.0
4 22 22.0 22.0 93.0
5 7 7.0 7.0 100.0
Total 100 100.0 100.0147
LAMPIRAN D
HASIL UJI VALIDITAS148
LAMPIRAN D
Hasil Uji Validitas
Motivasi Konsumen (X1)
Correlations
mk1 mk2 mk3 mk4 mk5 MK
mk1 Pearson Correlation 1 .495** .372** .312** .340** .699**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .001 .000
N 100 100 100 100 100 100
mk2 Pearson Correlation .495** 1 .259** .256*
.294** .653**
Sig. (2-tailed) .000 .009 .010 .003 .000
N 100 100 100 100 100 100
mk3 Pearson Correlation .372** .259** 1 .278** .231*
.643**
Sig. (2-tailed) .000 .009 .005 .021 .000
N 100 100 100 100 100 100
mk4 Pearson Correlation .312** .256*
.278** 1 .520** .713**
Sig. (2-tailed) .002 .010 .005 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
mk5 Pearson Correlation .340** .294** .231*
.520** 1 .710**
Sig. (2-tailed) .001 .003 .021 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
MK Pearson Correlation .699** .653** .643** .713** .710** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). 149
Persepsi Kualitas (X2)
Correlations
pk1 pk2 pk3 pk4 pk5 PK
pk1 Pearson Correlation 1 .463** .557** .284** .396** .713**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .004 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
pk2 Pearson Correlation .463** 1 .490** .510** .608** .822**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
pk3 Pearson Correlation .557** .490** 1 .383** .401** .722**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
pk4 Pearson Correlation .284** .510** .383** 1 .621** .744**
Sig. (2-tailed) .004 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
pk5 Pearson Correlation .396** .608** .401** .621** 1 .793**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
PK Pearson Correlation .713** .822** .722** .744** .793** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). 150
Sikap Konsumen (X3)
Correlations
sk1 sk2 sk3 sk4 sk5 SK
sk1 Pearson Correlation 1 .392** .512** .296** .421** .768**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .003 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
sk2 Pearson Correlation .392** 1 .606** .233*
.321** .724**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .020 .001 .000
N 100 100 100 100 100 100
sk3 Pearson Correlation .512** .606** 1 .216*
.384** .796**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .031 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
sk4 Pearson Correlation .296** .233*
.216*
1 .270** .536**
Sig. (2-tailed) .003 .020 .031 .007 .000
N 100 100 100 100 100 100
sk5 Pearson Correlation .421** .321** .384** .270** 1 .678**
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .007 .000
N 100 100 100 100 100 100
SK Pearson Correlation .768** .724** .796** .536** .678** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). 151
Keputusan Pembelian (Y)
Correlations
kp1 kp2 kp3 kp4 kp5 KP
kp1 Pearson Correlation 1 .553** .213*
.151 .354** .759**
Sig. (2-tailed) .000 .033 .132 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
kp2 Pearson Correlation .553** 1 .283** .234*
.266** .764**
Sig. (2-tailed) .000 .004 .019 .007 .000
N 100 100 100 100 100 100
kp3 Pearson Correlation .213*
.283** 1 .650** .208*
.597**
Sig. (2-tailed) .033 .004 .000 .038 .000
N 100 100 100 100 100 100
kp4 Pearson Correlation .151 .234*
.650** 1 .177 .550**
Sig. (2-tailed) .132 .019 .000 .079 .000
N 100 100 100 100 100 100
kp5 Pearson Correlation .354** .266** .208*
.177 1 .625**
Sig. (2-tailed) .000 .007 .038 .079 .000
N 100 100 100 100 100 100
KP Pearson Correlation .759** .764** .597** .550** .625** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 100 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). 152
LAMPIRAN E
HASIL UJI RELIABILITAS153
LAMPIRAN E
Hasil Uji Reliabilitas
Motivasi Konsumen (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.708 .716 5
Persepsi Kualitas (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.812 .817 5
Sikap Konsumen (X3)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.747 .742 5154
Keputusan Pembelian (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.675 .691 5155
LAMPIRAN F
HASIL UJI ASUMSI KLASIK156
LAMPIRAN F
Hasil Uji Multikolinearitas
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.865 1.637 -.528 .599
Motivasi Konsumen .447 .103 .403 4.355 .000 .456 2.195
Persepsi Kualitas .216 .094 .228 2.300 .024 .398 2.513
Sikap Konsumen .305 .086 .283 3.561 .001 .620 1.614
Coefficient Correlationsa
Model
Sikap
Konsumen
Motivasi
Konsumen
Persepsi
Kualitas
1 Correlations Sikap Konsumen 1.000 -.150 -.382
Motivasi Konsumen -.150 1.000 -.610
Persepsi Kualitas -.382 -.610 1.000
Covariances Sikap Kunsumen .007 -.001 -.003
Motivasi Konsumen -.001 .011 -.006
Persepsi Kualitas -.003 -.006 .009
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian157
Hasil Uji Heteroskedastisitas 158
Hasil Uji Normalitas 159
LAMPIRAN G
HASIL UJI GOODNESS OF FIT 160
LAMPIRAN G
Hasil Uji F
Hasil Uji t
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 471.459 3 157.153 53.427 .000a
Residual 282.381 96 2.941
Total 753.840 99
a. Predictors: (Constant), Sikap Konsumen, Motivasi Konsumen, Persepsi Kualitas
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -.865 1.637 -.528 .599
Motivasi Konsumen .447 .103 .403 4.355 .000 .456 2.195
Persepsi Kualitas .216 .094 .228 2.300 .024 .398 2.513
Sikap Konsumen .305 .086 .283 3.561 .001 .620 1.614
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .791a
.625 .614 1.715 1.771
a. Predictors: (Constant), Sikap Konsumen, Motivasi Konsumen, Persepsi Kualitas
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Downloads Files aslinya yang suda tertata rapi dalam pengetikan dengan format PDF
http://adf.ly/QpbE9
ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KONSUMEN, PERSEPSI KUALITAS, DAN SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA ANALISIS PENGARUH MOTIVASI  KONSUMEN, PERSEPSI KUALITAS, DAN  SIKAP KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN  PEMBELIAN SEPEDA MOTOR HONDA Reviewed by blogger fc on 08.08 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.